Bab 5

Ismail datang dengan dengan mobilnya. Dan dengan cepat bik Sarmi menyambut kedatangannya.

"Ada apa bik? Ujar nya cemas.

"Tiba-tiba saja gadis tadi mengamuk tuan" Ujar bik Sarmi. Bik Sarmi membawa alat-alat pak dokter tadi ke atas menuju kamar yang ditempati oleh gadis yang dibawa oleh tuannya tadi.

Rinaldi yang dari tadi memegang terus erat-erat tangan Gadis itu supaya gadis itu tidak bertindak kasar.

"Lepaskan, lepaskan aku pembunuh!" Ucap gadis tadi kepada Naldi.

Ismail segera masuk ke dalam kamar itu ia pun bergegas mengambil jarum suntik di mana di dalamnya terdapat obat penenang yang akan menenangkan gadis yang sedang mengamuk itu.

Setelah itu, ia pun langsung menyuntikkan jarum suntik itu ke tangan gadis yang mengamuk tadi. Tak lama kemudian obat itu pun bereaksi dan akhirnya gadis itu pingsan dalam pelukan Naldi.

Ismail tersenyum kepada Naldi yang memeluk gadis itu. Lalu, Naldi segera membaringkan gadis tadi ke kasur nya dan merapikan selimut nya.

Sejenak ia melihat gadis yang barusan mengamuk itu terlelap dengan tenang. Kemudian, ia pun duduk di kursi bersama Ismail.

"Naldi, Seperti nya gadis ini angat ketakutan melihat mu. Alangkah baik nya jika nanti dia sudah sadar, kamu jangan ada di sini"

"Lo, kok begitu? Tidak mungkin dia takut pada ku. Emang aku melakukan apa pada nya? Ketemu saja baru kali ini" Ujar Naldi heran.

"Kamu lihat saja tadi. Ketika dia melihat wajah ku, dia langsung bertingkah seperti itu. Seperti orang kesurupan saja" Jelas Ismail.

"Oke, jika memang itu yang terbaik. Aku akan lakukan hal itu agar dia tidak mengamuk seperti tadi lagi" Ujar Naldi mengalah. Ia pun bersandar di kursi yang di duduki nya.

"Oh ya, obat nya jangan lupa di kasih ya bik. Obat nya harus di minum secara teratur"

"Baik tuan" Ujar bik Sarmi sambil merapikan selimut gadis itu.

"Ya sudah, seperti nya urusan ku sudah selesai di sini. Kalau begitu aku pamit dulu ya sobat" Ujar Ismail sambil menepuk bahu Naldi.

"Ya... Terima kasih" Ujar Naldi lemah.

"Jangan khawatir sobat. Dia tidak apa-apa, dia pasti akan baik-baik saja. Asalkan kamu harus mendengarkan nasehat ku tadi" Ujar Ismail dan turun ke bawa sambil tersenyum kepada Naldi. Bik Sarmi mengantar nya sampai ke mobil.

"Bik, jangan lupa ya berikan dia apa yang saya katakan tadi"

"Baik tuan, saya akan lakukan apa yang tuan pesan tadi" Ujar bik Sarmi sambil menyerahkan tas yang berisi alat-alat nya tadi.

Ismail pun menyetir mobil nya dan membelok mobil itu ke arah jalam raya. Namun, sebelum nya ia menghentikan mobil nya saat ber pas-pasan dengan Bik Sarmi.

"Bik jangan lupa jaga juga sahabat ku itu" Ujar nya. Ia pun berlalu dengan mobil nya tadi.

Bik Sarmi hanya menjawab dengan menganggukkan kepala nya dan tersenyum.

Naldi turun dari kamar Gadis itu lalu mengambil topinya di atas meja.

"Bik, tolong jaga Gadis itu baik-baik ya bik, aku mau berangkat ke markas sebentar" Pesan nya.

"Baik tuan" Ujar bik Sarmi sambil menundukkan kepala nya.

Naldi masuk ke dalam mobilnya dan berlalu dari pandangan bik Sarmi.

Sementara itu bik Sarmi naik kembali ke atas untuk menunggu gadis itu sadar dengan setia.

Setelah beberapa jam kemudian gadis itu mulai bergerak secara perlahan.

Jantung bik Sarmi berdetak terlalu cepat. Ia berdebar melihat gadis itu mulai sadar. Pikiran nya berkecamuk saat ini.

"Jangan-jangan gadis ini akan mengamuk lagi seperti tadi? Aduh, bagaimana ini? Matilah aku jika seperti ini" Pikirnya gelisah.

Bik Sarmi baru ingat bahwa pak Amat sudah pulang dari apotek dari tadi. Pak Amat memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya di kebun dan di halaman rumah setelah memberikan obat yang di pesan oleh Ismail kepada tuan nya.

Bik Sarmi bergegas memanggil pak Amat. Ia berpikir pak Amat bisa membantu nya ketika gadis itu mengamuk lagi.

"Pak, pak... Tolong saya pak. Gadis itu sudah sadar. Saya takut nanti dia akan mengamuk lagi seperti tadi" Ujar nya berteriak saat melihat pak Amat sibuk memotong rumput di halaman belakang rumah.

"Tuan belum pulang bik?"

"Belum pak. Ayo pak cepat" Ujar bik Sarmi dengan keadaan cemas dan bimbang.

Sesampai nya di kamar gadis itu, mereka kaget melihat gadis tadi bangun dari tempat tidur nya. Gadis itu memandang di sekeliling kamar itu.

Bik Sarmi dan pak Amat sangat kaget melihat gadis itu. Begitu pun dengan gadis itu. Ia pun tampak kaget melihat pak Amat dan bik Sarmi. Dada nya berdebar begitu cepat. Bisa di lihat dari wajah nya garis ketakutan tampak di sana.

"Nak, kamu jangan takut ya. Kami tidak akan menyakiti mu. Kami orang baik-baik kok. Kami akan membantu mu" Kata pak Amat melihat gadis itu mundur dari duduk nya.

"Kalian ini siapa?" Ujar gadis itu memberanikan diri untuk bertanya kepada pak Amat dan bik Sarmi.

Bik Sarmi dan pak Amat saling memandang. Mereka akhir nya lega karena gadis itu tidak mengamuk seperti apa yang mereka pikirkan tadi.

"Dan saat ini aku berada di mana? Mengapa aku di bawa ke sini? Dan siapa laki-laki yang membawa ku ke sini tadi? Apa dia masih di sini?" Ujar gadis tadi berurutan sambil memperhatikan sekeliling ruangan itu untuk memastikan apakah Naldi masih berada di ruangan itu atau telah pergi.

Pak Amat menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal mendengar pertanyaan demi pertanyaan gadis itu yang menurutnya terlalu banyak.

"Pertanyaan nya banyak sekali nak Yang mana satu harus ku jawan terlebih dahulu?" Ujar pak Amat sambil tersenyum.

"Terserah bapak mau menjawab yang mana pertanyaanku terlebih dahulu" Ujar gadis itu ikut tersenyum. Melihat Pak Amat dan bik Sarmi tersenyum ramah dengannya, membuat rasa ketakutan yang ada di hatinya tadi kini telah sirna.

"Baik lah nak, bapak akan mencoba menjawab pertanyaan mu tadi satu per satu"

"Kami adalah pembantu di rumah ini. Saat ini kamu berada di rumah majikan kami" Ujar pak Amat mulai menjawab pertanyaan gadis tadi.

"Untuk pertanyaan kenapa kamu dibawa ke rumah ini? Bapak dan bik Sarmi pun sama sekali tidak tahu kenapa kamu bisa dibawa ke sini" Jelas pak Amat.

"Laki-laki yang membawa mu ke sini tadi, itu adalah majikan kami. Dia adalah seorang pemimpin markas di daerah ini" Mendengar penjelasan dari pak Amat tadi, Peristiwa tadi pagi pun kini kembali berputar di ingatan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!