Keberangkatan

Sudah tiba hari dimana Angela berangkat ke Akademi Sihir. Semua telah dipersiapkan dari pakaian, buku, alat rias hingga perlengkapan kesehatannya. Sebenarnya Angela merasa penyakit Sofia yang takut akan keramaian itu tak akan ia rasakan, karena pada dasarnya itu merupakan penyakit dalam jiwa. Sekarang yang menempati tubuh ini bukanlah Jiwa Sofia lagi melainkan Angela. Hanya saja untuk berjaga-jaga ia tetap membawa obat jikalau ternyata hipotesisnya salah. Walapun ia lulus dokter sekalipun, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.

"Nona, waktunya sarapan." Suara kepala pelayan tersedengar dari balik pintu.

Angela pun berjalan menuju ruang makan diikuti Lia di belakang. Ia berjalan lebih pelan dari biasanya untuk melihat segala pemandangan yang dilewati, seperti yang kalian tau Angela akan berangkat dan tidak tahu kapan ia akan bisa pulang kemari lagi. Mungkin akhir tahun, tapi itu sangat lama dan pasti rasa rindu akan menyergap terlebih dahulu.

"Selamat pagi Ibu Ayah." Angela menyapa kedua orangtuanya dengan senyuman yang lembut.

"Kemari duduk di sini sayang." Albert duduk di ujung meja yang memang disediakan untuk kepala keluarga dan Lucia duduk pada bagian samping kanan. Biasanya Angela akan duduk di sebrang Lucia tapi kali ini ibunya meminta untuk duduk bersebelahan.

"Baik bu."

Sesaat setelah Angela duduk, makanan disediakan. Hari ini menu makanan yang tersedia adalah kesuakaan Angela. Mulai dari Sup daging, Kue Coklat dan minuman es. Perasaan hangat menyentuh hati Angela, ia sekarang sangatlah bersyukur menjadi Sofia. Memiliki orangtua yang menyayangi dan memperhatikannya, lingkungan yang tidak ada diskriminasi, dan juga pelayan setia. Jika dibangingkan dengan dirinya yang dulu semua ini seratus delapan puluh derajat sangatlah berbeda.

Terimakasih Tuhan.

"Apa semua Barangmu sudah siap?" Dalbert bertanya pada Angela.

"Semua telah disiapkan ayah. Ah, aku ingin membawa satu barang tapi apa aku tidak tau apakah Ayah akan mengijinkannya."

"Apa itu?"

"Aku ingin membawa tongkat sihir yang ayah pakai dulu saat belajar di akademi..."

Pada dasarnya seorang penyihir di dunia ini dibagi menjadi lima tingkat, mereka yang belum dibangkitkan sihirnya merupakan level satu. Level dua adalah mereka yang sihirnya sudang bangkit tapi tidak bisa menggunakannya. Level tiga bagi mereka yang sudah bangkit dan dapat menggunakan sihir tetapi masih membutuhkan bantuan benda seperti tongkat sihir. Kemudian level empat merupakan penyihir yang tidak perlu lagi menggunakan tongkat ketika menggunakan sihir. Dan yang level lima penyihir dengan fisik, mental, otak, dan sihirnya sudah pada tingakat tinggi. Biasanya bagi mereka yang bisa sampai level empat hanyalah para bangsawan dan yang bisa mencapai level lima hanyalah keluarga kerajaan.

Sofia masih termasuk pada level dua, tapi ketika ia masuk akademi maka levelnya akan naik menjadi level tiga. Tokoh utama Bella di dalam novel tidaklah termasuk kedalam semua level itu, ia termasuk pada level yang tidak diketahui dalam artian besar kekuatannya tidaklah masuk akal lagi bagi para penghuni dunia ini. Bisa dibilang seperti kekuatan para dewa. Tokoh utama memang selalu berbeda.

"Kami memang sudah berencana untuk memberikan tongkat itu padamu." Ujar Lucia masuk pada obrolan ayah dan anak.

"Benarkah?" Mata Angela berkaca-kaca. Angela sekarang memang sudah terikat perasaan dengan kedua orang yang ada di hadapannya ini. Dan Angela berjanji akan menjaga Ayah dan Ibunya dengan baik.

"Itu Benar. Bawalah tongkat itu dan gunakan dengan benar." Kata Dalbert.

Angela sempat membaca di dalam buku bahwa ketika penyihir menggunakan tongkat yang pernah dipakai orangtuanya maka penyihir itu akan lekas naik level. Info ini sebenarnya sudah diketahui semua orang, hanya saja yang dapat melaksanakannya cuman kelarga tertentu termasuk keluarga Baron Greenwich ini. Dulu ketika Albert diberikan gelar, ia juga diberikan hadiah dari Raja berupa tongkat sihir abadi. Tongkat ini berbeda dari tongkat yang beredar luas di luar sana. Tongkat yang berdar di halayak umum ketika sudah digunakan maka tidak akan bertahan lama, kasus yang paling lama pernah terjadi adalah tiga tahun maka dari itu mereka yang menggunakan tongkat biasa harus mengganti tongkatnya selama tiga tahun sekali. Sedangkan tongkat sihir abadi tidak akan pernah rusak, biasanya tongkat ini hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan dan keluarga bangsawaan yang mendapat kepercayaan dari raja itu sendiri. Ayahnya termasuk yang dipercaya oleh Raja.

Albert adalah orang yang sangat pintar dan juga kuat. Ia banyak sekali memberikan partisipasi dalam segala bidang untuk memajukan kerajaan dan kemakmuran masyarakat. Raja sempat ingin memberika Albert gelar Duke yang merupakan gelar tertinggi setelah pangeran dan putri, tetapi ditolak olehnya karena Albert melakukan semua itu memang bukan untuk mendapatkan gelar. Tetapi berhubung menolak hadiah Raja bukanlah tindakan sopan maka Dalbert menegosiasi dengan meminta gelar Baron yaitu gelar tingakat paling bahwa dari lima tingkat gelar bangsawan. Jadilah sekarang ia memiliki gelar Baron Greenwich.

"Terimakasih Ayah Ibu." Angela tersenyum dengan hangat kearah kedua orangtuanya. Sungguh ia sangatlah bersyukur.

***

Dalbert, Lucia dan Angela berserta seluruh pelayan telah berkumpul di depan rumah mereka. Terlihat sebuah kereta dengan dua ekor kuda didepannya siap untuk diberngkatkan. Seorang laki-laki muda berdiri di dekat kuda dengan tas kecil bawaannya, ia lah yang akan mengendarai kereta Angela sampai ke Akademi nantinya. Rasa berdebar akan menempuh perjalanan baru dan juga sedih ketika Angela tau ia akan meninggalkan orang yang ia sayangi bercampur menjadi satu di relung hatinya. Angela tidak percaya akan merasakan hal ini lagi. Terakhir kali ia merasakan perasaan ini adalah ketika ia pergi ke Amerima untuk kuliah dan harus meninggalkan mantan kekasihnya itu dalam jangka waktu yang lama.

"Ayah ibu aku berangkat." Angela melangkah kedapan dan memeluk kedua orangtuanya dengan erat. Beberapa kecupanpun ia berikan walaupun Angela harus menanggung rasa malunya. Tapi melihat raut bahagia dari orangtuanya membuat ia sanggup untuk menahan rasa malu itu.

"Hati-hati dijalan. Jika kau sudah tidak sanggup minta pengendara kereta untuk berhenti lalu cari tempat peristirahatan. Dan ingat selalu kirimkan surat seminggu sekali kepada kami, kalau ada masalah jangan sungkan untuk bercerita. Ibu dan ayah akan selalu membantu segala masalahmu." Lucia berbicara panjang lebar sembari menatap wajah Angela dengan butiran air mata pada kedua pipinya.

"Jangan lupa untuk selalu membeli obatmu kalau sudah habis." Kata Dalbert dengan singkat. Begitulah laki-laki, mereka susah untuk memperlihatkan perasaannya. Tapi yang pasti Angela tau walaupun perkataan ayahnya itu singkat masihlah mengandung seribu makna di dalamnya.

"Aku akan selalu mengingat perkataan kalian. Ayah dan ibu juga harus jaga kesehatan, jangan lupa untuk selalu makan dan jangan terlalu memaksa untuk bekerja terus setiap harinya."

Angela berbalik dan masuk perlahan ke dalam kereta. Di jendela ia melambai kearah semua orang, Angela akan berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengecewakan orang-orang yang telah menyayanginya.

Ternyata tidak buruk juga untuk ditransmigasi kedalam sebuah novel.

Terpopuler

Comments

RHerson

RHerson

neneng hadir thooooooor moga seruuuuuu,,,,, mangaaaat thoooooor💪💪💪💪

2021-07-30

3

gk punya nama

gk punya nama

jdi ingt disney sofia

2021-04-07

1

🐱oNcHy😘

🐱oNcHy😘

bagaimn nasib tubuh anggela....????

2020-10-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!