Vinka tak pernah menyangka. Kehidupan rumah tangganya akan seperti ini. Tetapi ia selalu bersyukur dikaruniai anak-anak yang hebat dan suami yang pengertian.
Vinka tak pernah menuntut banyak. Karena ia tau, suaminya sudah berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Hingga deru motor membuyarkan lamunannya.
Vinka bersiap menyambut suaminya pulang bekerja.
" Assalamu'alaikum ..." ucap Wahyu, suami Davinka.
" Waalaikum salam ... " jawab Vinka menyambut suaminya, dan mencium punggung tangan suaminya dengan takzim.
" Mau langsung bersih-bersih dulu atau minum dulu, Mas. Aku siapkan dulu semuanya," kata Vinka.
" Langsung bersih-bersih saja. Badanku lengket dan aku juga sudah kangen sama anak-anak," jawab Wahyu.
" Iza Mas ... Aku siapkan dulu," jawab Vinka.
Saat hendak menyiapkan keperluan suaminya. Vinka berpapasan dengan mertuanya yang baru bangun tidur.
Sambil terus menguap dan berceloteh memaki Vinka, seolah meremehkan.
" Heeeehh ... Vinka!!!! Suamimu sudah pulang. Ingat za, jangan boros boros!! Kasihan anakku, tenaganya kamu peras. Kamu itu sebagai istri, harus bantu suami. Katanya buka usaha jahit. Nyatanya apa?? Nggak dapet apa-apa, kan??? Malahan ibumu yang sombong itu terus merendahkan anakku," kata Bu Asty.
Dengan helaan nafas panjang dan berat Vinka mulai menyiapkan keperluan suaminya. Jika boleh jujur, Vinka sudah tidak tahan dengan ocehan dan hinaan Ibu mertuanya. Tetapi ia tidak bisa berbuat banyak.
Saking asyiknya melamun. Tanpa disadari, suaminya sudah ada dibelakangnya.
" Kamu ngalamun , Dek."kata Wahyu.
" Iiihhh ... Mas. Ngagetin aja. Jantungku kaya mau copot." Omel Vinka.
" Habisnya aku panggil-panggil nngak nyaut. Aku samperin bengong. Za udah, kagetin aja sekalian.heeee ... " jawab wahyu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Ngelamunin apa sihh, Dek. Jangan sampai menjadi beban. Kasihan anak-anak?" tanya Wahyu.
" Tidak ada apa-apa Mas. Buruan mandi gihh, Aku mau salat ashar dulu. Takut anak-anak keburu bangun," kata Vinka.
"Siaap sayang ... " jawab Wahyu sambil mengerlingkang matanya.
" Iiiihhh ... Mas ini. Kaya ABG aja," jawab Vinka sambil tersenyum.
Vinka segera menyelesaikan kewajibannya . Setelah itu ia menyiapkan makanan untuk suami dan anaknya. Hingga tak lama tangisan baby Safa pun terdengar, diiringi teriakan anak pertamanya Elsa.
" Ibbuuuuu ... Adek nangis!!!! Nngak mau diem. Cepet kesini!!! Muka Adek sudah merah!!" teriak Elsa.
" Iza ... Ibu cuci tangan dulu ." jawab Vinka.
Vinka pun cepat-cepat menyelesaikan masakannya dan segera menghampiri Buah Hatinya.
" Uluhhh uluhhhh ... Anak Ibu haus za. Nangisnya kenceng banget. Bangunin Kakak juga,"kata Vinka sambil membelai lembut dan menyusui bayinya.
" Kakak buruan mandi. Terus sholat ashar, minta Ayah untuk siapkan keperluannya!" Perintah Vinka kepada anak pertamanya, karena waktu sudah semakin sore.
Tak lama pun, Wahyu menyembul dari balik pintu menghampiri istri dan anak-anaknya.Tak dipungkiri Wahyu memang memiliki tubuh yang bagus, meski ia pekerja kasar. Vinka terpesona dengan bentuk tubuh suaminya yang sispek.
" Hhaaiii ... Anak-anak Ayah. Sudah pada bangun. Kakak ayo mandi dulu dan setelah itu kita salat berjamaah. Ayah siapkan dulu keperluannya," kata Wahyu.
" Siiiaap Yahh ... " jawab Elsa.
Wahyu dan anak pertama mereka pun keluar kamar . Meninggalkan Vinka yang sedang menyusui bayinya sambil melamun.
Entah mengapa, semenjak kelahiran putri keduanya. Serta kehadiran Ibu mertuanya. Vinka lebih sering melamun. Seakan banyak sekali beban yang menimpanya.
Vinka ingin sekali cerita . Menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain..Namun ia terlalu takut,dikira mengumbar aib keluarga.
Dan inilah dia. Hanya memendam rasa dihatinya seorang diri. Dari kecil ia sudah terbiasa dengan rasa sakit. Dan sekarang ia pun telah mampu untuk bisa melawan rasa sakit dihatinya.
Vinka adalah wanita malang yang merindukan kasih sayang dari orang orang sekelilingnya.
Hingga tanpa terasa, bayinya sudah terlelap dan kenyang.
" Sayang ... kamu tidur yang anteng, za. Ibu mau bantu Kakak dulu. Jangan rewel z sayang," kata Vinka sambil mencium anaknya dan meletakkannya dengan sangat hati-hati.
" Ibuuu ... Aku sudah selesaii!!! " teriak Elsa.
" Hhusstt sayang ... Kakak jangan teriak-teriak nanti Adek bangun,"jawab Vinka sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya.
" Ookkk siiiap ibu. Hiiii ... " jawab Elsa.
Anak pertama Vinka dan Wahyu itu memang terbilang anak yang super aktif dan centil.
" Sayang ... ayo makan dulu. Ibu siapkan,"kata Vinka.
" Buuu ... aq mau disuapin. Boleh tidak??" tanya Elsa ragu-ragu. Karena dia tau , Ibunya sangat lelah mengurus semuanya sendiri.
Dengan wajah yang teduh dan penuh keibuan. Vinka mulai mengambil piring dan mengisi nasi beserta lauknya dan menyuapi anak pertamanya itu.
Vinka merasa bersalah kepada anak pertamanya. Seharusnya, ia mendapat kasih sayang yang utuh. Tetapi sekarang harus terbagi dengan Adiknya.
Namun didalam hatinya . Vinka bersyukur, anaknya mau mengerti keadaannya. Dan tidak banyak menuntut.
" Bu ... Ayah. Setelah ini aku main za,plisss ... " rengek Elsa kepada kedua orang tuanya.
" Habiskan dulu makanannya, dan pulang sebelum azan maghrib!!! " perintah Wahyu.
" Ssiiiaaap, Ayah ... " jawab Elsa sambil berdiri dan posisi hormat kepada Ayahnya.
Semua tersenyum bahagia.Vinka bersyukur memiliki suami seperti Wahyu. Tegas ,disiplin, dan bertanggung jawab.
Setelah selesai makan, Wahyu mengajak Davinka mengobrol diteras .Mereka membahas usaha yang mereka jalani.
" Dek ... Apa kamu masih mau lanjutin untuk usaha jualan baju jadi???" tanya Wahyu memulai obrolan mereka.
"Aku masih bingung, Mas. Sekarang aku belum bisa bagi waktu. Jahitan rumah juga numpuk. Aku juga harus memikirkan anak-anak," jawab Vinka ragu, ia takut suaminya marah.
Wahyu bangga dan bahagia bisa memperistri wanita sebaik Davinka . Selain cantik, ia juga berhati lembut dan penuh keibuan.
"Aku bersyukur memilikimu, sayang. Kamu selalu mengedepankan keluarga dari pada karier kamu."Batin Wahyu.
" Oohhh za, Mas ... Aku ingin ke rumah Ibu. Semenjak Safa lahir,aku belum pernah berkunjung kesana,"kata Vinka meminta ijin dengan hati-hati.
Rumah Vinka dan orang tuanya memang tidak terlalu jauh. Cukup dengan berkendara 15menit saja sudah sampai.
Namun karena sekarang ia memiliki bayi. Ia tidak bisa leluasa pergi. Apalagi Vinka tidak enak jika menitipkan anak-anak kepada mertuanya.
" Za udah ... besok Mas antar," jawab Wahyu.
" Beneran Mas ... " Vinka sangat senang, keinginannya terpenuhi.
Ia senang sekali akhirnya bisa kembali berkunjung ke rumah orang tuanya. Karena hampir 2 bulan kelahiran Safa, anak ke dua mereka. Vinka tidak berjumpa dengan orang tuanya.
Namun, Vinka mendadak murung. Karena sekarang ada mertuanya. Ia takut mertuanya tidak mengijinkan ia pergi.
" Mas ..." kata Vinka ragu-ragu.
" Iza sayang ... "jawab Wahyu tersenyum.
"Bagaimana dengan Ibu kamu Mas??? Apa beliau mengijinkan?? " raut wajah Vinka murung.
" Itu urusanku, sayang ... Aku akan bicara ke Ibu pelan-pelan. Kamu yang tenang za ... " jawab Wahyu sambil membelai rambut panjang Vinka.
" Terimakasih Mas ... " jawab Vinka memeluk suaminya.
" Sama-sama sayang ... " balas Wahyu sambil mencium kening Vinka.
Sore itu mereka lewati dengan obrolan santai dan canda tawa. Vinka bersyukur memiliki suami seperti Wahyu. Hal yang membuat Vinka kuat dan terus bertahan adalah suami serta kedua Buah Hatinya. Vinka tak lupa meminta kepada Tuhan. Agar keluarganya, diberikan kesehatan serta diberikan rejeki yang cukup.
Vinka menatap Wahyu dengan penuh damba. Ia merasa menjadi wanita yang beruntung. Ia bisa mendapatkan suami yang begitu menyayanginya.
🍀🍀🍀🍁🍁🍁🍁🍁
# maaf z klau tulisanku masih berantakan...
Semoga kalian suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments