"Wah, apa ini mobil sewaan? Di mana rental yang menyewahkan mobil ini?" Dirga tak percaya dengan apa yang dilihatnya, mobil yang di kendarai Sofia cukup mahal untuk orang yang terlihat biasa-biasa saja seperti Sofia.
"Iya, aku menyewahnya!! Dan kau tak perlu tau di mana?" Jawab Sofia kesal.
"Baiklah, ikut aku. Farhan akan membawah mobil itu." Ucap Dirga sambil membuka telapak tangannya.
Sofia mengerti dan segera mengeliarkan kunci mobil dari saku celananya, menyerahkan pada Dirga. "Tunggu!! Kita mau ke mana dulu?" Sofia menarik tangannya kembali saat ingin menyerahkan kuncinya.
"Owh, baiklah. Kita akan pergi ke tempat di mana kau bisa minum, tanpa di ganggu pria hidung belang!" Jawab Dirga.
Sofia memberikan kunci mobilnya, lebih baik ikut dengannya dari pada harus jatuh pada pria-pria tua bangka yang hidung belang, pikirnya. Sofia pun menaiki mobil yang di kendarai Dirga, menuju tempat yang ditujuh Dirga sebelumnya.
******
Mobil yang Dirga kendarai memasuki sebuah gedung bertingkat-tingkat, menuju parkiran. Dirga menyetop mobilnya di antara banyak mobil yang ada di sana, turun dan melempar kunci mobil kepada satpam yang berada di sana.
"Apa kau akan berada di sini saja? Tidak akan turun!" Ucap Dirga membungkuk menghadap Sofia yang masih beta duduk di dalam mobilnya.
Sofia membuka pintu mobil dengan sedikit ragu. "Di mana ini?" Tanya Sofia mengedarkan pandangan ke daerah sekitarnya.
"Apartement!" Jawab Dirga santai.
"Apartementmu?" Tanya Sofia membenarkan.
"Ya! Apa kau pikir aku akan menjualmu di sini? Jika aku menjualmu, uangnya tidak akan cukup membayar gajiku dalam sehari." Ucap Dirga dengan menyombongkan diri.
Sofia hanya melongo, mendengar ungkapan Dirga. Sekaya apa dia? Sangat sombong sekali, pikir Sofia.
"Ayo," Dirga meraih jemari Sofia dan membawahnya sampai ke dalam lift.
"Hei, aku bukan siapa-siapamu!! Jangan seenaknya." Ketus Sofia.
"Sudah kukatakan, kalau kau adalah wanitaku. Dan aku tak suka penolakan." Ujar Dirga di dalam lift.
"Dasar tidak waras! Apa kau melakukan semua itu pada wanita di mana-mana?" Umpat Sofia terang-terangan.
"Kau wanita pertama yang datang ke sini!" Ucap Dirga serius.
"Ya! Mungkin saja! Lalu ke mana kau membawah wanita-wanita yang lain?" Tanya Sofia dengan mengejek.
"Ya, kau memang benar. Kau wanita pertama yang ke sini, dan yang lainnya hanya hinggap di hotel saja." Ucap Dirga tersenyum. "Wanita ini sangat pintar menebak!" Batin Dirga.
Sofia tak menjawab lagi ucapan Dirga karena itu akan semakin panjang. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka.
Ting
Dirga keluar dari dalam lift, disusul Sofia di belakangnya. Tanpa disadari Sofia, seorang wanita yang kini melewatinya dan Dirga seperti sosok yang dia kenal.
Pandangan Sofia fokus pada wanita yang berpapasan tadi dengannya, 'aku seperti mengenal wanita itu, tapi di mana?' Batin Sofia.
"Tato mawar!" Tinggal beberapa langkah lagi wanita itu sampai di lift yang ditujunya Sofia baru mengingat jika wanita itu dengan tato mawar di tengkuknya itu dilihat dalam foto unggahan bersama Kevin.
Kini Sofia berlari mengejar wanita yang kini sudah berada dalam lift tersebut, ting pintu lift perlahan-lahan menutupi wanita yang berada dalam ruangan kecil itu.
"Tunggu!!" Pekik Sofia saat pintu sudah tertutup lift sudah tertutup rapat. Dia menggedor-gedor pintu lift tersebut seakan ada orang yang akan membukanya dari dalam.
Dirga memutar badannya saat mendengar pekikan seorang wanita, siapa lagi kalau bukan Sofia. Wanita itu telah duduk di depan pintu lift dengan air mata yang telah menguncur deras di matanya.
"Ada apa dengan wanita itu?" Gumam Dirga. "Aku sudah terjebak membawah wanita itu ke mari!! Mereka sangat mengesalkan, kadang marah, kadang menangis tanpa alasan." Lanjut Dirga, kemudian menyusul di mana tempat Sofia terisak.
"Hei.., ada apa denganmu?" Tanya Dirga. Masih dengan gayanya yang sok cool tanpa memandang Sofia. Dia paling benci dengan wanita yang suka menangis.
Sofia menatap Dirga di hadapannya lalu menyeka air mata yang mengalir di sudut pipinya. Dasar tidak punya hati!! Apa kau tak melihat aku sedang menangis?" umpat Sofia di depan Dirga.
"Apa kau tahu? Aku paling benci wanita yang suka menangis!!" ucap Dirga "Bangunlah dan ikut aku sekarang!!" Pinta Dirga.
"Hiks.... Hiks...." Sofia makin mengencangkan suaranya dengan masih berjongkok di depan lift tadi, dia mengingat kembali Kevin, apa benar Kevin telah berselingkuh darinya.
"Hei... Apa yang kau lakukan? Jangan menangis di sini!!" Dirga panik dengan keadaan sekarang. Jangan sampai.ada yang memergoki mereka saat ini. Apa yang akan di pikirkan orang-orang tentang ini! Pikirnya.
Dirga mengangkat bahu Sofia yang kini sedang terisak sambil menutup wajahnya dan memasukan Sofia dalam pelukannya, menepuk-nepuk pelan pundak Sofia seperti sedang menenangkan.
Sofia merasa sedikit tenang saat mendapatkan tempat untuk bersandar, Dirga berhasil membuat wanita itu tenang.
"Siapa yang kau kejar di dalam lift itu?" Tanya Dirga pelan.
"Hiks...." Sofia kembali terisak mengingat wanita itu yang telah mengambil calon suaminya.
"Hiks, salah bicara!!" Gumam Dirga sangat pelan karena Sofia masih betah di pelukannya. "Ayo!! Jika ingin menangis jangan di sini." Dirga melerai pelukan mereka dan merangkul Sofia untuk berjalan.
Sampailah mereka di depan pintu apartement Dirga. Dirga mengeluarkan kartu dari dalam dompetnya guna untuk membuka pintu.
"Masuklah!!" Ajak Dirga.
Sofia masih ragu untuk melangkahkan kakinya masuk ke apartement itu. Tapi kini hatinya sedang gunda, jika dia pulang maka dia akan bertemu ayahnya dan dia sama sekali malas untuk berbicara apalagi menjelaskan keadaannya saat ini.
Jika dia mengikuti ajakan Dirga, pasti akan ada sesuatu yang terjadi pada mereka. Pikirnya.
"Apa kau berubah pikiran, ingin kembali pada tua bangka tadi?" Tanya Dirga dan sekejap kemudian Sofia telah berdiri tepat di hadapannya.
Sofia melangkahkan kakinya cepat memasuki apartement Dirga, dia sangat takut dengan parah pria hidung belang yang tua bangka di sebut oleh Dirga.
Bagaimana mungkin dia akan bercumbu bersama pria yang sudah seumuran ayahnya, walaupun usianya sudah di katakan hampir melewati kata dewasa untuk parah wanita, 25 tahun usia Sofia. Walaupun sedang dalam keadaan patah hati dia tak mau jatuh ke dalam pelukan pria tua.
"Ternyata sangat gampang membuatmu menurut! Aku akan memberikan pria tua itu hadiah untuk ini!" Ucap Dirga.
"Apa!! Seenaknya saja kau mau memberinya hadiah, tidak boleh!!" Ketus Sofia.
"Siapa kau? Yang berani mengaturku!" Ucap Dirga dwngan mengerutkan dahinya.
"Kau menyatakan aku sebagai wanitamu! Jadi sebagai wanitamu, aku melarang kau memberikan dia hadiah." Ucap Sofia lagi.
"Ahh, kalian memang susah dimengerti. Tadi kau menyangkal menjadi wanitaku dan sekarang kau sendiri yang mengatakan itu." Ujar Dirga segera menutup pintu dan menuntun Sofia ke ruangan mini bar miliknya.
Ceklek
Sofia mengedarkan pandangannya di dalam ruangan itu. Ruangan yang di penuhi botol-botol di rak yang tertata rapi, tak di ragukan lagi, minuman-minuman itu adalah minuman orang-orang berkelas dengan harga yang bisa di bilang wow yang gunanya hanya membuat fly saja, ruangan itu di lengkapi dengan meja bar tender, 1 set sofa serta tv layar lebar dengan audio lengkap.
Dirga menuntun Sofia duduk di sofa, lalu mengambil minuman dari rak yang di halangi meja tender itu, membawah kembali pada Sofia dengan dua gelas kecil.
"Jika di sini, tak tua-tua keladi yang akan mengusikmu." Ujar Dirga sambil meletakan botol minuman ditangannya serta gelas. "Hanya aku saja!!" Lanjutnya dengan Mecuil dagu Sofia.
"Jangan kurang ajar ya!!" Sofia mengangkat telunjuknya di depan Dirga.
"Kau galak sekali tapi suka menangis. Apa kau memiliki kepribadian ganda?" Tanya Dirga.
"Apa maksudmu?" Sofia membulatkan matanya pada Dirga.
"Sejenak tadi kau menangis tersedu-sedu, dan sekarang kau sangat galak padaku. Sangat cepat berubah!" Ujar Dirga tanpa ragu.
Dirga membuka jasnya dan duduk di samping Sofia. "Apa kau suka bernyanyi?" Tanya Dirga.
Sofia menggeleng tanda tidak. Sebenarnya dia bukan tidak bisa bernyanyi, tapi dia malu kalau suaranya tiba-tiba jelek, padahal dulu Sofia sangat suka memegang mic untuk bernyanyi.
Dirga menumpahkan minuman ke dalam gelas Sofia dan memberinya ke tangan Sofia.
"Ceritakanlah masalahmu padaku!!" Ucap Dirga meminta.
Sofia menerima gelas yang diberikan Dirga padanya, lalu memandang pria di sampingnya. 'Apakah sungguh, dia mau mendengarkan ceritaku?' Batin Sofia. Sejenak manik mata keduanya saling bertemu menatap dalam pesona masing-masing insan yang ada di hadapan mereka.
.
.
.
.
By... By...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments