Setelah perdebatan panas di depan perpustakaan tadi. Kini Wafa sedang duduk sambil mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan. Jujur saja, sebenarnya Wafa tidak mendengarkan dosen yang sibuk menjelaskan materi secara penuh. Dia hanya sedang berusaha untuk mengalihkan bisikan yang buruk dari teman kelasnya.
"Eh tau nggak sih, ternyata ibu dari cewek penjual singkong itu juga penjual gorengan di pasar." bisik salah seorang perempuan yang ada di belakang Wafa pada teman yang berada disampingnya.
"Pantas aja anaknya jual kripik singkong. Ternyata keturunan," ucap perempuan yang satu lagi dengan nada mengejek.
"Harusnya tuh dia nggak usah kuliah disini. Mending dia bantu ibunya jualan di pasar." tambah perempuan itu sambil tertawa kecil.
"Mungkin nih---" ucapan perempuan tadi tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang baru masuk ke dalam kelas.
"Maaf Pak saya terlambat." ucap laki-laki tersebut sambil menghadap ke arah dosen yang sedang berdiri menatapnya.
Tatapan mahasiswa yang lain pun tak terlepas dari laki-laki tersebut. Laki-laki dengan postur tubuh yang tinggi dengan kulit putih dan wajah tirusnya menambah kadar ketampanan laki-laki itu. Ditambah dengan kemeja serta topi hitam yang melekat di kepalanya membuat semua kaum hawa seakan enggan mengalihkan pandangannya.
"Sudah jam berapa ini? Kenapa kamu baru datang sekarang?" Ucap sang dosen laki-laki tersebut dengan raut wajah yang sedikit kesal.
"Maaf Pak tadi ban motor saya bocor, jadi saya terlambat datang ke kampus Pak."
"Ya, sudah lain kali jangan diulangi. Silahkan duduk."
"Baik Pak, terima kasih." ucap laki-laki tersebut sambil berjalan menuju salah satu kursi kosong yang tepat berada disamping Wafa.
Wafa merasa bahwa wajah dan penampilan laki-laki itu tidak asing baginya. Entahlah tapi Wafa merasa bahwa dia pernah bertemu dengan laki-laki yang kini duduk disamping kursinya.
"Eh itu siapa?" Bisik salah seorang perempuan kepada teman laki-laki yang berada disampingnya.
"Dia Refano. Sebelumnya dia dari kelas lain. Tapi nggak tau tiba-tiba dia pindah ke kelas ini." jawab laki-laki itu seadanya.
"Walaupun dia ganteng tapi muka dia kayak jutek dan datar gitu sih. Apa dia emang kayak gitu orangnya?" Tanya perempuan itu lagi dengan raut wajah penasaran.
"Mungkin sejak lahir udah kayak gitu. Kata teman sekelasnya dulu, dia juga agak pendiam dan jarang bergaul sih."
Kelas pun berlanjut hingga tak terasa 2 jam telah berlalu dan kini semua mahasiswa meninggalkan kelas karena perkuliahan hari ini sudah selesai.
Seperti biasanya setelah selesai kuliah Wafa kemudian berjalan menuju kekantin untuk mengecek dagangannya yang ia titipkan pada ibu kantin.
"Assalamualaikum, Bu." ucap Wafa dengan sopan kepada ibu kantin yang tengah sibuk menata barang dagangannya.
"Wa'alaikumussalam!"
"Eh Wafa, mau ambil uang hasil kripik singkong, ya?" Wafa hanya mengangguk sebagai jawaban 'iya'.
"Hari ini kripiknya nggak kejual habis. Masih ada sisa 4 kantong dan ini uangnya, ya." ucap ibu kantin tersebut sambil menyodorkan beberapa lembar uang hasil penjualan kripik kepada Wafa.
"Oh, iya, Bu. Nggak apa-apa, makasih, ya, Bu sudah bantu jual kripik singkong Wafa."
"Kalau gitu Wafa permisi dulu Bu, assalamualaikum," sambung Wafa sambil bersiap melangkahkan kakinya.
"Eh Wafa tunggu sebentar. Tadi ada orang yang nitipin surat ini untuk kamu." Wafa menyeritkan dahinya bingung. Namun tak lama kemudian Wafa menerima surat tersebut.
"Dari siapa, bu?" Tanya Wafa penasaran.
"Ibu juga kurang tahu Wafa. Dia nggak sebutin nama juga. Setelah titip surat untuk kamu dia langsung pergi.
"Oh, iya, udah Bu, kalau gitu saya permisi dulu. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam!"
Wafa kemudian menghentikan langkahnya pada sebuah kursi yang berada dibawah pohon sekitar parkiran. Ia sangat penasaran siapa yang mengirimkan surat untuknya? Teman? Rasanya tidak mungkin. Wafa tidak memiliki teman satupun di kampus ini. Karena tak ingin terlalu pusing untuk menerka siapa pemberi surat tersebut, Wafa kemudian membuka surat tersebut lalu perlahan membacanya.
Hai, Wafa.
Salam kenal.
Mungkin saat kamu menerima surat ini dan membacanya, kamu akan sedikit heran. Tapi, satu hal yang perlu kamu tahu. Aku ingin berteman baik denganmu walaupun hanya lewat selembar surat ini. Maaf karena aku belum bisa menemuimu sekarang. Tapi, suatu saat aku berjanji akan memberitahukan siapa aku sebenarnya.
Oh, iya, setelah membaca surat ini kamu pergilah ke arah parkiran.
~Salam hangat dariku,🌹
Parkiran? Fikiran Wafa langsung tertuju pada parkiran. Sebenarnya apa yang terjadi disana? Wafa kemudian melangkah menuju parkiran. Dan tiba-tiba ia membulatkan matanya melihat seseorang yang secara cepat ingin melayangkan pukulan pada orang yang ada didepannya.
Wafa kemudian berlari dan seketika berteriak membuat dua orang tersebut langsung menatapnya dengan kekesalan.
"STOP!" teriak Wafa yang mampu menarik perhatian dua sosok lelaki tersebut. Kondisi di parkiran memang sedikit sepi dari biasanya sehingga Wafa bisa melihat jelas kedua laki-laki tersebut.
"Apaan sih loh!" bentak laki-laki tersebut yang tak lain adalah Refano. Laki-laki yang baru saja pindah kekelasnya.
Wafa kaget bukan main saat melihat Refano disana. Kenapa harus Refano? Dan sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua?
"Awas, ya, lo. Tunggu pembalasan dari gue
" ucap laki-laki yang ada didepan Refano sambil melangkah meninggalkan Refano dan Wafa di parkiran.
"Mau loh apa sih? Cewek nggak jelas." kini Refano sudah menunjukkan raut wajah seramnya.
"M-maaf ta---"ucapan Wafa ketika terpotong ketika Rafano dengan sengaja menabrak tubuhnya dan terjatuh di tanah dengan kripik singkongnya yang jatuh berserakan.
Brukk
"Aduh!" Wafa meringis mendapatkan perlakuan tidak baik dari Refano.
Wafa melihat kripiknya sudah jatuh berserakan dan berniat untuk memasukkannya kembali pada kantong plastik miliknya. Saat sedang fokus memungut barang dagangannya tiba-tiba saja seorang perempuan cantik dengan penampilan rapi dan rambut sebahu membantunya. Wafa dibuat diam karenanya. Baru kali ini ada yang menolong Wafa. Dan tidak menghinanya.
"Nih, keripik kamu," ucap perempuan tersebut sambil menyodorkan bungkusan kripik milik Wafa.
"Makasi," ucap Wafa sambil tersenyum.
"Oiya, kenalin aku Fani. Kalau boleh tau nama kamu siapa?" Tanya Fani sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Eh aku Wafa."
"Kok kamu kayak heran gitu sih aku ajak kenalan?" Tanya Fani sambil tersenyum kecil. Fani tak menyangka Wafa jadi seperti orang kebingungan saat Fani menyebutkan namanya.
"Eh n-nggak kok. Aku cuman nggak terbiasa aja. Karena aku kan nggak punya teman disini." ucap Wafa dengan jujur.
"Ya, udah kalau gitu sekarang kita temenan." Wafa seketika mendongkak menatap Fani dengan tak percaya. Selama ini tidak ada yang ingin berteman dengannya karena dia hanyalah seorang penjual kripik singkong.
"Eh kok malah ngelamun lagi?" mendengar teguran dari Fani seketika membuat Wafa kembali fokus.
"Kamu nggak malu temenan sama aku?" Tanya Wafa pelan.
"Lho ngapain harus malu?" Tanya Fani secara spontan.
"Apa karena kamu suka jualan kripik di kampus?" Tebak Fani. Dan Wafa pun mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu nggak perlu malu gitu kok. Justru kamu harus bangga sama diri kamu sendiri. Belum tentu orang-orang diluar sana bisa kayak kamu, yang berjuang untuk membiayai kuliah sendiri." Wafa benar-benar tersentuh dengan ucapan Fani.
"Makasi," hanya kata itu yang mampu Wafa keluarkan saat ini.
"Oh, iya, aku boleh minta nomer kamu, nggak?" Tanya Fani sambil memberikan ponsel miliknya ke arah Wafa.
"Hm, boleh kok." Wafa kemudian menekan beberapa angka disana dan kembali memberikan ponsel tersebut pada Fani.
"Makasi, ya. Kalau gitu aku pamit duluan, ya. Soalnya aku ada urusan."
"Sampai ketemu besok Wafa!" teriak Fani sambil melambaikan tangannya ke arah Wafa dan Wafa melihat itu kemudian membalasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nindhya kanigaraa
keren thorr..
2023-07-16
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
di parkiran ada apaan? ketemunya mlh Refano yg siap adu jotos. datang Fani jg. lalu sp si pengirim surat? hari gini masih surat2an loh. pasti gk punya nomor HP/WA punya Wafa ya???🤭✌️
2023-07-07
0
Ummi Alfa
Alhamdulillah....akhirnya ada juga yang mau berteman dengan Wafa dan dia ndak peduli walaupun Wafa hanya seorang penjual kripik.
Tapi penasaran juga sih, kira2 siapa yang kirim surat ke Wafa ya... apa. Fani.
Tetep semangat Thor...
2023-04-08
2