Sesampainya di depan kamar Hotel,Alex membuka pintu kamar dan di susul dengan Rendra.Rendra tidak mau terjadi apa-apa dengan temannya itu,setelah itu Alex pun membanting pintu dengan kuat,hingga Rendra terlonjak kaget.
"BRENGSEEEKKK!!!!"
Alex menjatuhkan semua berkas yang ada di meja,lalu melempar vas bunga ke dinding.Dia meninju tangannya ke dinding hingga tangannya berdarah tapi tak di hiraukan,dia tetap meninju dinding itu sambil berteriak-teriak.Nafasnya naik turun menahan amarah dalam dadanya.
"Cukup Lex,jangan kau sakiti dirimu sendiri demi wanita tak tahu diri itu."Rendra berkata sambil menahan tangan Alex yang ingin terus meninju.
"Dia sudah mengkhianati ku Rendra,mengkhianati ku!!setelah semua yang aku lakukan dan aku berikan padanya,ini balasannya."Teriak Alex.
"Aku bahkan rela menentang mama yang semakin tidak suka dengannya."Suaranya melemah.
"Jangan pernah kau sebut nama wanita itu lagi di hadapanku,kalau tidak mau aku hajar."
"Baiklah Lex,sekarang tenangkan dirimu.Jangan berbuat hal-hal yang merugikan dirimu sendiri.Kau lebih baik pindah ke kamarku dulu,biar kamar ini di bersihkan."Rendra lalu meninggalkan Alex sendiri di kamarnya.
Rendra akan memesan tiket untuk kepulangan mereka,dan juga menelpon pihak hotel agar membersihkan dan merapihkan kekacauan yang ada.
Selain memesan tiket dan menelpon pihak hotel,ternyata Rendra juga menelpon Mamanya Alex dan menceritakan semua yang terjadi.
"Tante memang sedari awal melihat Karin sudah punya firasat kalau dia wanita tidak baik.Tapi berhubung Tante melihat Alex sangat mencintai wanita itu,Tante tak bisa berbuat apa-apa.Hanya bisa berdoa semoga Alex selalu bahagia.Tapi ternyata Karin malah menyakiti anak Tante."Ucap mama Alex kecewa.
"Rendra, Tante mau menceritakan sesuatu padamu,Tante harap Alex jangan sampai tau yaa,tapi sebelumnya Tante mau bertanya pada mu,apakah Alex tau tentang orang tua dan keluarga Karin?"
"Alex tidak tau tentang orang tua dan keluarga Karin,Tante.Karin selalu menutupi semua nya dari Alex.Setiap Alex bertanya Karin selalu bilang kalau dia sendirian disini,dia juga sudah tidak punya siapa-siapa."
"Alex percaya itu Rendra?"
"Ya Tante,Alex percaya dengan ucapan Karin.Dan saat saya di suruh menyelidiki tentang Karin.Semuanya terasa sulit tidak ada informasi tentang keluarga nya Karin,hanya tempat tinggal dan tempat bekerja saja yang saya dan anak buah saya dapat."
"Nah itulah Rendra ada yang mau Tante ceritakan padamu tentang Karin,yang mungkin bahkan Papa nya Alex pun tak tau tentang hal ini."
"Apa itu Tante?"Tanya Rendra penasaran.
"Sepertinya kita tak bisa bicarakan hal ini di telepon.Kita akan bicarakan ini langsung saat kau sudah kembali disini."
"Baiklah Tante ,kita atur pertemuan kita nanti.Sudah dulu ya Tante , saya akan liat keadaan Alex dulu dan siap-siap untuk pulang."
"Titip Alex ya nak,"pesan Mama Alex sebelum sambungan terputus.
Kini Alex dan Rendra sudah berada di dalam pesawat.Sejak perjalanan menuju Bandara tadi tak satu pun kata keluar dari mulut Alex.Lelaki itu diam seribu bahasa,tetapi raut wajahnya menggambarkan kekecewaan yang begitu mendalam.Hancur sudah impiannya yang ingin ia bangun dengan wanita yang di cintainya.Pengkhianatan begitu membekas dalam hati nya.
Tak terasa mereka pun tiba di Bandara Negara Asal mereka.Sopir keluarga Alex sudah menunggu di depan.Sesampainya di dekat mobil, sopir menyapa dan hanya mendapat anggukan dari Alex dengan wajah datar tanpa senyuman.Sopir bingung tak seperti biasanya Tuan Mudanya seperti ini.Karena yang sopir tau Alex orang yang ramah kepada semua pelayan di rumahnya.
Mobil melaju meninggalkan Bandara,Alex hanya diam sambil memandang ke luar jendela.Hingga tak terasa mobil pun memasuki halaman rumah.
Alex membuka pintu lalu menutupnya dengan keras,hingga Rendra dan si sopir terlonjak kaget.
Mama Alex sudah menunggu Alex di teras rumah sambil tersenyum lebar lalu langsung memeluk Alex dan di balas dengan Alex pelukan dengan tak kalah eratnya.Seakan menandakan kalau dirinya tengah rapuh.Setelah agak lama pelukan itupun terlepas.
"Kau sudah sampai nak,mau istirahat dulu atau mau langsung makan?Mama sudah memasak makanan kesukaanmu."
"Aku mau mandi dulu ma, nanti aku turun lagi untuk makan."Jawab Alex dengan nada datar.
"Ya sudah kamu mandi dulu,mama tunggu di meja makan yaa."
"Iya Ma."jawab Alex lalu menaiki tangga menuju kamarnya.
"Rendra sehabis makan nanti,kita bicara di taman belakang yaa."
"Baik Tante."
Selama makan berlangsung hanya suara dentingan sendok yang terdengar.Semuanya makan dalam diam,tak ada obrolan seperti biasa.
"Aku sudah selesai makan,aku mau langsung istirahat di kamar."ucap Alex lalu berlalu begitu saja meninggalkan Mama dan juga Rendra.Mama Rendra menatap punggung anaknya dengan sedih.
Setelah selesai makan Mama pun mengajak Rendra ke taman belakang untuk membicarakan masalah Karin.
Di rumah Vita
Keadaan Di rumah Vita saat ini sedang ramai, karena hari ini weekend jadi kakak Vita yang ada di luar kota datang.Kakak Vita sudah mempunyai dua anak,yang pertama laki-laki berusia 4 tahun dan yang ke dua perempuan baru berusia delapan bulan.
Saat ini Vita sedang bermain bersama ponakannya yang perempuan yang bernama Raisa."Duh keponakan aunty cantik banget sih,tapi tetep masih cantikkan aunty dong"ucap Vita narsis.
"Apa-apaan kamu dek,ngajak ngobrol ponakan kok begitu"ucap Vicko Kakak Vita sambil melemparkan bantal ke Vita.
"Syirik aja deh kamu bang,"tak menghiraukan kakaknya dan terus saja mengajak ngobrol ponakannya.
"Raisa nanti kalau udah besar kudu bisa manfaatin duit papa kamu yang banyak itu yaa.Jangan lupa bagi-bagi sama aunty nanti kita shoping-shoping bareng".Yang hanya di sambut gelak tawa sang keponakan.
"Makin ngawur kan ngomongnya."Vicko mendekat lalu mengacak-acak rambut Vita dan itu semakin membuat si bayi lucu itu tertawa senang sambil tepuk tangan.
"Abang apaan sih,rambutku acak-acakan jadinya".Cemberut Vita.
"Syukurin makanya kalo ngomong sama bayi jangan ngawur."
"Kak Sarah kok mau sih sama bang Vicko,jelek gini juga udah gitu nyebelin lagi."ucap Vita pada Sarah istri Vicko.
"Ganteng gini di bilang jelek.Udah ganteng,setia,perhatian tajir pula paket lengkap.Gimana Kak Sarah gak klepek-klepek coba sama Abang."Jawab Vicko bangga.
"Dih narsis banget jadi orang." Sahut Vita.
"Fakta Vita bukannya Narsis".
Sarah hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan suami dan adik iparnya.Dia sudah biasa melihat kejadian seperti ini.
"Bang Vicko,Kak Sarah, bulan depan datang yaa saat aku wisuda."
"Abang sibuk Vita jadi tidak bisa datang."jawab Vicko cuek.
"Abang kok gitu."Cemberut Vita.
"Iya iya,dih gitu aja ngambek kakak pasti datang".sambil mencolek dagu adiknya dan dengan cepat mengacak-ngacak rambut Vita lalu berlari.
"Abaaaaaaaang".Teriak Vita sambil berlari menyusul Vicko.
Di rumah kediaman keluarga Abraham,di sebuah kamar yang bernuansa cool.Alex mengambil sebuah bingkai foto lalu di pandangi sejenak. Di foto itu terlihat betapa bahagianya mereka berdua saat itu.Alex yang mengecup kening Karin,sedangkan Karin memeluk pinggang Alex.Tapi semua hanya tinggal kenangan. Alex membuka laci lalu menaruh foto tersebut dengan posisi terbalik.Dia tidak mau melihat wajah wanita yang saat ini sudah ada rasa benci tapi dengan bodohnya masih ada rasa cinta yang begitu besar.
"Rendra,kau yakin tidak dapat informasi apa-apa tentang Karin selain tempat dia bekerja dan tempat tinggalnya yang di apartemen.?"ucap Mama Alex memulai percakapan.
"Yakin Tante,aku sudah mengerahkan seluruh anak buah ku yang handal untuk mencari informasi tentang keluarga Karin,tapi hasilnya nihil.Bahkan Om Abraham pun pernah memberitahu Ku kalau dia juga ternyata menyelidiki Karin dan tidak bisa mendapat kan informasi apa-apa juga."Jelas Rendra.
"Om Abraham memang pernah cerita dengan Tante kalau dia juga diam-diam menyelidiki tentang Karin.Tapi hasilnya seperti yang kau ucapkan.Dan itu yang membuat Tante penasaran sebenarnya siapa Karin kenapa begitu sulit mencari informasi tentang keluarganya.Lalu Tante mendapatkan informasi yang mengejutkan."
"Apa itu Tante?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments