"Sofia?"
"N-Nona... Apa anda sudah ingat?" Lia bertanya dengan ragu-ragu.
Sofia tersenyum ketika melihat kekhawatiran yang diberikan Lia kepadanya, "Ya... Maafkan aku, sepertinya tadi aku sedang tidak fokus hehe."
"Syukurlah, kira saya anda sedang sakit."
Sekarang Angela sadar kalau ia bukanlah dirinya lagi, tetapi ia menjadi seorang Sofia. Tokoh dari novel "True Love" yang menceritakan seorang anak perempuan Duke bernama Bella yang kemudian bertunangan dengan pangeran mahkota Devian. Ketika di akademi, kepala sekolah baru sadar kalau Bella ternyata memiliki kekuatan yang tidak biasa. Ia dapat meyembuhkan sekelompok orang sekaligus ia seorang healer angle dimana kekuatan ini hanya muncul 1000 tahun sekali. Mulai dari situlah kisah Bella dan Devian dimulai.
Kalian pasti bertanya apa peranan dari Sofia. Sebenarnya Sofia yang diceritakan dalam novel tersebut hanya datang ke pesta perjamuan yang diadakan di istana. Ia sekedar muncul dalam satu paragraf dengan dialog perkenalan dan meminta ijin pulang pada Bella dan Devian karena alasan kesehatan. Sofia memang dikenal sebagai seorang putri yang sakit-sakitan, padahal yang sebenarnya ia hanya tidak tahan berada di kerumunan orang banyak. Rasa sesak dan pusing akan menyerangnya jikalau Sofia telalu lama di tempat keramaian, alasan inilah yang membuatnya harus pulang lebih cepat. walaupun kelakuannya seperti itu tidak baik bagi nona muda apalagi bagi masyarakat sosial atas, tapi ayah dan ibunya tidak mempermasalahkan hal tersebut sehingga sekali diundang pada perjamuan Sofia pasti jadi orang pertama yang akan pulang terlebih dahulu.
"Saya akan memberitahu pada tuan dan nonya kalau nona sudah bangun, saya permisi sebentar." Lia mebungkuk kemudian berbalik pergi meninggalkan kamar.
"Mengapa nasibku malah menjadi seperti ini."
Brak!
Pintu terbuka dengan keras dan masuklah orangtua Sofia. Ibu Sofia bernama Lucia berambut coklat dan mata berwana hijau memberi kesan elegan yang indah, sedangkan ayahnya Dalbert bergelar Baron Greenwich memiliki rambut emas dan mata biru terang sifat mereka berdua sangatlah berbeda. Ibu Sofia bersifat ceria bagaikan bunga warna-warni, sedangkan ayahnya sangat serius dan pendiam. Angela langsung setuju Sofia memanglah anak mereka. Bagaimana tidak, Sofia sendiri memiliki rambut emas dan mata hijau terang yang merupakan gabungan anatara rambut ayahnya dan mata ibunya. Ah sekarang Angela lah yang menjadi anak mereka.
"Sayang? Apa kau baik-baik saja?" Lucia bertanya kepada anaknya sembari memegang bahu Sofia dengan khawatir.
"Kami langsung pulang dari perjamuan istana ketika mendengar kau terbentur dan jatuh pingsan." Ucap Dalbert.
Diperhatikan seperti ini merupakan kejadian yang tidak familiar bagi Angela. Sudah lama Angela tidak merasakan ada orang yang memberikan perhatian dan juga kasih sayang setelah orangtuanya meninggal.
"Maaf sudah membuat ayah dan ibu khawatir. Tenanglah, aku baik-baik saja."
"Benarkah? Ibu sangat khawatir. Kau hanya sedikit terbentur saja sudah pingsan bagaimana nanti pada saat di Akademi. Ah.. memikirkannya saja ibu sudah pusing." Lucia memgang kepalanya sembari menggerutu.
"Akademi?"
"Kenapa sayang? Kau tidak ingat? Minggu depan kau sudah harus masuk Akademi sihir agar kemampuanmu lebih terlatih. Tapi bagaimana ini, Ibu sangat khawatir untuk melepaskanmu. Dalbert, apa kita batalkan saja keberangkatannya?"
Angela baru mengingat hal ini. Sesuai dengan ingatan yang diperlihatkan tadi, Sofia akan pergi ke Akademi dan belajar disana. Ia begitu bersemangat ketika mendengar akan pergi untuk bersekolah di Akademi. Sofia memang sangat suka untuk belajar dan menemukan hal baru, tidak heran hobinya setiap saat adalah membaca buku.
Sebenarnya Angela tidak begitu tertarik untuk berasekolah lagi. Karena mengingat dirinya yang sudah kuliah mati-matian di Amerika malah dicampakkan oleh keksih sendiri. Tapi kalau ia tidak sekolah apa yang harus ia lakukan, setidaknya dengan berangkat ke Akademi Angela memiliki kegiatan yang dilakukan daripada berdiam diri saja.
"Aku mohon jangan dibatalkan ayah... Ibu... Aku tetap bisa masuk ke Akademi, aku sanggup."
"Sayang jangan seperti itu. Kau sudah tau bukan, betapa semangatnya Sofia ketika mendengar ia akan berangkat ke akademi." Dalbelrt melembut suara dan menepuk kepala istrinya pelan dengan maksud agar Lucia mengerti.
"Tapi sayang.." Lucia ingin kembali bersikeras tetapi di potong langsung oleh Dalbert.
"Sayang kau mau anak kita tidak memiliki teman sama sekali karena selalu dikurung di rumah?"
Lucia menundukkan kepalanya dengan sedih dan berkata, "Tidak.."
"Ibu.. Aku mohon tidak perlu khawatir. Kalau ibu khawatir aku akan menuliskan surat setiap seminggu sekali kepada kalian. Aku akan menulis dengan detail apa saja yang terjadi pada diriku saat di Akademi." Angela mencoba meyakinkan Lucia dengan memegang kedua tangannya dan menatap matanya dengan pandangan yang meyakinkan.
Lucia menghela nafas dan menatap anaknya dengan pandangan lembut seorang ibu, "Baiklah. Tapi ingat janjimu tadi, kirim surat seminggu sekali dan ditulis dengan detail."
"Baiklah ibu."
"Sekarang biarkan Sofia makan dan kembali beristirahat." Ujar Dalbert.
"Lia, tolong siapkan makanan untuk Sofia. Makanannya bawa saja ke kamar tidak perlu di meja makan. Biar aku dan suamiku saja yang makan di meja makan."
"Baiklah nyonya."
***
Keseharian Angela sebagai Sofia sangatlah menanangkan. Setiap hari ia selalu diurus oleh Lia, seperti mandi, menyiapkan baju, merias muka, menata rambut dan lain sebagainya. Angela baru menyadari ternyata begitu menyenangkannya kalau punya pelayan. Jikalau tahu seperti ini, dikehidupan sebelumnya lebih baik Angela menyewa seorang pembantu. Seperti biasa, penyesalan selalu datang terakhir.
Karena ingat Sofia yang diperlihatkan masih samar-samar, Angela memutuskan untuk kembali melihat sekitar dan mencoba untuk membaca ulang semua buku yang pernah Sofia baca. Yah sebenarnya tidak semuanya, hanya bagian-bagian yang tidak ia ingat.
Sekarang Angela duduk di taman sembari membaca sebuah buku. Kehidupannya sekarang begitu menenagkan. Tidak ada permusuhan, masalah, perang, dan sebagainya. Hal ini membuat Angela Khawatir. Kalian tahu suasana sekarang ini terlalu damai, sepertinus di masa depan akan ada badai yang besar menimpa.
"Semoga saja tidak."
"Ada apa nona?" tanya Lia yang berdiri disebelahnya.
"Tidak ada. Lia aku ingin bertanya."
"Saya akan menjawab semampu saya nona."
"Apa kau akan ikut ke akademi denganku nanti?"
"Sepertinya anda belum tau. Di akademi tidak diperbolehkan pelayan mapun pengawal masuk ke area sana."
"Kenapa?"
"Semua itu untuk membantu para murid menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, walaupun begitu sistem pangkat gelar masih berlaku. Dan nona tidak perlu khawatir, keamaan di akademi sangat terjamin."
Angela baru sadar sekarang mengapa ibunya begitu khawatir. Pada saat di akademi tidak boleh ada seorang pun yang ikut campur dan artinya saat kalian masuk maka kalian sudah terputus pada koneksi kekuasaan keluarga kalian.
"Tapi mengapa sistem gelar masih ditetapkan?"
"Di akademi ada perbedaan kualitas asrama dan wilayah. Bagi mereka yang memiliki gelar keluarga lebih tinggi maka mendapatkan sarana dan prasarana yang lebih bagus dari pada anak lainnya. Selain itu wilayah asrama dan kantin bagi para bangsawaan dan rakyat biasa juga dipisah."
"Ternyata begitu."
Mendengar penjelasan Lia membuat Angela semakin bersemangat untuk ke Akademi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Sumarlia Merpati Ratu
Coba kulanjut ya 😉
2022-11-05
0
Lady Red
semangat yee
2022-01-16
1
AYU DANI
baru mampir
2021-10-11
3