Bab 3

"Umi" kata Seorang perempuan yang berhijab lebar itu sembari mencium punggung tangan sang ibu dengan takzim kemudian beralih ingin mencium punggung tangan sang ayah

"Langsung masuk, Abi banyak kerjaan" jawab Sang ayah dingin yang memang selalu menolak jika sang anak ingin mencium punggung tangan sang ayah.

Seorang perempuan itu langsung menganggukkan kepala lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang sembari menyandarkan punggung belakangnya di sandaran kursi mobil, seorang perempuan itu selalu bertanya-tanya dalam hati mengapa sang ayah selalu bersikap dingin dengan dirinya bahkan semenjak dirinya duduk di bangku SMP sampai detik ini sang ayah tidak mau di cium punggung tangannya membuat dirinya berpikir seperti bukan anak kandung.

Kuliah selama 4 tahun di kota Batam dan baru pulang hari ini, dipikirnya akan merubah sifat sang ayah yang tak pernah bertemu dengan dirinya karena dirinya tak pernah pulang selama kuliah namun ternyata pikirannya salah. Sang ayah masih seperti biasa bersikap dingin padahal selama dirinya kuliah dirinya sudah berusaha untuk mendapat nilai terbaik serta lulus menjadi mahasiswa terbaik namun masih tak merubah segalanya, bukan hanya itu selama kuliah dulu sang ayah tak pernah sedikitpun menanyakan kabar dirinya.

Sedih mendapat kenyataan seperti ini tapi entah mengapa berbeda sekali perlakuan sang ayah dengan saudara kembarnya yang selalu di sayang bahkan sang ayah sangat dekat dengan saudara kembarnya membuat dirinya selalu merasa iri, namun dirinya masih beruntung meski tak mendapatkan kasih sayang dari sang ayah, sang ibu sangat menyanyangi dirinya dan selalu memperhatikan dirinya jadi dirinya tak kekurangan kasih sayang.

Kini mobil avanza yang di tumpangi tiga beranak itu tiba di halaman rumah mereka dan langsung masuk ke dalam garasi mobil, sang ibu langsung turun dari mobil membantu sang anak untuk membawa koper milik sang anak namun di tolak oleh sang anak karena dirinya bisa membawa sendiri.

"Udah biarin aja mi, dia itu udah besar gak usah di manja lagi" kata Sang ayah menegur sang istri yang ingin membantu sang anak dan kemudian berlalu dari hadapan keduanya

"Jangan di ambil hati ya perkataan Abi-mu, mungkin Abi lagi banyak pikiran" kata Sang ibu mengelus pundak sang anak agar tak sakit hati akan sikap sang suami

"Iya mi" jawab Sang anak sembari menyunggingkan senyuman

Sang ibu langsung merangkul sang anak mengajak masuk rumah mereka yang sudah lama tak di injak sang anak setelah 4 tahun berada di kota Batam untuk kuliah, sang ibu senang rumah besar dan megah yang sempat terlihat sangat sepi karena kedua anaknya kuliah di tempat yang jauh dan kini kembali terasa ramai meski hanya baru salah satu sang anak yang kembali.

Sedangkan anak yang satunya saat ini masih kuliah di Kairo karena satu tahun lagi untuk menyelesaikan kuliahnya, mengapa bisa berbeda padahal mereka seumuran karena sang anak yang kuliah di Kairo ketika lulus SMP memilih masuk ke Pondok pesantren yang sistem SMA-nya 4 tahun jadi ketika yang satu sekolah di SMA negeri lulus yang sekolah di Pondok pesantren belum lulus, apalagi sang anak yang kuliah di Kairo sembari fokus menghapal al-quran membuatnya semakin betah di negeri orang.

.

.

Matahari di ufuk barat kini mulai terbenam dan berganti dengan rembulan yang menyinari langit yang gelap bersama bintang yang berkelap kelip secara bergantian, semua makhluk di muka bumi melihat langit yang telah berganti gelap mulai berdiam diri di tempat tinggal mereka masing-masing tak berniat untuk keluar kecuali makhluk yang memang keluar di malam hari seperti burung hantu atau kelelawar serta manusia yang memiliki kepentingan.

"Abi, Umi. Makan yuk, makanannya udah Elisa hangatkan tadi dan udah di siapin di atas meja makan" kata Elisa saat melihat kedua orang tuanya keluar kamar setelah selesai sholat magrib sedangkan dirinya sedang berhalangan untuk sholat

"Ayo, bi" ujar Kirana mengandeng tangan sang suami

Dokter Perdi hanya menganggukkan kepalanya seperti biasa bersikap dingin, Dokter Perdi bersikap seperti itu karena dirinya tau bahwa dirinya dengan Elisa bukanlah mahram jadi takkan mungkin terlalu berintreksi dan Kirana sudah tau jadi tak banyak membantah atau melarang karena memang ajaran dalam islam bahwa Elisa anak angkat yang takkan menjadi mahram sang suami.

Mereka bertiga mulai menikmati dan menyantap makanan yang di masak oleh Kirana dan Elisa sore tadi, makanan yang sangat lezat menurut lidah Dokter Perdi masakkan sang istri yang tak pernah berubah sedikitpun dari pertama mereka menikah hingga di pernikahan mereka yang sudah mau memasuki 25 tahun.

Selesai makan Dokter Perdi memilih langsung masuk kamar berbeda dengan Kirana yang menghabiskan waktu di ruang keluarga bersama sang anak ingin melepaskan rindu yang sudah 4 tahun tak bertemu, Kirana banyak bertanya dengan sang anak tentang kuliah sang anak selama ini serta hasil nilai sang anak.

Kirana dan Dokter Perdi tak bisa datang ke wisuda sang anak karena Dokter Perdi yang sudah berusia lanjut tak bisa berpergian jauh bahkan sholat pun kini Dokter Perdi terkadang di masjid terkadang di rumah tergantung tubuhnya yang fit, Dokter Perdi terkena penyakit asam urat membuat tubuhnya sering terasa ngilu dan bahkan jika kambuh dirinya tak bisa untuk mengerakkan tubuhnya saking sakit.

"Maaf ya sayang" ucap Kirana sekali lagi yang merasa bersalah dengan sang anak karena tak bisa menghadiri acara wisuda sang anak

"Gak apa-apa mi, Elisa ngerti kok. Yang penting Abi tetap sehat" jawab Elisa yang sebenarnya mengerti akan keadaan kedua orang tuanya

"Setelah ini kamu mau ngelamar di sekolah mana?" tanya Kirana kepada sang anak sembari mengelus pucuk kepala sang anak

"Mungkin di SMP Negeri 1 Pancasila, SMP Elisa dulu karena hanya disitu yang lagi membutuhkan guru agama" jelas Elisa yang sudah mencari info lowongan kerja di semua sekolah yang ada di kota Jakarta

Kirana menganggukkan kepala mendukung apapun keinginan sang anak yang penting itu baik untuk sang anak, Kirana tau Elisa bukanlah anak kandungnya namun dirinya yang merawat Elisa dari bayi sangat menyayangi Elisa seperti anak kandung dan meski seperti itu Kirana tetap mencari tau tentang keberadaan Mita ibu kandung Elisa yang bekerja di Taiwan namun ada yang memberi kabar bahwa Mita telah meninggal dunia di negara orang meskipun belum tau kabar itu benar atau salah.

Alasan kedua Kirana mencari tau karena dirinya ingin tau siapa sebenarnya yang tega memperkosa Mita sehingga menghasilkan anak yang tak bersalah seperti Elisa, mencari tau dari keluarga Mita mereka juga tidak tau siapa yang telah memperkosa Mita sampai membuat Mita hamil dan bahkan hingga detik ini semua masih menjadi misteri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!