Saat jam makan siang tiba sesuai dengan janji yang sudah dia setujui, Liam menunggu kedatangan laki-laki yang beberapa tahun yang lalu menjadi rekan bisnisnya itu, Liam bahkan memesan tempat khusus untuk acara makan siang sebagai awal pertemuan mereka kembali, jika memang John ingin kembali mengajaknya bekerjasama maka ini adalah sebagai yang sangat bagus baginya.
Saat tengah menunggu kedatangan laki-laki itu Liam mendapatkan panggilan telepon dari Kaluna, dia langsung meraih ponsel miliknya yang terletak tepat di depannya di atas meja.
Liam membawa benda itu ke depan wajahnya, dan langsung menggeser tombol hijau, untuk menjawab panggilan itu.
"Halo, sayang."
"Halo bi, Kamu pulang cepat ya hari ini." pinta Kaluna di seberang telpon."
"Memangnya ada apa sayang?"
"Ini, tadi mama tadi nelpon katanya dia mau datang sama papa,."
"Emmmm, baiklah, akan aku usahakan untuk menyelesaikan semua pekerjaanku dengan cepat." jawab Liam sambil tatapanya tidak lepas dari wajah sang istri karena saat ini mereka melakukan penggilan melalui video.
Mendengar itu Kaluna tersenyum.
"Kamu lagi di luar ?"
"Iya, ini aku ada janji dengan orang yang pernah bekerja sama denganku dulu sayang"
"Siap?"
"Apa aku ingat Taun John" Liam berusaha mengingatkan Kaluna pada orang itu karena di masih ingat jika pertemuannya dengan Taun Jon, Kaluna juga ada waktu itu.
Kaluna yang mendengar nama itu yang terdengar tidak asing baginya, ia nampak berfikir, sepetinya dia berusaha mengingat, orang yang di maksud suaminya.
"Tidak ingat?" tanya Liam
"Ah aku ingat, yang waktu itu kan saat kita bulan madu?"
"Iya, kamu betul sekali sayang, itu orangnya, dia ingin mengajak aku bekerja sama lagi, aku cukup heran karena sudah bertahun-tahun sejak kerja sama kami berakhir dan sekarang dia datang kembali untuk menawarkannya.
Kaluna mendengarkan dengan baik ucapan suaminya, tentang orang itu, sambil tatapan tetap fokus pada wajah yang memenuhi layar ponselnya itu.
""Bi, kamu sendang tidak di kantor ?"
"Iya, aku melakukan pertemuannya di luar sambil mengajak Tuan John makan siang."
"Seperti itu, ya sudah aku tutup telponnya ya."
Panggilan itu pun berakhir.
Bersamaan dengan itu pintu ruangan yang di pesan khusus untuk Liam untuk melakukan pertemuan dengan rekan bisnisnya beberapa tahun lalu telihat terbuka dan di sana dia bisa melihat laki-laki itu masuk ditemani asistennya dan mulai melangkah masuk mendekati dirinya.
Dia adalah John Aleczander's
Liam langsung berdiri menyambut kedatangannya dan dua telapak tangan itu saling bertemu.
"Apa kabar Tuan Liam."
Liam belum menjawab sapaan itu, dia sibuk menatap laki-laki itu, menelisik dengan baik wajah yang sudah mulai terlihat berubah seiring bertambahnya usia mereka dan Liam seolah menemukan hal lain disana.
***
"Jadi kapan kamu akan kembali ke Indonesia ?"
"Apa kak Alyssa merindukanku?"
"Bukan, hanya saja aku tidak punya model yang bagus untuk mengenakan gaun rancangan terbaruku dan tidak perlu aku bayar," ucap Alyssa sambil terkekeh, yang hanya bercanda dengan ucapannya.
Dia yang saat ini berada di dalam kamar miliknya dan sendang melakukan panggilan video dengan Elif.
"Maaf aku hanya bercanda," ucapnya cepat saat melihat wajah cemberut Elif.
"Kalau begitu aku tidak akan pulang, aku mau memulai karier ku saja disini."
"Kamu yakin?, Jika kamu tetap di sana maka jangan salahkan aku jika aku mengambil Mama dan Papa dari mu." Alyssa tertawa lepas setelah mengatakan itu dan kembali membaut wajah Elif terlihat tidak baik-baik saja.
Ya, saat ini Elif sudah selesai dengan kompetisi yang ia ikuti beberapa pekan lalu dan orang -orang yang dia cintai tentu saja ikut menyaksikannya, meskipun namanya tidak keluar menjadi pemenang, tapi Elif tetap bersyukur karena bisa mewakili negaranya di ajang itu.
Mengenai penundaannya kembali ke negaranya, itu dikarenakan ada beberapa kegiatan yang harus dia selesaikan terlebih dahulu dan mungkin jika semua rangakaian kegiatan telah selesai dia akan langsung pulang.
"Ok, mungkin kak Alyssa bisa melakukan itu sama Mama, tapi sama Papa ngak akan pernah, karena Papa cuman sayang sama aku." Elif membalas ucapan Alyssa, yang semakin membaut bibirnya mengerut.
Apa yang baru di katakan oleh Elif, bukan tanpa alasan, karena di bandingkan dengan Mamanya Elif lebih suka bermanja dengan Papanya berbeda dengan Alyssa yang begitu dimanjakan oleh Kaluna.
Hingga panggilan itu berakhir hanya membahas masalah perebutan kasih sayang orang tua mereka.
****
Setelah melakukan panggilan dengan Elif, Alyssa memutuskan ke bawah, untuk membatu Kaluna menyiapkan makan malam. ya meskipun di rumah itu sudah ada pelayan yang akan mengerjakannya tapi tetap saja baik Kaluna dan Alyssa tetap membantu menyiapkan semuanya.
Lantai bawah nampak sepi tidak ada siapapun, untuk itu Alyssa melangkahkan kaki menuju dapur jika jam seperti ini mamanya berada di dapur untuk menyiapkan makan malam, membuatku para pelayan.
"Hai sayang, kau sudah selesai menelpon dengan adikmu?" tanya Kaluna saat melihat keberadaan sang putri, wanita paruh baya itulah memang mengetahui jika Alyssa sedang melukai panggilan dengan Elif.
"Iya Ma, aku baru menelpon dengannya." Alyssa mendekat dan langsung membatu Kaluna menyiapkan makan malam.
"Apa katanya, apa Elif mengatakan dia akan pulang?"
"Em, tapi ketika urusannya sudah selesai ma."
Kaluna tersenyum mendengar penuturan putrinya.
"Ma, hari ini mama masaknya banyak sekali."
Alyssa menatap semua berbagai jenis makan yang beberapa sudah selesai dimasak dan beberapa yang masih dalam proses.
"Iya, soalnya oma dan opa akan datang." ujar Kaluna sambil tangannya tetap sibuk menyelesaikan pekerjaannya yang tentu saja ada beberapa pelayan yang ikut membantu.
Sedangkan itu Alyssa saat mendengar itu langsung telihat bersemangat.
"Mama serius oma sama opa mau datang ?" sangat terlihat jelas jika Alyssa begitu senang .
"Iya sayang, makanya mama sengaja masak banyak malam ini."
Kaluna menatap Alyssa yang begitu antusias saat mendengar jika kedua mertuanya itu akan datang ke rumah mereka.
Namun di wajah Antusias Alyssa bertolak belakang dengan Kaluna, dia bukanya tidak sedang melihat Alyssa senang hanya saja dia tau betul bagaimana hubungan mertuanya itu memandang Alyssa, dia tidak pernah mengaggap anak ini, alasnya tentu saja karena Alyssa adalah anak dari orang membuat ruangan tangganya di timpa masalah, tapi Kaluna sudah melupakan itu semua, dia tidak pernah melihat Alyssa sebagai putri dari wanita itu tapi Kaluna hanya tau jika Alyssa adalah putrinya, Kakak dari Elif dan juga Elvan.
Tapi Meskipun Alyssa tidak diperlakukan tidak sama dengan Elif dan Elvan oleh mertuanya, Alyssa tidak pernah marah sedikit pun ataupun iri, justru Alyssa selalu berusaha mendekatkan diri dengan Riana,
Berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dari ibu dari suaminya itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Satria Ramadhan Bayu
alkhamdulillah sdh up seneng kalau sering up kak
2023-01-23
0
Rain
Hai reader Elssa, apa kabar, maaf ya baru bisa up lagi, mudah -mudahan kedepannya jadwal update akan lebih sering dan ngak membuat kalian menuggu terlalu lama. 🥰
2023-01-22
1