Upacara Penerimaan Murid Baru

Cahaya masuk dari celah jendela kamar Angela. kemarin ketika ia masuk dan memperlihatkan surat tanda terima Akademi sihir, Angela langsung dibawa ke kamar ini. Dan ia sangat menyukai hasilnya. Ternyata sebelum memasuki Akademi mereka dari kalangan bangsawan dapat memberi arahan desin kamar masing-masing. Sofia yang dulu membuat desinnya sendiri sembari membaca beberapa buku untuk dijadikan refrensi dan Angela tidak menyangka hasilnya akan seunik dan sebagus ini.

Aku harus segera bersiap-siap

Berbagai macam alat rias sudah teletak di atas meja rias Angela. Akan tetapi Angela hanya memakai pemerah bibir saja, dia dari dulu memang tidak suka sesuatu yang ribet. Beruntung wajah putih Sofia memang halus dan juga bersih, sehingga tidak perlu dipoles sana sini untuk dipercantik. Dengan dandanan sederhana sperti ini pun Sofia sudah sangat cantik.

Tokoh di novel memang berbeda. Coba saja di kehidupanku dulu juga memiliki kulit seperti ini. Maka aku tidak perlu membeli kosmetik dan skincare yang mahal-mahal itu.

Sekali lagi Angela mengecek dirinya pada pantulan cermin. Apakah masih ada bagian-bagian yang kurang enak untuk dipandang.

"Bagus. Ayo berangkat."

Di lorong menuju aula terdapat segerombolan siswa siswi dengan berbagai macam latar belakang. Seluruhnya berkumpul duduk di Aula dan pada bagian tengahnya terdapat sebuah panggung besar, di sanalah diadakannya tes elemen sihir. Seorang kakek tua berjanggut tiba-tiba muncul di tengah panggung.

"Selamat datang murid baru. Namaku Oxford, aku adalah kepala sekolah kalian. Bagi kalian yang belum membaca peraturan sekolah silahkan untuk segera membacanya. Dan.... hmmm bersenang-senanglah di sini. Sekaian dan Terimakasih"

Pendek sekali penyambutannya. Itu Devian!!

"Selamat Pagi. Aku Devian. Aku ketua dewan siswa di Akademi ini. Bagi kalian yang masih tidak mengerti dengan segala kegiatan maupun peraturan yang ada silahkan bertanya padaku dan anggota dewan lainnya." Memiliki postur tubuh tinggi dengan rambut hitam legam mata hazel yang dapat membuat semua wanita meleleh hanya melihat ketampanannya itu. Memang karakter utama laki-laki tidak pernah mengecewakan, mereka pasti dikaruniai dengan kesempurnaan.

Terdengar bisikan-bisikan para wanita yang mengagumi ketampanan Devian. Angela merasa terganggu akan hal itu, apa mereka selalu jatuh semudah itu. Yah walaupun sebenarnya Angela juga menyukai pria tampan, tapi bukan menjadi sebuah pembenaran ia akan langsung jatuh cinta kan. Mungkin.

Aahh Lupakan.

"Sekarang kita akan memulai melakukan tes elemen sihir. Silahkan kalian yang namanya dipanggil untuk maju ke depan panggung."

Bola kristal diletakkan di tengah panggung dan terdapat seorang guru menunggu di dekat bola dan satu guru lagi bertugas untuk mencatat serta memanggil murid yang menjadi gilirannya. Satu persatu maju dan mereka semua mengetahui elemen apa yang mereka miliki.

Ketika seseorang menyentuh bola kristal, maka bola itu akan bercahaya sesuai dengan elemennya yaitu putih untuk elemen cahaya, hitam, hijau untuk elemen tumbuhan, biru untuk air, ungu untuk angin dan merah untuk api. Yang paling menarik perhatian Angela adalah mereka dari kaum rakyat biasa. Ternyata tidak hanya sarana dan prasarana yang membedakan kaum bangsawaan dan tidak, dari segi kekuatan sihir pun berbeda. Saat para bangsawaan yang menyetuh bola itu, cahaya yang keluar lebih terang dari mereka yang dari kaum rakyat biasa.

"Sofia Mandeville."

Ketika nama Sofia disebut, dia dapat mendengar beberapa bisikan yang di arahkan kepadanya.

"Dia dari keluarga Baron Greenwich."

"Itu anak yang sering sakit kan. Kenapa dia bisa masuk kesini?"

"Kasihan sekali, kabarnya dia selalu sakit-sakitan makanya jarang ke perjamuan istana maupaun acara pesta teh."

"Anak yang malang."

Hey hey hey aku tidak selemah itu juga.

Walapun sekarang tidak dapat dipungkiri rasa pusing sudah merayap ke kepalanya. Ternyata hipotesis Angela salah, tubuh Sofia masih merasa pusing dan sesak ketika berada di tengah keramaian. Langkah Angela pun sudah mulai terasa berat untuk melangkah ke tengah panggung. Dia bergumam di dalam kepalanya untuk tidak jatuh pingsan sebelum melihat kejadian bersejarah Bella itu.

"Silahkan sentuh Bola kristal ini nona."

"Baik."

Tangan Angela meyentuh bola kristal itu. Sekajab mata keluar cahaya berwarna hijau yang sangat terang hampir memenuhi sebagian dari aula. Banyak dari penonton yang takjub melihat cahaya yang dikeluarkan oleh bola kristal itu.

Apa Sofia sekuat ini? Perasaanku tidak ada dijelaskan di dalam nov- aah.. ini.. aku ingat

Angela baru mengingat ada satu paragraf dimana seseorang juga mengeluarkan cahaya yang terang ketika melakukan tes, tapi tidak disebutkan siapa orang itu. Ternyata Sofia lah orangnya.

"Elemenmu adalah tumbuhan. Silahkan kembali lagi."

"Terimakasih." Angela kembali berjalan menuju tempat duduknya. Kepalanya sekarang sudah semakin pusing, ditambah lagi sekarang ia menjadi pusat perhatian semua orang.

Beberapa langkah lagi Angela akan sampai ke tempat duduknya, tetapi karena penglihatannya yang sudah mulai buram membuat dia tersandung. Angela mencoba untuk meraih apapun yang ada di sekeliling agar menahan tubuhnya tidak terjatuh ke lantai. Bukan benda yang ia rasakan melainkan sebuah tangan yang besar dan juga rasa hangat langsung mengalir ke seluruh tubuhnya. Sama dengan kejadian sebelumnya, rasa pusing langsung hilang begitu saja.

Perlahan Angela melihat kesumber penyelamatnya itu. Dia dapat melihat seseorang pria berambut emas sedang duduk santai dengan tangan yang menjulur membantu Angela. Kejadian itu membuat mereka menjadi pusat perhatian dari segala arah.

Si rambut emas?!

"Apa kau selalu selemah ini?" Mata tajamnya menusuk ke arah Angela.

Rasa gugup menghampirinya dan ia menunduk meminta maaf, "M-Maaf."

"Samapai kapan kau akan terus memegang tanganku?"

Tersadar dengan perkataannya, Angela pun langsung melepaskan pegangan pada tangannya.

"Terimakasih telah membatuku berapa kali ini."

Tanpa menghiraukan ucapan terimakasih dari Angela, Pria itu berkata, "Cepat kembali ke tempat dudukmu."

"Baik."

Dengan cepat Angela langsung menuju tempat duduknya dengan wajah yang sudah memerah karena malu. Dia tidak percaya akan bertemu orang yang telah menyelematkannya. Ternyata Pria itu juga murid baru di sini, tapi jika dipikir lagi. Dengan tingkat sihir yang ia miliki, seharus dia tidak perlu bersekolah di Akademi lagi. Bagaimana tidak, kekuatan sekuat itu seharusnya sudah dimiliki seseorang dengan pangkat raja maupun sihir agung. Sihir agung adalah mereka yang memiliki kekuatan di atas rata-rata, Mungkin tidak sekuat kekuatan Bella tapi hanya beda sebelas dua belas saja. Dan Jumlah mereka pun berjumlah sepuluh di dunia ini. Biasanya yang bisa menjadi sihir agung cuman dari kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan. Di kerjaan Aston ini yang menjadi sihir agung adalah kepala sekolah di Akamdemi tempat Angela belajar.

Berbeda dengan kerajaan lain. Ada dari mereka yang memiliki sihir agung dan ada juga yang tidak.

"Siapa dia sebenarnya?" Ujar Angela sembari melihat kearah pria berambut emas itu.

Terpopuler

Comments

Nadin Kabir

Nadin Kabir

nangis banget

2021-08-26

1

Yuni latte

Yuni latte

calon tunangan mu an hihihi

2020-12-19

5

Alan Andreva

Alan Andreva

msh lanjut

2020-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!