Pagi menjelang diiringi kicauan burung dan suara azan yang berkumandang. Seperti hari-hari biasanya,Vinka selalu bangun lbih awal. Sebelum jam 3 pagi, ia menyiapkan berbagai keperluan dan siap untuk kegiatan kesehariannya mengurus rumah dan anak-anaknya.
Tak ada kata lelah dan menyerah.Ia tumbuh menjadi Wanita kuat dan seorang ibu yang begitu bijak.Sikapnya yang santun dan keibuan . Membuat semua orang kagum kepadanya.
Davinka Anastasya memang menjelma menjadi Wanita Tangguh yang kuat, mandiri, dan kreatif. Dia mampu menjadi sosok ibu yang mengayomi anak-anaknya. Sosok istri yang menyejukkan untuk suaminya.
Seperti hari-hari biasanya. Sebelum azan subuh, Vinka sudah bangun. Biasanya ia akan memulai pekerjaannya dulu memotong kain untuk dijahit esok paginya. Setelah azan shubuh berkumandang, baru ia mulai aktifitas untuk beribadah terlebih dahulu. Setelah itu, menyiapkan keperluan dan makanan untuk anggota keluarganya.
Namun hari ini, begitu banyak yang harus Vinka persiapkan. Karena rencananya, Vinka akan menginap dirumah orang tuanya.
"Aku sangat senang. Akhirnya Mas Wahyu mengijinkan aku dan anak-anak menginap dirumah Ibu dan Bapak. Aku kangen ... udah hampir 2 bulan tidak berjumpa," ucap Vinka sambil membayangkan wajah kedua orang tuanya.
"Aku harus segera bersiap -siap. Agar pekerjaanku cepat selesai. Aku tidak mau, nanti Mas Wahyu menunggu dan telat berangkat bekerja," ucap Vinka bersemangat untuk memulai aktifitasnya.
Tanpa terasa langit sudah mulai terang. Suara hewan-hewan mulai bersautan. Fajar pun sudah menampakkan sinarnya.
Vinka buru-buru menyelesaikan tugasnya. Lantas ia membangunkan suami dan anak pertamanya untuk bersiap-siap. Beruntung si kecil Safa, bayi yang pengertian. Saat ibunya sibuk, ia bisa mengerti. Saat bangun tidur pun ia tidak rewel dan malah main sendiri.
Seperti saat ini, saat Vinka tiba di kamar. Ia mendapati anak keduanya sudah bangun dan memainkan jari serta air liurnya. Hati Vinka menghangat mendapati anak pertamanya yang sedang menjaga dan mengajak Adiknya bermain.
" Kakak sudah bangun ... " Vinka mendekati kedua anaknya.
" Iza Bu ... tadi dengar suara Adek berceloteh dan main sendiri. Aku jadi tidak bisa tidur lagi," balas Elsa anak pertamanya sambil memasang muka cemberut.
"Oohhh ... Zaa udah. Sekarang Kak Elsa cuci muka trs salat. Bangunin Ayah sekalian, biar jamaah sama Ayah!!" perintah Vinka.
" Oookkk ... siiap Bu,"jawab Elsa sambil berlari menghampiri sang Ayah.
Sejak ank keduanya lahir.Wahyu memang memutuskan untuk pisah kamar dengan istri dan ank-anaknya. Bukan apa -apa, semua itu ia lakukan. Karena ranjang mereka tidak cukup jika ditempati empat orang.
Perlahan Elsa mulai membuka pintu dan mendapati Ayahnya sudah duduk dan memainkan hanphone.
Wahyu buru-buru mematikan hanphonenya. Saat ia mengetahui ada yang membuka pintu kamarnya.
"Ayah ... Ayo salat. Kan sebentar lagi Ayah mau antar aku, Ibu, dan Adek ke rumah nenek," kata Elsa bersemangat.
Elsa memang selalu bersemangat jika akan pergi kerumah neneknya.
Setelah semua selesai dan siap. Vinka memanggil seluruh anggota keluarganya untuk sarapan bersama, tidak terkecuali ibu mertuanya.
" Kakak, Ayah. Ayo sarapan dulu. Agar kita tidak kesiangan dan Ayah juga tidak terburu-buru berangkat bekerjanya," ucap Vinka.
" Iza sayang ... " jawab Wahyu sambil mendekat dan mencium pipi Vinka.
"Iiihhh ... Ibu dan Ayah so sweet banget," ucap Elsa. Anak 10 tahun itu memang sering menggoda orang tuanya.
Elsa sangat senang melihat kedua orang tuanya yang sangat harmonis dan romantis.
Tak berselang lama, Ibu Wahyu pun datang. Memasang muka garang dan ditekuk. Bu Asty memang seperti itu, ia jarang tersenyum dan dingin .
"Bu ... Silahkan sarapannya. Maaf hanya alakadarnya," kata Vinka sambil tersenyum.
"Wahyu Wahyu ... Apa istrimu ini tidak bisa memberi Ibu makanan lain??? Atau pesan makanan yang lebih enak. Ibu bosan Wahyu,makan ini terus!!! Uang gaji kamu kan lumayan,kenapa istrimu begitu pelit dan perhitungan. Dia juga menjahit, dan Ibu lihat jahitannya banyak. Makan kok ngirit-ngirit !!!" Bu Asty mengomel di pagi hari.
Sambil menghela nafas yang cukup berat.Wahyu pun akhirnya buka suara.
"Makan seadanya, Bu. Jangan buat Vinka pusing dengan ulah Ibu. Dia sudah cukup terbebani dengan urusan kerjaannya dan mengurus anak-anak, serta keperluan kita. Aku tidak mau, Vinka stress dan sakit,"jawab Wahyu membela istrinya.
" Kamu itu za ... kalau dibilangin Ibu. Selalu bela istrimu yang tidak becus ini. Kamu tau, Ibu yang melahirkan kamu. Membiayai semua kebutuhan kamu sendiri, tanpa ada yang membantu Ibu. Apa ini balasan kamu untuk pengorbanan ibu!!!!" Geram Bu Asty pada Wahyu putranya.
"Bu...bukan seperti itu. Aku hanya tidak mau terjadi permusuhan antara ibu dan Vinka. Kalian orang yang paling aku sayang. Aku tidak bisa memilih salah satu diantara kalian. Aku mohon Bu ... bersabar. Aku dan Vinka masih punya tanggungan hutang yang lumayan besar. Jadi kami harus berhemat. Aku mohon, Ibu mengerti," ucap Wahyu lesu.
"Hutang kan karena untuk berobat istrimu itu. Biar dia yang tanggung sendiri. Kenapa kamu yang ikut repot. Atau kamu kasihkan uang belanja untuk Ibu. Biar ibu yang mengatur semuanya," kata Bu Asty tanpa tedeng aling -aling.
Wajah Vinka hanya menunduk lesu. Ia sedikit banyak sudah tau watak mertuanya yang suka foya-foya dan makan enak.
"Ibu ini apa-apaan siihh ... Vinka ini istriku, Bu. Vinka yang lebih berhak atas hartaku. Aku sudah berjanji untuk mencukupi dan membahagiakannya. Jangan sampai Vinka merasa sedih dan sendirian disini !!!" tegas Wahyu.
"Oohhhh ... bela terus istrimu!!! Ibu jadi tidak berselera makan. Ibuu minta uang, mau makan diluar. Lagi pula masakan istrimu tidak ada enak-enaknya,"kata Bu Asty ketus.
Wahyu pun merogoh kantong celananya dan memberikan ibunya selembar uang lima puluh ribuan.
Setelah mendapatkan uang dari anaknya. Ibu Asty pun melenggang pergi tanpa berpamitan.
" Mas ... seharusnya tidak boleh seperty itu. Nanti Ibu semakin membenciku. Aku akan terus berusaha menjadi menantu yang baik dan kebanggaan untuk Ibu," kata Vinka.
" Sudah ... kamu jangan merasa bersalah sayang. Ibu memang seperti itu. Nanti kalau uangnya habis, pasty pulang," jawab Wahyu sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Ta-tapi Mas ... " Vinka merasa kurang setuju dengan pendapat suaminya.
" Syuuutttf ... Tenanglah sayang. Lanjutkan makannya. Nanti kita keburu siang. Aku harus bekerja," kata Wahyu.
Vinka mengangguk dan mulai memakan makanannya. Dalam hati Vinka bersyukur memiliki suami seperti wahyu.
"Aku bersyukur memilikimu, Mas ..."ucap Vinka dalam hati seraya menatap suaminya.
Vinka tidak pernah meminta sesuatu yg suaminya tidak mampu. Ia selalu berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan uang hasil kerjanya, ia juga pergunakan untuk membantu mencukupi uang belanja dan kebutuhan sehari -hari. Apalagi klau Wahyu pas tidak ada job kerjaan. Semua kebutuhan dan bayar hutang,Vinka yang menanggung.
🍀🍀🍀🍀🍀🍁🍁🍁
Mohon maaf...
Author telat up ..ada pekerjaan lain yang harus Author kerjakan...
Jangan lupa dukung selalu karyaku za...supaya bisa kebih baik lagi...🥰🥰🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments