Pria-pria hidung belang

"Aku tak butuh teman, aku ingin sendiri. Jadi, jangan ganggu aku." Ucap Sofia ketus.

"Wow, wonder women!!" Seru pria yang berda di dekat Sofia. "Pasti masalahmu sangat sulit, hingga kau hinggap di sebuah klub sendiri tanpa teman!" Pria naik di bangku tender sebelah Sofia.

Sofia tak mengubris ucapannya. Dia terus menyesap minuman di gelasnya.

"Percayalah! Aku visa menghilangkan keresahanmu!" Sofia memandang pria di sebelahnya dengan tatapan menyelidik. "Jika kau mau, ikutlah bersamaku." Lanjutnya. "Kita akan bersenang-senang," Sofia masih mecari tahu ke mana arah pembicaraan pria itu. "Ayolah, aku tidak egois untuk menjadi seorang lelaki, aku akan memberikan ke*******n juga pada pasanganku!!" Dengan senyum yang mengembang pria itu berujar pada Sofia.

"Dasar tua b****a!! Aku ini lebih pantas menjadi menantumu, bukan teman ranjangmu." Ketus Sofia pada Pria yang memang jauh lebih tua darinya.

"Apa katamu?" Pekik pria itu dengan menunjuk wajah Sofia.

"Ya!! Tua b****a!! Apa kau tak mendengar? Oh, ya pendengaranmu berkurang karena faktor usia. Cepat-cepatlah bertobat, karena tempatmu sudah di sediakan!" Sofia menurunkan telunjuk pria itu yang mengara padanya.

"Ada apa ini?" Suara bariton seorang pria dari balik punggung Sofia.

Sofia memutar badannya ke arah suara yang berdengung di telingahnya. Betapa terpakunya Sofia, seorang pria dengan tubuh idaman para wanita, mengenakan jas lengkap, menggambarkan kewibawaannya dan wajah yang tak dapat di pungkiri ketampanannya.

"Hai, nona!! Apa ada yang mengganggumu?" Bisik Dirga di telinga Sofia.

Sofia merinding merasakan hembusan nafas Dirga di tengkuknya. Entah sengaja atau tidak Sofia berpikir bahwa Dirga adalah seorang pemain yang handal.

"Ma-maaf Tuan! A-aku hanya mrmberikan penawaran padanya!" Jelas pria yang mengganggu Sofia itu.

"Kau tahu! Kau telah mengganggu wanitaku." Ucap Dirga.

Pria paruh baya itu sangat mengenal Dirga. Siapa sih yang tidak mengenalnya di kalangan bisnis? Pembisnis hebat sejak usia muda hingga kini. Dirga adalah investor di perusahaannya, karena itu dia sangat mengenal Dirga.

"Ma-maaf tuan! Saya tidak menyangkanya. Dia seorang diri di sini, jadi kupikir...!!" Pria itu memutus ucapannya.

"Jadi apa?" Tanya Dirga dengan mengangkat sebelah alisnya.

Sofia hanya diam di balik punggung Dirga tanpa mengatakan apa-apa. Entah dia sedang membelahku atau sedang memanfaatkan keadaan, pikir Sofia.

"Ma-maaf Tuan!" Ucap pria itu terbata. Keringat dingin telah menguncur di seluruh tubuhnya, kaki pun sudah bergetar. Perusahaannya akan hancur dengan sekejap mata bila dia tak mendapat pengampunan dari orang yang berdiri tepat di depannya.

Dirga mengeluarkan handphone mahalnya dari saku jas, menekan beberapa nomor dan merapatkan ke telinganya.

"Halo!!" Suara di balik telvon.

"Urus tempatmu ini! Atau akan ku sama ratakan dengan tanahnya." Ucap Dirga dengan nada serius.

"Baik Tuan!! Aku akan segera ke sana!" Ucap menejer klub yang saat ini mereka pijak.

"Tuan!! Tolong jangan hancurkan perusahaanku!" Ucap pria itu berkutut di kaki Dirga.

"Aku tidak membawah masalah perusahaan dalam kehidupan pribadiku." Ucap Dirga saat membalikan badannya.

Kaki Dirga melangkah pergi dari tempat itu, namun tidak sendiri. Dia meraih jemari Sofia dan membawahnya dari sana.

"Hei apa yang kau lakukan?" Sofia melepaskan tautan tangan Dirga darinya.

Dirga berbalik, menatap Sofia yang berteriak padanya. Dirga menatap dalam manik mata wanita di depannya.

"Nona! Apa kau tidak sadar bahwa aku baru saja membelahmu dari lelaki hidung belang di sana." Ucap Dirga dengan menunjuk arah dalam klub.

"Owh, ya!! Trima kasih. Tapi untuk apa kau menyeretku." Ucap Sofia ketus.

"Oh, jadi kau masih ingin berada di dalam, untuk memancing pria lain." Ujar Dirga.

"Itu urusanku." Ucap Sofia dengan menyilangkan tangannya di dada.

"Jelasnitu urusanku Nona!! Apa kau tidak mendengarnya tadi?" Dirga mendekatkan wajahnya di hadapan Sofia.

Sepersekian detik Sofia sempat terpesona dengan wajah pria di depannya, namun Sofia menepisnya dengan cepat.

"Apa?" Ucap Sofia ketus dwngan membalikan wajahnya yang telah merona.

"Aku yakin saat ini kau sedang mengagumi parasku!!" Jawab Dirga dengan menegakan badannya.

"Narsis sekali!!" Gumam Sofia yang masih dapat di dengar oleh Dirga.

"Ya! Itu harus. Percaya diri itu penting Nona. Dan aku telah mengatakan, jika kau adalah wanitaku." Ujar Dirga.

"Apa? Itu kau yang mengatakannya, tapi aku tidak!" Bantah Sofia.

"Tapi kau tak mengatakan apa-apa! Ku anggap kau setuju karna kau tak membantah ucapanku." Ucap Dirga dengan percaya diri.

"Tidak! Aku tidak mau." Pekik Sofia.

Di antara mereka sejak berada dalam klub, ada seseorang yang setia menemani Dirga di belakangnya. Dia adalah Fander, asisten pribadi Dirga.

"Hei Tuan!! Siapa kau?" Tanya Sofia pada Fander.

"Saya..." Belum juga selesai Fander mengatakan ucapannya sudah di selah kembali oleh Sofia.

"Kenapa sejak tadi kau hanya diam saja!!" Sofia menunjuk ke arah Fander.

"Dia asistenku! Mana berani membantah atasannya." Jawab Dirga. "Apa kau sungguh tak mengenalku?" Dirga mencari kepastian bahwa wanita di depannya ini sungguh tak mengenalnya.

"Apa untungnya aku untuk mengenalmu?" Tanya Sofia sinis.

"Haa!!" Kaget Dirga menganga. Sedangkan orang yang berada di balik Dirga hanya cekikikan dengan jawaban Sofia. "Diam!!" Pekik Dirga pada Fander, dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Bagaimana mungkin wanita di depannya ini tak mengenalnya. Orang ternama nomor satu seasia. 'Oh my good!!' Batin Dirga mengumpat.

"Ok.Ok. Ikut aku sekarang!" Dirga menyeret Sofia menuju parkiran mobilnya.

"Eh.. Eh., apaan ini?" Pekik Sofia yang terseret.

"Ikut aku atau..." Dirga menjeda ucapannya.

"Atau apa?" Ketus Sofia tepat di wajah Dirga.

"Atau aku akan memanggil pria tua bangka tadi untuk menyeret kamu di sini!" Ucap Dirga.

"A-apa!!" Sofia panik. Dia bukan tak tahu jika Dirga adalah seorang pembisnis ternama, namun yang dia tahu dari penampilan dan gaya khas yang di tunjukan Dirga semenjak tadi, bahwa dia bukan orang sembarangan. Tidak mungkin seorang yang tua mau befsujud memohon di kakinya kalau dia bukan siapa-siapa, pikirnya.

"Tapi aku bawah mobil!!" Ujar Sofia yang telah menurunkan nada suaranya.

Mendengar itu Dirga tersenyum tipis, entah apa yang ada di pikirannya. "Kau punya mobil?" Sofia mengganggukan kepalanya saat Dirga bertanya. "Di mana?" Tanya Dirga lagi.

"Ini, di belakangku!!" Jawab Sofia jujur, karena mereka saat ini terhimpit antara mobil Dirga dan mobil Sofia yang terpakir bersebelahan.

"Wah, apa ini mobil sewaan? Di mana rental yang menyewahkan mobil ini?" Dirga tak percaya dengan apa yang dilihatnya, mobil yang di kendarai Sofia cukup mahal untuk orang yang terlihat biasa-biasa saja seperti Sofia.

"Iya, aku menyewahnya!! Dan kau tak perlu tau di mana?" Jawab Sofia kesal.

"Baiklah, ikut aku. Farhan akan membawah mobil itu." Ucap Dirga sambil membuka telapak tangannya.

Sofia mengerti dan segera mengeliarkan kunci mobil dari saku celananya, menyerahkan pada Dirga. "Tunggu!! Kita mau ke mana dulu?" Sofia menarik tangannya kembali saat ingin menyerahkan kuncinya.

"Owh, baiklah. Kita akan pergi ke tempat di mana kau bisa minum, tanpa di ganggu pria hidung belang!" Jawab Dirga.

Sofia memberikan kunci mobilnya, lebih baik ikut dengannya dari pada harus jatuh pada pria-pria tua bangka yang hidung belang, pikirnya. Sofia pun menaiki mobil yang di kendarai Dirga, menuju tempat yang ditujuh Dirga sebelumnya.

.

.

.

.

Jangan lupa like, coment and votenya...

Hadiahnya juga, jangan lupa dikirim ya😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!