Mereka semua menikmati makanan yang dimasak oleh Karina.Walaupun mereka ada yang duduk terpisah tapi semuanya kebagian makanan yang sama.
"Kak!"
"uhuhuhu..." rengek Andi.
"Kamu kenapa? Kemarin sudah nangis sekarang lagi,ada apa memangnya?" tanya Karina dengan tangannya sibuk menyuap makanan untuk dirinya dan Bimo.
"Aku tidak jadi main kemarin dan itu semua gara-gara dia!" jawab Andi dengan langsung menunjuk kearah Hendery.
"Bimo..."
"Semua yang dibilang pamanmu nanti hanyalah tentang permainan,ok?"
"Jadi jangan terlalu peduli,ya?" Karina sengaja mengubah konsep pembiacaraannya agar si anak yang polos tidak mengetahuinya.
Bimo pun mengangguk dengan mulut sibuk mengunyah makanan.Karina memberi kode kepada adiknya agar melanjutkan pembicaraan.
"Kemarin ceritanya aku mau sewa gigolo"
"Nah..."
"Si pencuri gigolo itu mengambilnya padahal body gigolo bagus banget tapi gara-gara dia nih!" Andi menceritakan kejadian yang dia alami kemarin.
"Enak aja kamu bilang aku! Aku boss dari gigolo itu!"
"Anda yang tiba-tiba mengajaknya bermain,ya mana mungkin sy izinkan"
"Kalau mau sewa harus seizin sy dulu" saut Hendery yang tidak terima dirinya disalahkan.
"Heh!"
"Sudah cukup salah salahannya"
"Lebih kalian saling memaafkan saja,ini semua terjadi karena kesalahpahaman saja " Karina merelai kedua adam untuk tidak saling menyalahkan.
Akhirnya mereka mau saling memaafkan tanpa berjabat tangan.Andi mengatakan kalau dirinya salah begitu juga Hendery seharusnya dia bertanya dulu untuk apa membawa pegawainya tiba-tiba.
"Tunggu dulu!"
"Kamu homo,ya?" tanya Hendery kepada Andi.
"Ehmm..."
"Iya... Kenapa kamu bertanya?" Andi memberikan pertanyaan kepada Hendery tentang alasan dirinya bertanya hal itu.
"Ehm! Bagus banget!"
"Mau kerja sama?"
"Kerja sama apa?"
"Bisnis itu loh..."
"Kalau kamu jadi boti di barku biasanya bayarannya banyak"
"Kebetulan aku punya klien lagi cari boti cantik kayak kamu"
"Gimana rupa klienmu? Kalau badannya jelek aku tidak mau!"
"Jangan khawatir! Dia itu perfect banget orangnya! Nanti aku kenalin"
"Tapi anda harus sepakat dulu dengan saya,gimana"
"Baiklah,aku terima tawaranmu".
Hendery dan Andi berbicara tentang bisnis gelap yang biasa dilakukan oleh para orang dewasa.Sementara yang lainnya berpura-pura tidak mendengar agar tidak mengotori pikiran mereka.
Selesai sarapan mereka melakukan kegiatan masing-masing.Ryan berterima kasih atas ajakan sarapan bersamanya dan kembali ke cafe bersama Tio dan teman satunya,sedangkan Hendery sedang berbincang-bincang mengenai bisnis mereka dan si bocah manis bermain dengan mainannya.
Para karyawan Karina sudah datang kemudian mereka berganti pakaian dan siap melakukan pekerjaan mereka.
Karina terus memperhatikan perbincangan antara Hendery dan Andi.Karena penasaran Karina pun ikut nimbrung bersama mereka.
"Saya boleh ikut tidak?" tanya Karina yang duduk di sebelah Andi.
"Oh! Tentu saja nona" jawab Hendery memberikan pandangan genit kepada Karina.
"Ayo aja kak! Tidak apa-apa kok!" Andi menerima keberadaan kakaknya di sebelahnya.
"Ini adalah foto beberapa klienku yang menginginkan boti sepertimu" Hendery menyodorkan tiga foto pria berbeda.
Andi memperhatikan setiap foto pria itu.Tidak diragukan kalau setiap pria itu memiliki tubuh yang sempurna dan wajah yang sangat tampan.
"Ini sulit..."
"Hanya bisa pilih satu,kan?"
"Iyalah"
"Tapi ada satu klien yang ini menginginkan sugar baby,mau tidak? Aku bayar lebih".
"Okelah! Berikan aku informasi tentang dia".
Karina hanya planga plongo mendengar pembiacaraan Hendery dengan adiknya.Padahal dia tahu apa yang dibahas tapi dia sulit mencerna pembicaraan itu.
"Tunggu! Aku tahu dia" seru Karina yang membuat Hendery dan Andi menoleh.
"Dia kan hanya CEO" ucap Hendery.
"Dia bukan CEO biasa tapi dia ini teman kuliah aku dulu".
"Memang benar sekarang dia mewarisi perusahaan ayahnya sekarang dulu dia adalah teman kuliah aku"
"Aku tidak tahu kalau dia adalah seorang homo"
"Karena selama masa kuliah dulu dia tidak pernah berpacaran dan hanya fokus kepada kuliahnya" Karina memberitahu informasi tentang temannya itu pada masa kuliah.
"Dia orangnya seperti apa kak?" tanya Andi seketika penasaran dengan teman kakaknya ini.
"Setahuku dia orang dingin banget"
"Kulkas 10 pintu"
"Tapi informasi yang pernah beredar dulu kalau dia ini alergi pada wanita,aku tidak yakin itu benar atau tidak"
"Aku hanya mendengar dari berita yang yersebar dulu" jawab Karina menjelaskan tentang bagaimana tentang temannya ini.
"Nah itu bagus! Terima dia saja Andi" saran Hendery yang menyodorkan foto pria CEO itu.
"Ehhhh!!! Tidak ada! Adikku tidak untuk dijual!" Karina membantah bisnis gelap ini.
"Kakak..."
"Hanya jadi sugar baby dia aja"
"Artinya tidak gonta ganti pria lain cukup dia dan aku mungkin bisa membuat dia jatuh cinta dalam pesonaku" Andi yang berusaha merayu kakaknya agar menginjinkan untuk menerima tawaran kerja ini.
"Meskipun begitu badanmu akan rusak kalau terus main" Karina mengkhawatirkan kondisi adiknya nanti kalau dia menerima pekerjaan ini.
"Sebaiknya kau pikir-pikir dulu"
"Ini nomorku"
"hubungi aku kalau kau menerima pekerjaan ini"Hendery meletakkan secarik kertas dengan ada nomor handphonenya di atas kertas itu kemudian ia pergi meninggalkan kakak adik itu begitu saja.
Andi menatap kakaknya untuk meminta izin padanya.Karina menatap sinis adiknya karena tanpa terduga ia mau saja menerima pekerjaan ini.
"Kak..."
"Ayolah! Aku janji ini yang pertama dan terakhir"
"Aku akan membuat dia falling in love,boleh ya?" Andi merayu kakaknya dengan mengayun-ayunkan tangan kakaknya.
"Kakak bilang tidak ya tidak!"
"Apa kamu tau resiko mengambil pekerjaan ini nanti? Harga diri kamu dipertanyakan oleh orang orang dan keluarga kita nanti"
"Orang tua kita mengijinkan kita bekerja jauh tapi yang mereka harapkan pekerjaan bagus!"
"Bukan seperti Mahaprana Andika Saputra!"
"Pikirkan ibu dan ayah! Mereka mengharapkan kita yang terbaik bukan seperti ini"
"Yang ada kau merusak harapan ibu dan ayah saja" Karina memarahi dan menjelaskan alasan kalau dia menerima pekerjaan ini.
Andi hanya bisa menunduk mendengar ucapan kakaknya tapi di dalam hatinya ia tetap ingin mengambil pekerjaan ini.
Setelah mengoceh lama,Karina meninggalkan adiknya untuk kembali ke dapur.Andi mengambil secarik kertas yang ditinggalkan Hendery tadi dan ia meninggalkan cafe kakaknya.Lelaki manis itu tetap bertekad mengambil pekerjaan ini dan ia meyakinkan kalau ini yang terakhir.
Di tetangga sebelah masih ada satu atau dua pelanggang yang datang tapi Ryan dan Tio tetap bersemangat melayani pelanggang itu dan satu teman yang membantu sementara sampai mereka mendapatkan karyawan.
"Ya ampun terima kasih Rio telah membantuku"
"Sejujurnya aku merasa tidak enak meminta bantuan tapi kau bersikukuh untuk membantu aku sangat terbantu" ucap Ryan kepada temannya yang bernama Rio itu.
"Santai saja teman"
"aku melakukan bisnis kan bersama Hendery nanti dia mengurus bisnis itu" jawab pria bernama Rio yang sedang menglap meja.
Ryan sangat senang akhirnya ia bisa membuka bisnis dia sendiri tanpa gangguan siapa pun
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>
(Jangan lupa bantu promosi dan dukung saya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments