4. Makan siang

Di sebuah restoran, ku duduk di salah kursi yang bertuliskan angka 1. Setelah itu di susul oleh Mas Zaka yang duduk di hadapanku. Ia menawari aku menu makanan yang berada di atas meja. Namun, karena aku kurang fokus dan terus memikirkan anak itu. Mas Zaka yang saat itu ingin kembali menawari aku, ia hanya diam dengan melihat ke arah ku. Lalu, dengan perlahan dia mengerakkan tangannya ke arah tanganku.

"Ada apa?" Tanya Mas Zaka kepada ku dengan mata yang menatap ke arah ku dan memegangi lembut tanganku.

Menyadari hal itu, ku sadarkan diriku dari pikiran yang terus memikirkan anak itu. Ku tersenyum kepada Mas Zaka dan ku balas pegangan tangannya dengan lembut.

"Bukan apa apa Mas, aku hanya terus kepikiran dengan anak itu." Ku ucapkan kalimat itu dengan lirih. Ku tundukkan kepala dari pandangan Mas Zaka dan ku menyeka air mata yang mengalir di pipiku.

"Ayo dong kamu jangan seperti ini. Kita itu mau makan siang di sini, bukan ingin bersedih terus. Gini saja, aku janji setelah makan siang kita akan cari rumah anak itu," jawab Mas Zaka untuk menenangkan diriku.

Mendengar ucapan itu, ku lemparkan senyum kepada Mas Zaka. Melihat hal itu, Mas Zaka juga terlihat tampak bahagia.

Makan siang pun berjalan dengan normal, di kala itu suasana sangat romantis. Mereka duduk saling berhadapan hadapan dengan diiringi musik yang menambah suasana mesra bagi mereka berdua.

Cuaca yang saat itu cerah, tiba tiba hujan.

Di waktu itu, aku masih makan makanan yang di pesankan oleh Mas Zaka. Ketika aku sibuk makan, Mas Zaka terus memandangi aku. Namun, karena aku sibuk makan, aku pun tidak memperhatikan Mas Zaka dan ku bergegas menghabiskan makan yang ada di hadapanku.

Ketika ku sadari, Mas Zaka tidak makan dan terus melihat ku. Ku hentikan tindakan ku dan ku lihat wajah Mas Zaka.

"Ada apa? Apakah ada sisa sisa makana di area luar bibirku Mas?" Tanya ku kepada Mas Zaka sambil mengeluarkan ponsel yang ada di dalam tas untuk ke berkaca.

Menyadari hal itu, Mas Zaka memegangi tangan ku yang sibuk mencari ponsel.

"Tidak papa, kamu masih cantik Sayang!" Jawab Mas Zaka membuat ku tersipu malu.

Beberapa saat kemudian, makan siang bersama pun sudah ku lakukan dengan Mas Zaka. Walaupun, di saat itu Mas Zaka tidak ikut makan tapi aku sangat bahagia karena kau merasa hari ini adalah hari yang indah.

Selain itu, aku juga merasa hari ini adalah hari yang aneh. Hal itu terjadi karena aku selalu teringat dengan anak yang aku temui di jalan beberapa jam yang lalu.

Saat itu hujan yang turun ketika makan siang, kini sudah mereda. Ku ajak laki laki yang ku cintai itu pulang ke rumah.

Di sepanjang perjalanan, aku selalu terbayangkan wajah dari anak itu. Aku teringat senyumnya, sikap sopan nya dan yang lain lain. 

Ketika ku berada di dalam mobil, aku terus melamun. Bahkan, ketika aku di ajak bicara oleh Mas Zaka pun aku hanya diam

"Sayang, gimana kalau sebelum kita pulang kita ke panti asuhan dulu?" Tanya Mas Zaka kepadaku. Aku hanya diam, dengan pandangan mata yang kosong.

Menyadari hal itu, Mas Zaka terlihat kesal dengan sikap ku. Ia mengemudikan mobilnya dengan cepat tanpa mempedulikan diriku dan nyawanya.

Ketika sudah berada di depan sebuah rumah mewah dan besar. Sebuah gerbang yang berdiri kokoh dan tinggi di buka oleh seseorang laki laki paruh baya. Ketika gerbang sudah di buka, Mas Zaka memasukkan mobilnya dan memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang luas.

Saat mobil sudah terparkir, ku sadarkan diriku dari lamunan. Aku bertanya kepada Mas Zaka. Namun, saat itu ia berbalik tidak menjawab pertanyaan ku dan terlihat marah.

Melihat hal itu, aku heran. Aku bertanya kepada diriku sendiri, apakah aku sudah membuat kesalahan, hingga membuat Mas Zaka tidak ingin menjawab aku?

Ia bahkan keluar mobil tanpa membukakan pintu mobil Natasya, ia terlihat pergi begitu saja.

"Apa yang terjadi dengan Mas Zaka? Kenapa Mas Zaka tidak ingin menjawab pertanyaan ku?" Tanya ku dengan berbicara sendiri di dalam mobil.

Aku pun keluar dari mobil itu sendiri, ku kejar Mas Zaka yang sudah masuk ke dalam rumah. Ketika aku berada di dalam rumah ku hampiri Mas Zaka yang saat itu duduk di sofa dengan lusuh dan lelah.

"Mas kamu kenapa sih?" Tanyaku dengan heran.

Saat itu, Mas Zaka hanya diam dia masih tidak menjawab pertanyaan ku.

"Aku tanya Mas dengan kamu, kamu kenapa?" Tanya ku lagi dengan semakin tegas.

Tiba tiba dia bangun dari duduknya dan berdiri di hadapanku dengan sangat marah.

"Kamu tanya, kenapa aku bisa seperti ini? Kamu pikir sendiri," jawab Mas Zaka dengan marah. Ia kemudian pergi meninggalkan diriku yang berada di rumah tamu.

Mendengar ucapan itu, aku berpikir sejenak. Ku ingat ingat kembali kesalahan apa yang sudah aku perbuat, hingga membuat Mas Zaka tidak ingin berbicara dengan aku?

Setalah beberapa saat mengingat, akhirnya aku mengingat kesalahan yang sudah aku lakukan. Aku sadar bahwa kesalahan ku adalah terus memikirkan anak itu dan tidak mempedulikan ucapan Mas Zaka ketika berada di dalam mobil.

Setelah ku sadari kesalahan ku, aku pergi ke dalam kamar. Aku melihat Mas Zaka sudah tertidur di atas tempat tidur dengan pakaian yang masih melekat di tubuhnya.

Saat itu, aku terdiam selama beberapa saat. Mataku melihat ke arah laki laki yang tampak lelah itu. Aku menghampiri dirinya dengan perlahan dan ku pegang sepatu dari laki laki itu.

Ku lepaskan satu demi satu seperti yang dia pakai. Ku lakukan hal itu dengan sangat hati hati agar tidak membangunkan Mas Zaka.

Ketika kedua sepeti sudah terlepas, aku pergi menjauhi Mas Zaka dan ku duduk di kursi makeup dengan menghadap cermin yang berdiri kokoh di hadapannya. Ku taruh tas hitam ku di atas meja dan ku ambil pena yang ada di atas selembar kertas.

Hari ini adalah hari yang  indah bagiku, makan siang bersama dengan orang yang aku cintai dan bertemu dengan orang yang berbeda dan memiliki posisi yang lain di dalam hatiku.

Walaupun pertemuan ini membuat setitik noda di hubungan ku dengan orang yang kucintai. Aku percaya noda itu akan hilang selamanya.

Ting!

Bunyi pesan masuk terdengar di ponselku, mendengar hal itu ku ambil tas hitam ku dan ku cari ponselku.

Ketika ponsel sudah aku temukan, aku melihat pesan yang aku dapat dari sebuah nomor yang bernamakan *Belahan Jiwaku.*

Menyadari hal itu, aku tersenyum dan  ku buka pesan dari orang tersebut dengan wajah bahagia.

Episodes
1 1. Awal pertemuan
2 2. Awal pertemuan 2
3 3. Ceritaku
4 4. Makan siang
5 5. Permintaan maaf
6 6. Kedatangan Ibu angkat Natasya
7 7. Flashback
8 8. Kepikiran
9 9. Memulai
10 10. Natasya mengetahui
11 11. Pembelaan
12 12. Perdebatan
13 13. Ceritaku 2 dan Vira Sakit
14 14. Masuk rumah sakit
15 15. Perdebatan dan pengusiran
16 16. Pergi
17 17. Masuk ke rumah sakit
18 18. Ajakan pulang
19 19. Di rumah dokter dan Tasya di ingatkan
20 20. Menanamkan perasaan curiga
21 21. Sikap Sarah
22 22. Penjelasan dan permintaan maaf
23 23. Sikap Sarah 2
24 24. Kondisi
25 25. Akan Pergi
26 26. Perdebatan dan Mulai curiga
27 27. Mencari Tahu
28 28. Pertemuan
29 29. Zaka dan Sarah
30 30. Zaka dan Sarah 2
31 31. Zaka dan Sarah 3
32 32. Terungkap
33 33. Sarah dan Zaka 2
34 34. Pergi
35 35. Pencarian
36 36. Di rumah Dokter Afridi
37 37. Mengalah
38 38. Menemui
39 39. Tasya dan Sarah
40 40. Sikap Zaka
41 41. Kecelakaan dan Koma
42 42. Di rumah sakit
43 43. Sarah Dan Kakaknya
44 44. Makan malam
45 45. Tasya pulang ke rumah
46 46. Lahir
47 47. Melahirkan
48 48. Cemburu
49 49. Keinginan untuk menenangkan diri
50 50. Membutuhkan
51 51. Membutuhkan
52 52. Tak Tahan
53 53. Pencarian dan kecelakaan
54 54. Kesedihan
55 55. Zaka meninggal
56 56. Sarah Datang
57 57. Setelah Pemakaman
58 58. Kedekatan
59 59. Huda dan Fian
60 60. Identitas Habib
61 61. Pertemuan
62 62. Tasya dan Sarah
63 63. Bujukan
64 64. Pengakuan dan pengantaran
65 65. Pertemuan Huda dan Tasya
66 66. Keamanan
67 67. Penculikan
68 68. Mengeluarkan
69 69. Melamar dan Di tolak
70 70. Akhir
71 Terikat Tanpa Hubungan 2
72 2. Kos kosan
73 3. Mencari pekerjaan
74 4. Pengunduran diri dan rencana licik
75 5. Di terima dan Tidak sengaja
76 6. Hari pertama kerja
77 7. Berangkat Bersama
78 8. Berhenti
79 9. Di terima
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Awal pertemuan
2
2. Awal pertemuan 2
3
3. Ceritaku
4
4. Makan siang
5
5. Permintaan maaf
6
6. Kedatangan Ibu angkat Natasya
7
7. Flashback
8
8. Kepikiran
9
9. Memulai
10
10. Natasya mengetahui
11
11. Pembelaan
12
12. Perdebatan
13
13. Ceritaku 2 dan Vira Sakit
14
14. Masuk rumah sakit
15
15. Perdebatan dan pengusiran
16
16. Pergi
17
17. Masuk ke rumah sakit
18
18. Ajakan pulang
19
19. Di rumah dokter dan Tasya di ingatkan
20
20. Menanamkan perasaan curiga
21
21. Sikap Sarah
22
22. Penjelasan dan permintaan maaf
23
23. Sikap Sarah 2
24
24. Kondisi
25
25. Akan Pergi
26
26. Perdebatan dan Mulai curiga
27
27. Mencari Tahu
28
28. Pertemuan
29
29. Zaka dan Sarah
30
30. Zaka dan Sarah 2
31
31. Zaka dan Sarah 3
32
32. Terungkap
33
33. Sarah dan Zaka 2
34
34. Pergi
35
35. Pencarian
36
36. Di rumah Dokter Afridi
37
37. Mengalah
38
38. Menemui
39
39. Tasya dan Sarah
40
40. Sikap Zaka
41
41. Kecelakaan dan Koma
42
42. Di rumah sakit
43
43. Sarah Dan Kakaknya
44
44. Makan malam
45
45. Tasya pulang ke rumah
46
46. Lahir
47
47. Melahirkan
48
48. Cemburu
49
49. Keinginan untuk menenangkan diri
50
50. Membutuhkan
51
51. Membutuhkan
52
52. Tak Tahan
53
53. Pencarian dan kecelakaan
54
54. Kesedihan
55
55. Zaka meninggal
56
56. Sarah Datang
57
57. Setelah Pemakaman
58
58. Kedekatan
59
59. Huda dan Fian
60
60. Identitas Habib
61
61. Pertemuan
62
62. Tasya dan Sarah
63
63. Bujukan
64
64. Pengakuan dan pengantaran
65
65. Pertemuan Huda dan Tasya
66
66. Keamanan
67
67. Penculikan
68
68. Mengeluarkan
69
69. Melamar dan Di tolak
70
70. Akhir
71
Terikat Tanpa Hubungan 2
72
2. Kos kosan
73
3. Mencari pekerjaan
74
4. Pengunduran diri dan rencana licik
75
5. Di terima dan Tidak sengaja
76
6. Hari pertama kerja
77
7. Berangkat Bersama
78
8. Berhenti
79
9. Di terima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!