"Apa!! Seenaknya saja kau mau memberinya hadiah, tidak boleh!!" Ketus Sofia.
"Siapa kau? Yang berani mengaturku!" Ucap Dirga dwngan mengerutkan dahinya.
"Kau menyatakan aku sebagai wanitamu! Jadi sebagai wanitamu, aku melarang kau memberikan dia hadiah." Ucap Sofia lagi.
"Ahh, kalian memang susah dimengerti. Tadi kau menyangkal menjadi wanitaku dan sekarang kau sendiri yang mengatakan itu." Ujar Dirga segera menutup pintu dan menuntun Sofia ke ruangan mini bar miliknya.
Ceklek
Sofia mengedarkan pandangannya di dalam ruangan itu. Ruangan yang di penuhi botol-botol di rak yang tertata rapi, tak di ragukan lagi, minuman-minuman itu adalah minuman orang-orang berkelas dengan harga yang bisa di bilang wow yang gunanya hanya membuat fly saja, ruangan itu di lengkapi dengan meja bar tender, 1 set sofa serta tv layar lebar dengan audio lengkap.
Dirga menuntun Sofia duduk di sofa, lalu mengambil minuman dari rak yang di halangi meja tender itu, membawah kembali pada Sofia dengan dua gelas kecil.
"Jika di sini, tak tua-tua keladi yang akan mengusikmu." Ujar Dirga sambil meletakan botol minuman ditangannya serta gelas. "Hanya aku saja!!" Lanjutnya dengan Mecuil dagu Sofia.
"Jangan kurang ajar ya!!" Sofia mengangkat telunjuknya di depan Dirga.
"Kau galak sekali tapi suka menangis. Apa kau memiliki kepribadian ganda?" Tanya Dirga.
"Apa maksudmu?" Sofia membulatkan matanya pada Dirga.
"Sejenak tadi kau menangis tersedu-sedu, dan sekarang kau sangat galak padaku. Sangat cepat berubah!" Ujar Dirga tanpa ragu.
Dirga membuka jasnya dan duduk di samping Sofia. "Apa kau suka bernyanyi?" Tanya Dirga.
Sofia menggeleng tanda tidak. Sebenarnya dia bukan tidak bisa bernyanyi, tapi dia malu kalau suaranya tiba-tiba jelek, padahal dulu Sofia sangat suka memegang mic untuk bernyanyi.
Dirga menumpahkan minuman ke dalam gelas Sofia dan memberinya ke tangan Sofia.
"Ceritakanlah masalahmu padaku!!" Ucap Dirga meminta.
Sofia menerima gelas yang diberikan Dirga padanya, lalu memandang pria di sampingnya. 'Apakah sungguh, dia mau mendengarkan ceritaku?' Batin Sofia. Sejenak manik mata keduanya saling bertemu menatap dalam pesona masing-masing insan yang ada di hadapan mereka.
'Sebenarnya dia tampan hanya saja! Dia sombong dan tak perhatian, tidak-tidak, tadi dia menenangkanku. Apa yah...' Batin Sofia.
'Cantik juga. Tapi dia sangat merepotkan! Bibir itu... sangat membuat aku pusing! Entahlah!!' Batin Dirga.
Beberapa menit kemudian, Sofia dan Dirga melempar pandangan masing-masing ke arah lain. Hening seketika sebelum Sofia memecah keheningan mereka.
"Apa kau sungguh ingin mendengar ceritaku?" Tanya Sofia dengan memandangi gelas di tangannya.
Dirga menatap Sofia yang berada di sampingnya. "Jika kau percaya padaku!" Ujar Dirga mantap.
"Baiklah!! Jangan menyelah dan jangan menjawab!" Ucap Sofia.
"Peraturan apa itu? Aku tidak mau!" Ucap Dirga kesal.
"Baiklah, tapi jangan mengejek!" Ucap Sofia lagi.
"Apa lagi itu?" Ucap Dirga.
"Ya sudah. Tidak jadi cerita!!" Kesal Sofia dengan pria di sampingnya.
"Ok. Tidak mengejek. Tapi tidak untuk yang lainnya." Ucap Dirga dengan telunjuk yang di goyangkan.
Sofia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskan dari mulut. "Sebenarnya aku akan menikah seminggu lagi." Sofia memulai ceritanya.
"Apa!!" Pekik Dirga. "Dan saat ini kau bersamaku. Di sini!" Jari telunjuknya menunjuk kearah di mana kakinya berpijak sekarang.
"Dengarkan aku! Jangan di bantah!" Kesal Sofia yang baru memulai ceritanya tapi kata-kata Dirga sudah lebih banyak darinya.
"Bagaimana kalau calon suamimu memergoki kita. Hancur reputasiku. Aku akan disangka pebinor." Ucap Dirga panik.
"Sudah tidak lagi sekarang!!" Pekik Sofia di telinga Dirga.
"Haa!! Sudah tidak lagi. Bagaimana maksudnya?" Dirga makin penasaran dengan cerita Sofia.
"Sudahlah, cukup sampai di situ saja!" Kesal Sofia yang sudah tak ingin bercerita lagi.
"Ok. Aku akan mendengarkan! Ayo cerita lagi. Jangan cemberut, nanti jerawatnya banyak." Ujar Dirga asal.
"Apa? Apa aku punya jerawat?" Sofia meraba-raba wajahnya sendiri. Sofia ingin meminta kaca cermin, namun percuma saja karena ruangan itu hanya remang-remang.
"Hehehe... Tidak ada!! Ayo sekarang seriuslah!" Dirga terkekeh melihat kelakuan Sofia yang sangat panik.
"Dari tadi itu kau yang tidak serius!" Sofia dengan mode merajuknya.
"Ok. Ok. Aku jadi penasaran dengan ceritamu. Ayo lanjutkan." Pinta Dirga.
"Tapi jangan meledek ya!!" Sofia dengan pipi tembumnya dan di angguki oleh Dirga.
"Tunanganku menghilang!! Sudah seminggu ini tidak ada kabar! Dan ayahku akhirnya membatalkan pernikahan kami." Lanjut Sofia meratapi nasibnya sekarang.
"Apa kau tak mencoba menghubungi? Atau mencarinya?" Ujar Dirga.
"Aku bahkan menghubungi semua kenalan kami. Tanpa tahu malu aku menanyakan dirinya, tapi di antara mereka tidak ada tahu, bahkan bertemu pun tidak." Jawab Sofia sambil mengusap wajahnya.
Minuman yang berada di meja pun sudah berkurang sedikit demi sedikit. Di usia Sofia yang sudah beranjak 25 tahun bukan berarti dia sudah biasa mengkomsumsi minuman beralkohol, tapi terkadang dia akan ikut dengan sahabat-sahabatnya hanya untuk menghilangkan penat sejenak.
Saat ini Sofia sebenarnya sudah merasa sedikit pusing, tapi dia masih mengontrol dirinya, agar tidak keblablasan.
"Lalu, tadi siang saat aku membuka akun sosial temanku, dari unggahan fotonya yang berada di bandara tak sengaja dalam foto itu ada tunanganku di sana. Sedang merangkul seorang wanita." Tangis Sofia pecah lalu bersandar di bahu Dirga.
"Apa kau menangisi pria itu?" Tanya Dirga serius.
Sofia mengangkat kepalanya, menatap Dirga serius. 'Benarkah, pria ini berkata seperti itu.' Batin Sofia.
"Tidak ada gunanya menangisi pria macam itu. Hanya buang-buang waktu saja." Ucap Dirga meremehkan tunangan Sofia.
"Apa maksudmu?" Tanya Sofia.
"Kau tau? Seseorang yang tidak bisa menghargai sebuah hubungan, maka orang itu tidak pantas untuk menjalin sebuah hubungan." Ucap Dirga. "Tapi kau beruntung!!" Lanjutnya.
"Beruntung? Dari mananya aku beruntung? Aku di tinggal pergi oleh calon suamiku, dan kamu mengatakan aku beruntung!!" Kesal Sofia.
"Iya!!" Jawab Dirga cepat. "Apa kamu tidak berpikir, bagaimana kalau dia pergi di saat kalian sudah menikah, atau di saat hari pernikahan dilaksanakan. Bisa juga dia selingkuh saat sudah menikahimu!! Bukankah ada baiknya saat dia pergi sekarang dari pada nanti?" Jelas Dirga panjang lebar.
Sofia memikirkan penjelasan Dirga, namun serasa masih ada yang kurang saat dia tidak tidak mendapat jelasan dari sang tunangan. Sofia ingin mendengar kata-kata yang akan di keluarkan sang tunangannya.
"Tapi aku belum puas bila tidak menemui Kevin. Aku ingin penjelasan darinya." Ucap Sofia.
"Astaga!! Jika aku menjadi dirimu, dalam sedetik saja maka penggantinya akan berada di sampingku." Kesal Dirga pada wanita di sebelahnya.
Sofia bangkit dari duduknya, menatap Dirga sangat dalam. 'Apa aku salah bicara lagi?' Batin Dirga.
Dalam sekejap Sofia telah naik dalam pangkuan Dirga, mengalungkan tangannya di leher pria yang saat ini membatu menatap kelakuannya.
"Apa kau bisa menjadi penggantinya?" Tanya Sofia dengan nada berharap.
Manik mata mereka saling tatap, sebagai seorang pria sejati mendapatkan perlakuan seperti itu membuat sesuatu di bawah sana memberontak.
'Aah, baru seperti ini saja Si Oding sudah mengamuk!! Bagaimana kalau lebih dari ini!' Batin Dirga lalu memnghembuskan nafas kasar.
"Huuffff"
.
.
.
.
By... By...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments