Chapter 02

"Aku ingin membatalkan pernikahan dan memutuskan pertunangan ku, serta Aku ingin menjadi pemimpin kerajaan ini, bukan suami yang aku nikahi nanti" Raja terkejut mendengar pernyataan dari putri semata wayangnya.

"Apa yang kau katakan putriku? Coba kau jelaskan maksudmu agar orang tua ini mengerti" Varya menarik nafas dalam-dalam.

"Ayah... Aku tidak mencintainya lagi, perasaanku kepadanya sudah hilang. Aku tidak mau menjalani pernikahan yang tak bahagia ayah. Kumohon batalkan semuanya. Ayah, aku bisa berdiri sendiri memimpin kerajaan ini meski aku wanita. Aku akan menjalani pelatihan pewaris tahta, ku harap Ayah akan mengabulkannya...." Jelas Varya membuat sang ayah mengurut keningnya.

"Varya, sepertinya ada yang salah dengan mu. Aku sangat ingat ketika kau merengek untuk merestui pertunangan mu dengan Dirto tapi sekarang kau malah membatalkannya disaat pernikahan hampir dekat? Huff, kembalilah ke kamarmu untuk menimang-nimang perkataan mu itu. Ayah akan pikirkan lagi masalah kau menjadi Ratu." Varya sudah menduga bahwa ini bukan hal yang mudah.

Ia menuruti perintah ayahnya, ia pergi dari sana dengan segala hormatnya. Varya melangkah mengelilingi istana itu sebentar. Menikmati keindahannya yang masih utuh sepenuhnya. Hal itu tak berlangsung lama saat seorang lelaki menuju ke arahnya dari jauh.

DEG!

Varya membulatkan matanya melihat laki-laki berambut kecoklatan itu. Tubuhnya tiba-tiba mendadak lemas hingga dirinya terduduk di lantai. Bayangan kejadian itu berputar di kepalanya, rasa sakit saat itu seakan terasa. Pandangan Varya kabur, di matanya sekarang tubuhnya penuh akan darah.

Lelaki itu berlari melihat Varya terduduk di lantai, ia dengan cepat ingin membantu gadis itu.

"Varya kau tak apa?" Lelaki itu menaruh tangannya pada lengan Varya.

TESS!

Varya dengan cepat menepis kasar tangan itu. Lelaki itu membulatkan mata tak percaya atas perlakuan sang putri.

"Ku mohon jangan menyentuhku! Dirto Axia!" Pinta Varya kepada lelaki yang tak lain tunangannya.

"Apa yang terjadi pada mu Varya? Apakah aku ada berbuat salah denganmu?" Varya menatap tajam Dirto. Rasanya sekarang ia sangat ingin mencekik tunangannya itu.

Varya berusaha mengendalikan dirinya. Ia bangun dari duduknya dan menolak bantuan Dirto.

"Aku akan mengantarmu ke kamar Varya"

"Apakah kau masih tak mengerti? Aku tak membutuhkan bantuan dari mu. Jika kau tak ingin dipanggilkan pengawal tolong jangan pernah muncul di hadapanku sementara waktu" Varya lalu pergi dari sana meninggalkan Dirto dengan penuh tanda tanya.

"Apakah dia mulai gila?"

___________________

Varya segera memanggil pelayan untuk menyiapkan air mandinya. Sebelum mandi ia ke kamar mandi terlebih dahulu untuk muntah. Kepalanya pusing, ia merasa sangat kotor sekarang. Entah kenapa traumanya menjadi-jadi saat bertemu dengan Dirto.

Mungkin ini terjadi dikarenakan ia sangat mencintai lelaki itu dan bersamaan ia sangat membencinya. Sekarang Varya memasuki bathub, ia tampak lebih santai sekarang. Gadis itu melamun, tatapannya kosong ke depan.

Varya tak tau lagi apa yang harus ia lakukan untuk menyingkirkan traumanya ini. Tangannya bergetar, bagaimana ia bisa membunuh lelaki itu jika dirinya masih seperti ini.

Tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk matanya. Semakin lama tangisannya semakin pecah. Mungkin ini cara satu-satunya untuk melegakan hatinya. Setelah hari ini ia berjanji akan menjadi seorang wanita yang lebih kuat, Varya yakin dia bisa. Ini semua demi masa depan dia dan kerajaannya.

"Aku pasti kan membunuhmu...."

___________________

Hari ini Varya sedang menuju ke pusat kota untuk menenangkan dirinya. Ia juga ingin melihat bagaimana suasana di sana. Varya ditemani oleh pelayan pribadi dan 2 pengawal, mereka menyamar agar tak menimbulkan kericuhan.

Begitu sampainya di sana, Varya berdecak kagum atas keindahan kerajaannya. Semua masyarakat di sana menikmati kehidupan mereka. Di kehidupan sebelumnya, Varya jarang ke ibu kota. Ia hanya pergi jika ada acara penting di sana.

Jika ia tau senyaman ini, mungkin ia akan sering mengunjunginya saat itu. Varya mengelilingi kota hingga ia tiba di suatu tempat yang menarik perhatiannya.

TING! TING! TING!

Suara pedang yang bertabrakan, ternyata tempat itu adalah arena berpedang. Dari info yang Varya dengar tadi, kompetisi berpedang ini diadakan sebulan sekali dengan hadiah 100 koin emas. Itu adalah jumlah yang besar bagi masyarakat biasa.

Varya menyaksikan pertandingan final itu dengan seksama. Beberapa saat kemudian ia kagum dengan kemampuan berpedang salah satu pria itu. Kemampuan berpedang nya begitu indah, tak ada unsur membunuh pada pedang itu. Hingga akhirnya pria itu menang. Varya ikut bertepuk tangan atas keberhasilan pria itu.

Varya berjalan dengan cepat ke arah pintu belakang. Hingga dia melihat lelaki berambut hitam tak jauh darinya.

"Finix!"panggil Varya membuat langkah kaki sang pemilik nama terhenti.

Varya berlari menghampiri lelaki itu. Nafasnya terengah-engah karena berlari, tubuh mungilnya begitu lemah.

"Ya. Apakah kau mempunyai urusan denganku?" Tanya laki-laki bermata merah delima itu. Saat Varya melihatnya ternyata lelaki itu sangat tampan serta memiliki tubuh yang gagah.

"Anu, apakah kau bersedia mengajari Nona ku untuk berpedang? Teknik pedangmu sungguh indah, nona ku sangat menyukainya. Aku adalah pelayan pribadinya, jika kau mau aku akan memberikan alamat kepadamu" Varya sengaja menyamar agar lelaki yang bernama Finix itu tak kaku padanya.

"Nona? Maaf aku tidak bisa mengajari ilmu pedang ku kepada orang lain. Apalagi itu kepada wanita yang jelas-jelas mereka lemah" ucap Finix angkuh. Varya kesal atas apa yang dikatakan olehnya.

"Hey! Apakah kau terlahir dari laki-laki?! Tidak bukan. Lantas mengapa kau terlalu merendahkan wanita, jika wanita lemah kau juga tak kan lahir di dunia ini!"

"Apa!?"

"Ku beritahukan pada mu untuk jangan merendahkan wanita, karena wanita yang mengandung mu! Kau tidak tau bagaimana rasanya tubuh mu remuk dan kau terkadang mempunyai dua pilihan, yaitu membiarkan bayi mu hidup atau memilih diri mu hidup. Dan kau tau banyak wanita yang kehilangan hidupnya demi anaknya. Jadi jangan pernah menganggap mereka lemah, jika mau mereka bisa lebih kuat daripada laki-laki dan mereka bisa menjadi pemimpin. Ku harap ini tertanam di otak mu itu!" Jelas Varya panjang lebar.

Pada masa ini memang nilai wanita begitu rendah, hingga semua pekerjaan yang berat maupun berisiko dikerjakan oleh pria. Bagi mereka yang kehilangan suaminya maka mereka di tempatkan di suatu tempat yang khusus di penuhi dengan janda. Saat itu mereka telah kehilangan nilainya sebagai wanita.

Varya tentu tak setuju akan hal itu, jika ia sudah menaiki tahta maka ia akan merubah aturan dimana wanita hanya sebagai istri dan alat untuk melahirkan keturunan. Ia akan membuat dimana wanita akan di hormati oleh kepintaran dan kerja keras mereka.

"Ha... Baiklah akan kutemui lebih dulu majikan mu untuk merundingkan hal ini. Kau gadis yang menarik. Apakah kita bisa bertemu lagi?" Finix tersenyum manis pada Varya. Namun, gadis itu tak peduli karena ia terlanjur kesal.

"Tentu saja kita akan bertemu lagi tuan Finix!" Varya memberikan alamat di secarik kertas lalu pergi dari sana.

Finix yang menatap Varya yang semakin menjauh hanya tersenyum. Ia baru melihat tatapan wanita yang setajam itu padanya.

"Ini sungguh menarik"

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Zahra Flo

Zahra Flo

di tunggu next nya kk

2022-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!