Ryan masih sibuk membersihkan setiap meja pelanggang.Kemudian beberapa wanita menghampiri Ryan dan bertanya sesuatu dengan nada menggoda.
"Permisi mas..."
"Ada meja buat kita berempat,tidak?".
"Ada kok mbak"
"Disebelah sana" jawab Ryan dengan tangannya mengarah ke meja di dekat jendela.
Para wanita itu berjalan ke meja yang dikatakan Ryan tadi.Salah satu wanita tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ryan.Tio menghampiri para wanita untuk meminta pesanan mereka.Ryan yang masih fokus membersihkan meja matanya tidak sengaja menghadap keluar dan ia menemukan cahaya yang bercahaya.
"Hai Paman Ryan!" ternyata cahaya yang dilihat Ryan adalah Bimo yang memanggilnya.
"Bimo!Kesini!" panggil Ryan mengajak Bimo untuk masuk ke restorannya.
"Tunggu sebentar! Aku minta izin ke ibu dulu!" Bimo kembali je cafe untuk meminta izin pada ibunya.
Ryan hanya bisa menggelengkan kepala dan mengibas kibaskan lap yang ia gunakan.Para wanita itu terpukau melihat aura ayah yang dikeluarkan Ryan.
"Ya ampun..."
"Dia sangat tampan saat berbicara dengan anak kecil itu".
"Itu benar! Seperti ada aura ayah keluar dari diri dia".
"Aduhh..."
"Aku sepertinya aku jatuh cinta pada pria itu" para wanita itu membicarakan Ryan dan pembiacaraan dia dengan Bimo.
Kemudian Bimo kembali dan kini dia masuk ke dalam restoran.Ryan berjongkok kemudian ia mendapat pelukan dari Bimo dan suasana itu membuat para pelanggan tersentuh.
"Paman Ryan! Boleh tidak aku main disini?" tanya Bimo yang melepaskan pelukannya.
"Tentu saja boleh tapi kau bermain bersama para dulu,ya?" Ryan mengelus surai Bimo yang halus.
Bimo mengangguk dan berlari ke salah meja yang dekat dengan meja salah satu pelanggan.Bimo melambaikan tangannya ke pelanggan yang merupakan sepasang kekasih.
"Hai nak!"
"Siapa namamu? Dimana ibu dan ayahmu?" tanya pelanggan wanita itu kepada Bimo.
"Namaku Bimo"
"Ibuku sedang bekerja di cafe sebelah restoran ini dan ayahku sudah meninggal" jawab Bimo dengan mengeluarkan senyuman manisnya.
"Ya ampun..."
"Maafkan aku"
"Aku tidak tahu kalau ayahmu sudah meninggal" ucap wanita dengan rasa bersalah.
Sontak para pelanggan itu merasa kasihan kepada Bimo begitu juga dengan Ryan.Bukannya merasa sedih Ryan malah senang mendengar kabar itu dia memang memiliki perasaan kepada ibunya tapi dia tidak yakin kalau Karina akan menerimanya.
"Bibi tidak perlu meminta maaf"
"Aku tidak apa-apa kok lagipula ayahku sudah bahagia di alam sana" Bimo meminta wanita untuk tidak terlalu khawatir padanya.
"Hei Bimo!"
"Apa kau lapar?"
"Kan tadi sudah sarapan paman Tio tapi aku haus"
"Boleh pesan satu minuman? Nanti ibu yang bayar"
"Tentu saja boleh"
"Minuman apa yang kau inginkan?" tanya Tio yang tersenyum sedikit mendengar jawaban Bimo.
"Aku mau segalas susu vanilla saja" jawab Bimo sambil mengayunkan kakinya.
Tio pergi menuju dapur untuk menyiapkan segelas susu untuk anak kecil itu.Bimo melihat sekeliling ternyata pelanggan restoran ini mulai banyak padahal baru hari pertama.
Bimo melanjutkan pembicaraannya dengan wanita tadi sambil menunggu pesanannya.Ryan yang sedang mengambil piring kotor masih kepikiran tentang omongan Bimo tadi.
Di dapur Ryan mencuci piring kotor yang ia bawa tadi dan Tio sibuk mengaduk susu untuk Bimo.Ryan memecah kehening dengan bertanya sesuatu kepada Tio.
"Tio"
"Menurutmu yang diucapkan Bimo itu benar atau tidak?"
"Mneurutku kayaknya sih ada benarnya" jawab Tio yang sudah selesai mengaduk dan memberikan sendok bekas mengaduk tadi kepada Ryan.
"Tapi ada yang aneh dengan diriku"
"Seharusnya aku merasa kasihan malahan aku merasa senang dan sempat berpikir kalau aku bisa mengisi posisi itu" ucap Ryan yang menggosok perabotan kotor itu.
"Gila!"
"Menurutku Karina tidak akan semudah itu di dapatkan apalagi dia sudah menikah" ujar Tio yang mengingatkan temannya tentang status Karina.
Ryan tiba-tiba termenung mendengar ucapan Tio.Memang ada benarnya apa yang diucapkan Tio tadi pasti akan sulit mendapatkan Karina karena dia sudah menikah dan dia menjadi single parents itu disebabkan suaminya meninggal dunia.
Tio membawakan segelas susu yang dipesan oleh Bimo tadi dank meletakkannya di meja.
"Terima kasih banyak paman Tio" ucap Bimo yang langsung meminum susu itu sedikit demi sedikit.
Tio duduk di sebelah Bimo dan memperhatikan anak kecil meminum susu perlahan-lahan.Saat Bimo sudah selesai meminum susu yang sudah habis di gelas ia langsung menghadap ke arah Tio.
"Hahaha..."
"Lihat bibirmu jadi ada bekas susu" Tio tertawa dan mengusap bekas susu.
"Terima kasih paman Tio" ucap Bimo dan mendapat balasan senyum dari Tio.
Siang pun tiba suasana restoran seketika sangat ramai sekali dengan para pelanggan yang ingin makan siang.
"Paman Ryan!"
"Bimo pulang dulu nanti takut dimarah sama ibu" Bimo berpamitan kepada Ryan dan langsung menghilang begitu saja.
Ryan yang begitu hanya bisa mengiyakan tanpa melambaikan tangannya.Tio sibuk memasak di dapur,Rio sibuk menerima dan mengantarkan makanan,dan Ryan mangambil piring dan gelas kotor bekas makan pelanggan.
Di tetangga sebelah juga begitu tengah sibuk melayani para pelanggan.Kali ini Karina ikut turun langsung menyiapkan minuman dan dessertnya. dua pegawainya sibuk menerima dan mengantar minuman dan dua lagi sibuk menyiapkan minumannya.
"Ibu! Aku pulang!" teriak anaknya yang telah pulang bermain.
"Ayo nak bantu ibu disini" pinta Karina kepada anaknya.
Bimo pun segera membatu ibunya menyiapkan minuman.Bimo membawa nampan dengan ada dua gelas kopi capuccino.Bocah kecil saat mau meletakkannya di meja nomor lima tanpa terduga dirinya terseonggol dan tangan kanannya terkena siraman kopi panas yang ia bawa tadi.
"Ahh!"
"Huwaaa!!! Ibu! Tangan Bimo bu!" Bimo menangis memanggil ibunya.
"Ini bocah bisa lihat jalan tidak sih?!"
"Kalau kamu tahu saya lagi lewat sebaiknya kamu menyingkir!" bentak wanita yang menyenggol Bimo.
Karina menyentuh tangan Bimo dengan sangat hati-hati dan ia segera meminta Ria membawakan dia kotak P3K untuk mengobati tangan anaknya.
"Seharusnya anda yang meminta maaf sama anak saya!"
"Dia ini anak kecil! Kamu orang dewasa!"
"Seharusnya anda yang lebih berhati-hati!" Karina balik membentak wanita tadi.
"Oh itu anak anda?"
"Pantas saja! Sama seperti ibunya tidak tahu diri"
"Siapa yang salah siapa yang disalahin" wanita itu balik menjawab dengan nada bicara tidak sopan.
Karina mengkompres tangan anaknya dengan air dingin lalu ia balik melawan wanita yang melukai anaknya.
"Kamu yang seharusnya minta maaf!"
"Apakah anda buta? Lihat tangan anak saya terluka gara-gara anda"
"Memangnya saya peduli ? Tidak kok!"
"Bocah itu kan anak anda bukan anak saya" balas wanita kurang ajar ini yang makin menyebalkan.
Karina makin kesal dibuatnya.Setelah di kompres Karina mengoleskan salep pendingin agar tangan anaknya tidak semakin parah.Kemudian dia menyerahkan Bimo kepada Ria,Karina tidak tahan dengan tingkah wanita kurang ajar ini.
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>>
(Inget kasi dukungan guyssss makasi)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments