Bab 3

"Periksa lah dahulu nanti akan aku ceritakan" Kata Naldi melihat Ismail sahabatnya itu kebingungan seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat lalu dia periksanya Gadis itu beberapa menit setelah itu dia bangkit dari duduknya.

"Dia baik-baik saja. Dia pingsan karena kelelahan. Biarkan dia istirahat terlebih dahulu agar bisa mengembalikan staminanya dan juga memulihkan pikirannya" Kata Ismail. Kemudian laki-laki yang berprofesi sebagai dokter itu mendekati Naldi yang duduk di atas kursi sembari tersenyum dengannya.

"Jika nanti dia sudah sadar, tolong buatkan dia bubur dan jahe hangat untuk menghangatkan tubuh nya" Kata dokter tadi sambil duduk di sebelah Naldi.

"Baik pak, jika begitu saya permisi ke bawah dulu untuk membuatkan nya bubur dan jahe hangat" Ujar bik Sarmi kepada majikan nya.

Naldi hanya mengangguk memberi izin.

"Saya pun izin untuk untuk turun ke bawah melanjutkan pekerjaan saya" Ujar pak Amat pulak mengikuti bik Sarmi dari belakang.

Setelah melihat kedua pembantu nanti itu tidak kelihatan lagi maka Ismail memberanikan diri untuk bertanya kepada laki-laki yang berada di sebelahnya itu.

"Apa dia Claudia?" Tanya nya dengan penuh penasaran.

Naldi masih tersenyum memandang sahabat nya itu yang berprofesi sebagai dokter.

Naldi hanya menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Terus, siapa dia?"

Naldi kembali menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.

"Yang benar dong Nal, aku jadi penasaran dengan gadis ini. Siapa dia sebenarnya?"

"Dan di mana kamu menemukannya" Tanya Ismail lagi.

"Aku menemukan nya di markas ku"

"Di markas mu? Kenapa bisa? Kamu jangan mengada-ngada deh"

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Yang jelas itu lah kenyataan nya"

"Oke, sekarang coba kamu ceritakan bagaimana bisa kamu bertemu dengan nya di markas mu" Pinta dokter tadi dengan rasa penasaran yang masih menghantui nya.

Naldi pun menceritakan kejadian sebenarnya kepada Ismail bagaimana dia bertemu dengan gadis itu dan membawa gadis itu ke rumah nya.

Ismail mengangguk-ngangguk percaya dengan semua yang di ceritakan oleh sahabatnya itu.

"Tapi mengapa dia sangat mirip dengan Claudia?" Ismail masih penasaran.

"Entah lah, aku juga tidak tahu akan hal itu. Pertama kali melihatnya, aku juga merasa kaget sama sepertimu. Kenapa dia bisa sangat mirip dengan Claudia? Tapi bisa kurasakan bahwa dia memiliki perbedaan dari Claudia"

"Apa perbedaan nya?" Tanya Ismail heran.

"Noh, di sana ada foto Claudia. Coba kamu bandingkan foto Claudia dan gadis yang pingsan itu" Ujar Naldi. Ismail pun membandingkan foto Claudia dan gadis itu selama beberapa menit.

"Tidak ada yang berbeda. Semua nya sangat mirip" Ujar Ismail tersenyum sambil tersenyum dan duduk kembali di samping Naldi.

Naldi kembali menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Ada yang salah? Coba kamu lihat matanya, hidung nya, dan lain-lain nya itu sangat mirip" Ujar Ismail lagi.

Rinaldi tersenyum lagi sambil geleng-geleng kepala nya. Ismail merasa semakin heran dan tidak mengerti.

"Coba kamu bandingkan dengan teliti" Ujar Naldi lagi. Ismail tampak semakin kebingungan.

"Itu coba lihat ada tahi lalat di pipi kiri nya. Dan dia juga memiliki lesung pipi" Jawab Naldi mengurangi keheranan sahabat nya itu.

Ismail kembali membandingkan foto Claudia dan gadis tadi. Setelah ia merasa benar dengan apa yang di katakan Naldi. Ia pun tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!