Chapter 04

Varya melihat ruangan serba putih di sekitarnya. Ia tak tau dirinya ada dimana sekarang.

"Varya..." Suara lembut laki-laki memanggilnya.

Varya menggigil, ia ketakutan. Suara itu semakin mendekat, Varya berlari sekuat mungkin mencari di mana jalan keluar berada. Hingga ia menemukan sebuah pintu yang tampak terbuat dari kayu. Ia mencoba mendorong pintu itu tetapi pintu itu tidak mau terbuka.

"Ku mohon terbukalah! Tolong! Dia akan membunuh ku!" Teriak Varya sambil menggedor-gedor pintu itu.

Varya merasa sosok itu semakin mendekat, membuat keringatnya bercucuran. Keberanian gadis itu semakin menciut.

"Tidakkkkkk!"

BLANK!

Varya membuka matanya, nafasnya terengah-engah. Ia menetap langit-langit kamarnya. Ternyata itu adalah mimpi, tetapi ketakutan itu sangat nyata.

"Sial!"gumam Varya, ia sangat kesal oleh trauma itu.

______________

Finix mengetuk pintu kamar Varya, ini adalah hari pertamanya bekerja. Sudah 2 hari ia membereskan rumah yang baru di tempati. Rumah itu cukup besar bagi rakyat biasa, ada lapangan khusus yang luas. Mungkin di sana nanti, Varya akan berlatih dengan dirinya.

Setelah mendapatkan izin masuk, pintu itu terbuka lalu nampak lah gadis cantik menggunakan dress biru muda berpadu dengan rambut dark blue nya. Varya melemparkan senyuman nya pada Finix yang telah memberi salam padanya.

"Persiapkan diri mu Finix, kita akan pergi sekarang!"pinta Varya.

"Jika boleh tau, kita akan menuju kemana Yang Mulia?" Tanya Finix sopan.

"Tentu saja berbelanja. Aku tidak ingin memakai gaun-gaun yang kusam itu lagi. Ayolah, mari kita menghabiskan uang" Finix terkekeh kecil mendengar itu, rumor yang ia dengar tentang Varya berkebalikan dengan apa yang dia lihat.

Tanpa menunggu lama, Varya segera pergi menuju pusat ibu kota. Biasanya keluarga kerajaan mendatangkan penjahit langsung, Varya bosan akan hal itu. Ia berpikir akan menemukan hal menarik jika ia langsung ke sana.

Sekitar 30 menit Varya sampai di toko baju yang sangat terkenal di Astra. Varya memakai topi sehingga wajahnya tak nampak jelas. Ia melangkah ke dalam toko, banyak gadis bangsawan di sini.

Varya menyuruh Finix untuk menunggu di depan pintu, karena lelaki tampan itu akan menarik perhatian jika terus bersamanya. Pegawai toko menghampiri Varya.

"Selamat Datang Lady, adakah yang bisa saya bantu?" Tanya pengawai wanita itu dengan ramah.

"Tunjukkan gaun yang terbaik di sini" pinta Varya, pegawai itu mengerti. Dan sepertinya pegawai itu belum tau bahwa yang dia layani itu putri kerajaannya.

Pegawai itu lalu menunjukkan gaun-gaun yang indah pada Varya. Serta aksesoris yang mewah dan mahal. Varya berjalan mengelilingi ruangan yang dituntun. Hingga langkah kakinya mendengar suara wanita yang familiar.

"Wah Lady Grace gaun itu sangat indah, saya rasa itu sangat cocok ditubuh anda" puji seorang gadis. Varya yang mendengar nama Grace mencoba mendengar percakapan mereka dengan seksama.

"Benarkah? Aku akan mengambil gaun itu. Bella, aku minta maaf untuk kejadian di pesta kemarin" ucap Grace kepada gadis yang bernama Bella itu. Seperti nya Bella hadir di pesta yang di adakan Grace kemarin.

"Tidak apa Lady. Saya juga cukup terkejut karena perubahan sikap Putri Varya. Bahkan saya mendengar rumor bahwa Putri sedang bertengkar dengan tunangannya. Ia bahkan menolak kunjungan tuan Dirto"

"Ya ampun~ Apakah ada masalah dengan Putri? Jika benar sungguh kasihan tuan Dirto, dia pria yang sangat baik terlebih lagi pada Putri. Ia bahkan meninggalkan tempat kelahirannya dan tinggal disini demi Putri. Andai saja aku bisa menghibur nya. Ups! Maafkan aku, apa yang aku katakan ini" Varya yang mendengar itu menyeringai, nampak jelas bahwa gadis berambut pirang itu ingin merebut tunangan nya.

"Tidak Lady, saya rasa anda lebih baik dari Putri. Jika saya menjadi Tuan Dirto tentu saja saya akan memilih gadis secantik anda" puji Bella membuat Grace tersenyum malu. Varya tak tahan lagi, berani sekali mereka membicarakan dirinya seperti itu.

"Aku ingin gaun itu!" Varya menunjuk gaun yang tadi di pilih oleh Grace.

Grace dan Bella menoleh melihat gadis yang berani menunjukkan yang yang telah dipilih. Mereka kemudian menghampiri nya.

"Maaf Lady, Saya telah memilih gaun itu. Menurut aturan tidak ada yang boleh memilih barang yang sudah dipilih oleh orang lain. Apakah anda bangsawan baru disini? Hingga tak tau aturan dasar seperti itu?"tanya Grace dengan nada angkuh nya.

"Aturan itu tak berlaku bagi ku, Lady Grace" Grace dan Bella membulatkan matanya melihat Varya yang membuka topinya.

Mereka lalu menunduk hormat dengan raut wajah gelisah.

"Maafkan aku Lady, aku tak tau kau yang memilih gaun itu. Aku tertarik melihat gaun itu sejak awal. Ah~ Apakah kau tetap menginginkan gaun itu?" Tanya Varya membuat Grace gelisah, aura yang dikeluarkan gadis itu tak biasa hingga Grace tak punya keberanian untuk membantah.

"Apakah suara ku kurang keras Lady? Kau ingin Putri Astra mengulang perkataannya dua kali"

"Ti-tidak. Saya tidak menginginkan nya Yang Mulia"

"Baguslah. Cepat bungkus semua gaun yang ku lihat tadi. Dan Lady sebenarnya aku bukan lah orang yang suka merebut apa yang dimiliki oleh orang lain, namun ketika apa yang dimiliki ku telah direbut. Aku bersumpah akan menghancurkan orang itu." Seringai Varya membuat Grace ketakutan saat itu juga.

"Ah~ mengapa wajah mu pucat Lady? Aku hanya mengatakan apa yang pernah ku baca di buku saja. Jadi jangan terlalu serius, terkadang kita harus menyadari juga posisi kita masing-masing sebelum mengatakan hal yang tak berguna bagi orang lain bukan?" Kekeh Varya, setelah itu ia pergi dari sana.

Ia meninggalkan Grace dengan raut wajah kesalnya. Ini sangat menyenangkan bagi Varya. Apakah seperti itu ekspresi nya di masa lalu?

"Hm~ tak terlalu buruk. Finix ayo pergi!" Ajak Varya yang telah selesai dengan urusan nya. Finix sempat bingung dengan kalimat 'tak terlalu buruk' itu. Tapi itu bukan urusan dirinya.

_______________

Varya dan Finix memasuki gang sempit, mereka berencana untuk pergi ke rumah Finix yang baru. Ini melelahkan, ia sengaja tak menaiki kereta agar tak ada yang tau tempat ini. Jika sampai ada yang tau termasuk orang tua nya, Varya akan berada dalam masalah.

Finix membuka pintu rumah itu, ia segera mempersilahkan Varya untuk duduk terlebih dahulu. Varya melihat sekeliling rumah yang bernuansa klasik itu. Ia memesan rumah ini dengan rahasia, ia sengaja menyamarkan nama kepemilikan rumah ini sebelum jatuh ke tangan Finix.

"Silahkan diminum terlebih dahulu Yang Mulia" Finix kembali dengan menyajikan segelas jus jeruk pada Varya.

Gadis itu mengucapkan terima kasih, lalu meneguk air itu yang hampir habis setengah gelas. Bohong jika ia berkata tidak lelah. Perjalanan ini cukup jauh, Varya merasa tubuhnya akan mulai bertenaga jika terus mengunjungi rumah Finix seperti tadi.

"Finix apakah kita bisa memulai nya besok? Aku sudah mempersiapkan semuanya di gudang. Kau pasti sudah melihatnya bukan?"

"Tentu saja saya sudah melihatnya. Jika memang keinginan anda besok maka saya akan melaksanakan nya Yang Mulia Putri"

...To Be Continued ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!