Sahira menggenggam kuat-kuat pulpen yang sedang di pegangnya. Setelah membaca surat perjanjian pernikahan yang di ajukan Filio dengan penuh keyakinan Sahira membubuhkan tandatangan di atasnya.
Erik mengambil surat perjanjian tersebut setelah di tandatangani kedua belah pihak. Ia mengeluarkan surat pengajuan perceraian kepada Sahira.
“Silakan di tandatangani,” perintah Erik.
Ada rasa nyeri di dada Sahira. Usia pernikahannya dengan Rangga tidak bisa di katakan sebentar, banyak hal yang mereka lalui bersama. Kesedihan, kebahagiaan, terpuruk, kehilangan sudah mereka lalui bersama. Tapi hari ini ia harus mendatangi surat perceraian dengan orang yang sangat ia cintai.
Satu butir air mata luruh begitu saja membasahi pipi Sahira, dengan cepat ia menghapusnya. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini yang terbaik untuknya dan Rangga.
Di balik wajah datarnya ada rasa kesal dalam diri Filio melihat Sahira yang terlihat sangat tersiksa harus berpisah dengan Rangga. “Cih, berlebihan!” batin Filio.
Sahira menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Ia membubuhkan tanda tangan keduanya di atas kertas perceraiannya.
Erik memberikan kertas ketiga, surat pernikahan. Filio menandatanganinya lebih dulu, lalu memberikannya pada Sahira.
Sahira menatap lekat-lekat ke arah Filio. Ada keraguan dalam dirinya, entah mengapa pria kaya di depannya ini tertarik untuk menikahinya. Benarkah karena Zeina membutuhkan seorang ibu? Selama satu tahun menjadi gurunya Sahira tidak pernah melihat gadis kecil itu bersedih. Bahkan dia tampak sangat riang, dapat Sahira pastikan bahwa Zeina tidak kekurangan kasih sayang sedikit pun.
Lalu untuk apa, Pengasuh? Sahira rasa jika hanya untuk pengasuh tidak mungkin sampai harus menikah dengan Filio.
“Kamu tidak percaya padaku?”
Sahira sedikit tersentak dari lamunannya. “Aku sangat percaya.” Dengan cepat Sahira menandatangani surat pernikahan mereka.
***
Kejadian hari ini terasa begitu cepat, langit mulai gelap. Sahira memandang dirinya di cermin. Dengan tinggi seratus enam puluh centimeter dan berat badan lima puluh kilogram terlihat cukup ideal.
Baju pengantin yang melekat di tubuh Sahira membalut sempurna dan cocok dengan riasan sederhana. Perhatian Sahira tertuju pada cincin baru yang melingkar di jari manisnya.
Sekelebat bayangan wajah serius Filio saat di atas altar membuat bulu kuduk Sahira merinding. Entah bagaimana caranya pria itu mengurus perceraian dan pernikahan dalam hitungan jam. Sepertinya sangat tidak mungkin, namun buktinya sudah sangat jelas.
Sahira cukup terkejut saat mendengar pintu kamar hotelnya terbuka dengan cukup keras.
Filio masih mengenakan tuksedo pernikahan mereka. Ia masuk dan membanting ponsel milik Sahira yang terus berdering ke atas tempat tidur. “Berisik!”
Sahira berjalan menghampiri Filio. Ia mengambil ponselnya dan menatap Filio sejenak untuk meminta persetujuan.
Filio mengangguk, ia duduk dengan santai di pinggiran tempat tidur sambil memperhatikan pergerakan Sahira.
Sahira menekan tombol hijau untuk menerima panggilan Rangga.
“Apa maksud semua ini sayang, kamu tidak bersungguh-sungguhkan. Katakan bahwa ini lelucon.”
Suara Rangga terdengar sedikit bergetar. Sahira sangat ingin menjawab bahwa ini adalah lelucon di hari jadi pernikahan mereka. Namun semuanya sangat nyata saat manik Sahira menatap cincin yang melingkar di jari manisnya.
“Rangga.” Sahira tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Memanggil mantan suaminya dengan sebutan nama cukup menyesakkan dada. Tidak mungkin ia memanggil Rangga dengan sebutan sayang di depan suaminya, Filio.
“Kita harus bertemu, kamu ada di mana? Aku akan segera ke sana.”
Sahira membalikkan tubuhnya menghadap Filio. “Aku ingin bertemu dengan Rangga untuk yang terakhir kalinya,” bibir Sahira berucap tanpa mengeluarkan suara.
Filio menggeleng dengan tegas. Ini hukuman pertama untuk Rangga, Filio sudah mengeluarkan uang cukup banyak untuk memisahkan mereka.
“Maaf tapi aku tidak bisa bertemu denganmu.”
“Aku hanya ingin mengetahui penjelasanmu, jika kamu memang ingin pergi dari hidupku. Aku akan lakukan tapi aku mohon untuk bertemu yang terakhir kalinya, meskipun ini sangat berat bagiku.” Hati Sahira tersentuh mendengar penuturan Rangga.
Sahira menghampiri Filio dan berlutut di depan kaki Filio. “Satu kali saja aku mohon.”
Ide brilian muncul di saat yang tepat, ia akan memamerkan istri barunya pada Rangga. “Baiklah lima menit,” tandas Filio.
Sahira bangun dari berlututnya, “Aku hanya punya waktu lima menit, aku akan mengirimkan lokasinya.”
Filio dan Sahira masuk ke dalam lift untuk turun ke basemen. Semua mata yang memandang dapat mengetahui bahwa mereka pengantin baru. Namun yang sedikit janggal dari pengantin baru tersebut adalah sikap mereka yang tampak acuh dan sibuk dengan isi kepalanya masing-masing, tidak terlihat romantis seperti pasangan pada umumnya.
Mobil sport yang di tinggalkan Erik membuat takjub siapa pun yang melihat. Pasalnya mobil limited edition yang hanya ada seratus mobil di dunia. Sahira memandang Filio dengan pandangan takjub. Ia pikir Filio hanya pebisnis biasa tetapi jika di lihat dari aset yang di miliki suami barunya itu sepertinya Filio benar-benar kaya.
“Lari lima keliling?”
“Apa?” kedua bola mata Sahira membulat sempurna karena terkejut.
“Cepat lari!” Dari ucapannya yang terdengar tidak ingin di bantah akhirnya Sahira menuruti perintah Filio.
Sahira mulai berlari. Ia memandang pakaiannya yang masih mengenakan gaun pengantin sederhana yang di pilih Filio. Satu putaran saja terasa sangat melelahkan bagi Sahira. Kakinya terasa sakit, kostum yang sangat bodoh untuk berolahraga.
Sahira melepaskan heels yang mengganggunya, ia harus segera menyelesaikan perintah Filio agar bertemu dengan Rangga.
Nafas Sahira terengah-engah, ia sudah mengelilingi basemen lima putaran. Ia menghampiri Filio yang sibuk dengan ponselnya. “Aku sudah menyelesaikannya,” ucap Sahira dengan terengah-engah.
Filio melepaskan perhatiannya dari telepon genggamnya pada istri barunya. Pandangan Filio menatap puncak kepala Sahira sampai ujung kaki. “Lima putaran lagi, tubuhmu masih belum berkeringat,” tandas Filio. Ia kembali menatap layar ponselnya tanpa memedulikan tatapan kesal Sahira.
“Aku lelah, ingin beristirahat,” keluh Sahira.
“Lima putaran lagi, atau kita tidak perlu menemui mantan suamimu,” ancam Filio dengan tatapan menghunjam.
Sahira menyimpan heels yang sedari tadi ia tengteng. Ia kembali berlari dengan perasaan kesal, perintah konyol macam apa yang di lakukan seorang Filio Havelaar sangat tidak masuk akal.
Tidak henti-hentinya mulut Sahira memaki-maki Filio. Suami barunya itu amat sangat menyebalkan.
Di putaran ke sepuluh Sahira berjalan menghampiri Filio dengan sempoyongan. Kakinya terasa kebas, serta keringat mulai bercucuran. “Aku ingin beristirahat, buka pintu mobilnya.”
Filio kembali meneliti seluruh tubuh Sahira, tetapi menurutnya ada sesuatu yang kurang. Filio menarik bagian lengan Sahira hingga gaun pengantin tersebut sedikit koyak.
“Apa yang,” Sahira menghentikan ucapannya untuk mengambil nafas. “Anda lakukan Tuan?”
“Ini baru sempurna,” senyum miring yang di tunjukan Filio berhasil membuat bulu kuduk Sahira meremang.
Pria aneh ini sungguh tidak terduga, setiap tingkahnya tidak pernah bisa Sahira tebak. Terlalu random.
Sebentar, Filio masih merasa ada yang kurang. Kiss Mark, tidak mungkin Filio membuat Sahira seperti habis bercinta tetapi tidak ada satu kiss Mark pun.
Alarm dalam tubuh Sahira berbunyi saat tubuh Filio mendekat. Nafas Sahira yang terengah-engah membuatnya semakin kesulitan bernafas saat wajah Filio menuju ceruk lehernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Nur Khayati_yy
Niat Filio bikin Rangga sakit hati lewat penampilannya Sahira
2022-12-22
0
Triiyyaazz Ajuach
wach parah Filio masak Sahira disuruh lari keliling 10 putaran
2022-12-21
0
ajiu jiu
spt ny Rangga prnh berhubungan dgn mantan istrinya, maka ny filio jdi psikopat gini 🥴🥴🥴
2022-12-19
0