Karina berdiri dan menghadap wanita yang menyenggol anaknya tadi.Kemudian satu anak itu menampar wajah wanita tidak tahu malu itu.
"Plakk!!!"
"Aku hanya memintamu untuk minta maaf kepada anakku! Bukan memberikan nyawamu!"
"Hanya itu saja! Kenapa anda susah sekali untuk melakukannya?" Karina dengan emosinya yang meledak itu membentak wanita.
"Heh!"
"Anda seharusnya jadi ibu jaga anak anda dengan baik!"
"Kenapa saya yang harus disalahkan?!" wanita itu balik melawan Karina dengan kata-kata yang ia lontarkan.
Kedua wanita itu saling beradu mulut,yang satu membela anaknya sedangkan yang satunya tidak ingin disalahkan karena masalah sepele itu.Pertarungan adu mulut itu terus berlanjut sampai pada akhirnya dihentikan oleh seseorang yang memanggil salah satu wanita.
"Ema!" suara pria memanggil wanita yang bernama Ema yang juga sedang beradu argumen dengan Karina.
"Dhika! Kamu disini"
"Aku senang kau ada disini"
"Lihat wanita ini memarahiku padahal bukan aku yang bersalah" Ema menyambut kedatang pria yang bernama Dhika itu dan langsung mengadu padanya.
Dhika mendekati Ema kemudian menampar wanita tersebut sampai tersungkur.Ema memegang pipinya yanh terkena tamparan itu,ia melihat kalau Dhika sangat marah saat ini.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Tindakan yang kau lakukan seharusnya kepada dia!" Ema langsung menunjuk Karina.
"Apa kau sudah kehilangan akal?!"
"Yang kau tunjuk itu adalah kakak! Dasar wanita tidak berguna!
"Mari kita putus Ema dan lebih baik kau pergi dari sini,kalau tidak kau tau akibatnya" Dhika ternyata adalah pacar Ema dan adik dari Karina.
Dhika memutuskan hubungan antara Ema juga ia mengusir wanita tersebut dari cafenya.Ema langsung pergi dari hadapan pria yang mengusirnya dengan perasaan malu.Dhika melihat kondisi kakaknya itu.
"kak! Kau tidak apa-apa kan?"
"Aku baik-baik saja kok!"
"Tapi keponakan kesayanganmu itu tidak baik-baik saja" jawab Karina yang kembali menghampiri anaknya.
Dhika melihat kondisi keponakannya yang dimana tangannya masih terasa sakit akibat wanita tadi.Dhika merasa kesal saat melihat keponakannya terluka tapi untungnya tidak terlalu parah dan sudah ditangani cepat oleh ibunya.
"Maafkan pamanmu ini yang tidak bisa menjagamu dengan baik" Dhika memeluk pelan Bimo takutnya terkena lukanya.
"Semua pelanggan yang terhormat silakan menikmati kembali minuman dan dessert kalian"
"Kami meminta maaf atas kejadian tadi yang mengganggu kenyaman kalian"
"Untuk pelanggan yang memesan minuman yang tumpah tadi kami akan menggantinya dan kalian tidak perlu membayar sebagai tanda permintaan maaf kami" ucap Karina yang meminta maaf kepada para pelanggannya.
Sesudah Karina meminta maaf pelanggannya kembali menikmati pesanan mereka dan Karina membuatkan yang baru minuman yang baru untuk pelanggan yang memesan minuman tadi.
"Dhika"
"Jaga Bimo dulu"
"Aku mau bekerja kembali" Karina langsung pergi ke dapur setelah berbicara dengan adiknya.
Dhika menuruti perintah adiknya untuk menjaga keponakannya.Bimo masih kesakitan dan meminta pamannya untuk menghilangkan rasa sakit itu. Dhika mengolesi salep pereda sakit yang ada di kotak P3K.
"Sudah tidak apa-apa sekarang" Dhika mengelus kepala keponakannya.
"Paman benar! Rasa sakitnya berkurang" Bimo yang awalnya kesakitan kini kembali tersenyum.
Pemandangan paman dan keponakan yang membuat Karina tarsenyum.Ia tidak menyangka kalau bakal ada pemandangan seperti ini.
Waktu tutup pun tiba,cafe Golden Violet sudah tutup,semua karyawan sudah pulang dan yang masih disana hanyalah Karina,Dhika,dan Bimo.
"Bimo"
"Apakah tanganmu masih sakit?" tanya Dhika sambil mengelus kepala Bimo.
"Sudah tidak sakit lagi" jawab Bimo dengan memberikan senyum manis sebagai tanda dirinya sudah baik-baik saja.
"Dhika"
"Kalau kau ingin mengenalkan pacarmu lebih baik kau cari yang lebih baik"
"Kakak tidak suka wanita seperti tadi!"
"Dia sama sekali tidak ada sopan santunnya" ucap Karina yang memberikan peringatan kepada adiknya.
"Iya kak"
"maaf..."
"Aku tidak tahu kalau dia bakal jadi seperti itu" Dhika menundukan kepalanya sebagai tanda minta maafnya.
Karina duduk di sebelah anaknya dan melihat kondisi tangan anaknya .Ternyata sudah lebih baik daripada sebelumnya.
"Oh iya kak!"
"Aku dengar kalau Andi baru saja putus dari pacaranya gara-gara pacar dia selingkuh"
"Itu memangnya benar?" tanya Dhika mengenai peristiwa adiknya itu.
"Yah..."
"Itu memang benar sih"
"Kemarin dia datang kesini sambil nangis nangis" jawab Karina sambil menyuapi anaknya semangkuk salat buah dicampur susu cair.
Dhika tertawa mendengar cerita kakaknya itu mengenai adiknya yang menangis kemarin gara-gara pacarnya selingkuh.
Tiba-tiba saja Andi datang dari belakang dan menjitak kepala Dhika.
"Aduh!"
"Siapa sih?!"
"Yang kau tertawakan yang menjitakmu"
"Andi"
"Sadar diri! Dia tidak pantas untukmu"
"Kau tahu kenapa? Karena dia tidak punya pekerjaan makanya dia hanya mempermainkanmu saja"
"Juga kau sangat bodoh"
"Lebih kau diam yang baru saja putus"
Dhika membeku mendengar ucapan Andi yang tepat menusuk di dadanya sedangkan Andi tersenyum jahat melihat kakaknya membeku.
"Ibu"
"Paman Dhika membeku! Apa dia kedinginan?" tanya Bimo dengan mulut penuh buah.
"Iya dia kedinginan Bimo" Andi masih tersenyum atas ucapannya tadi.
Karina hanya bisa geleng geleng kepala melihat dua tingkah adiknya ini.Memang dia sudah biasa melihat kelakuan adik-adiknya tapi takutnya kalau Bimo akan meniru tindakan pamannya itu.
"Awas saja kau Andi!" Dhika yang dalam posisi siap menyerang adiknya tapi dihentikan kakaknya-
"Sudah cukup kalian!"
"Tidak baik bertengkar dihadapan anak kecil bikin malu saja"
Dua mahluk adam tertunduk malu yang baru saja menyadari kalau daritadi mereka ditonton oleh Bimo.
"Ngomong-ngomong kak..."
"Disebelah cafe kakak adalah restoran,ya?" tanya Dhika yang berusaha menghilangkan rasa malunya.
"Iya"
"Ini hari pertama mereka membuka restoran itu" jawab Karina yang sudah selesai menyuapi anaknya.
"Sepertinya kakak bakal bersaing dengan restoran itu"
"Apa kakak tidak takut kalau pelanggan cafe kakak akan direbut oleh restoran itu ?"
"Kakak harus waspada"
"Aku tahu itu Dhika"
"Kakak sudah menyiapkan cara semisal hal itu terjadi" jawab Karina yang pergi ke dapur untuk mencuci mangkuk bekas makan anaknya tadi.
"Tapi menurutku pemilik cafe itu ganteng banget tahu" celetuk Andi yang membayangkan kembali wajah Ryan.
"Oh? Pemiliknya laki-laki?" tanya Dhika yang terkejut.
"Iya"
"Kenapa?"
"Aku kira wanita"
"Baru saja aku mau deketin dia"
"idih!"
"kamu juga sama jangan sok idih!"
Perbincangan Dhika dan Andi beralih ke topik lain.
"Andi"
"Apa?"
"Kamu tidak menari lagi?"
"Iya tetap menari tapi sekarang ini jarang"
"Aku pengen nonton kamu menari lagi"
"Tarianmu itu sangat indah apalagi kalau dibawah lampu berwarna merah"
"Kakak ini ada-ada saja"
"Nanti malam aku bakal menari"
"Dimana"
"Bar Blue Flame Rose's"
"Sumpah! Di bar mahal itu?!"
"iya"
"Tadi aku ketemu pemilik cafenya dan dia langsung menawari aku pekerjaan"
"Tentu saja aku menerimanya"
"Bagus! Nanti aku bakal nonton kamu"
Percakapan itu dihentikan oleh Karina untuk meminta kedua adiknya untuk pulang ke rmah masing-masing.Sang saudari langsung pulang ke rumahnya bersama anak tercinta,kecuali Dhika dan Andi.
(jangan lupa dukungan dan bantu promosi)
To be Continued\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments