2. Awal pertemuan 2

        Waktu terus berlalu, anak itu meminta diriku menghentikan mobil di depan sebuah gang kecil. Ku lihat mobil pun tidak bisa masuk ke dalam gang tersebut.

Ketika mobil sudah di depan gang, anak itu tersenyum kepadaku. Ia senyum dengan wajah yang sangat manis, dan mata yang berseri seri. Dia mengucapakan terimakasih kepada ku dengan sangat tulus. Melihat hal itu, hatiku semakin tersentuh dengan sikap sopan anak itu. Ku raih perlahan tangan anak itu dan ku cium tangan anak itu.

Ketika ku mencium anak itu, matanya tiba tiba mengalirkan air mata.

"Ada apa? Kenapa kamu bersedih? " Tanyaku kepada anak itu setelah kulihat matanya di penuhi oleh air mata. Melihat anak itu menangis, aku menyeka air matanya, ke pegang lembut kedua pipi anak itu dan ku ulang kembali pertanyaan yang sama.

"Tante ini siapa? Mengapa sangat peduli dan sayang dengan aku?" Jawabnya dengan polos.

"Tante bukan siapa siapa di dalam diri kamu, tapi ..." jawabku kepada anak itu lalu ku diam beberapa dengan menundukkan kepalaku. "Tante dapat merasakan apa yang kamu rasakan, Tante pernah ada di posisi kamu."

Anak itu diam. Matanya masih terlihat di penuhi oleh air mata, ku minta anak itu menghapus air matanya dan ku minta anak itu mengajak aku ke rumahnya. Namun anak itu menolak, ia tidak ingin jika diriku di marahi oleh ibunya.

*

Hujan yang saat itu turun dengan deras, sudah mereda. Kulihat anak itu ingin bergegas pulang untuk memberikan hasil jualannya kepada ibunya. Ia melakukan itu karena ia tidak ingin ibunya marah dengan dirinya dan menghukum dirinya.

Ketika sudah berada di luar mobil hujan rintik rintik masih jatuh, saat itu ku ambil payung yang aku taruh di belakang kursi dan ku payungi anak itu agar tidak kehujanan.

"Kamu yakin, Tante tidak boleh mengantarkan kamu ke rumah?" Tanyaku kepada anak itu.

"Iya Tante." Anak itu tersenyum kepadaku. Melihat senyumnya aku sangat terpanah dan berharap esok hari memiliki anak seperti dirinya.

"Tapi lihatlah, hujan masih jatuh dengan deras."

"Tidak papa Tante, makasih sudah mau membeli semua kue ku. Terimakasih, Tante sudah menyelamatkan aku dari hukuman ibu!" Ucap anak itu dengan bahagia bertemu dengan Natasya.

"Sama sama, kamu hati hati ya di jalan."

Anak itu tersenyum kepada ku, dan ia pergi meninggalkan diriku sendiri. Ia berlari menerjang rintik hujan yang saat itu masih lebat. Ia tampak tidak mempedulikan Natasya lagi setelah ia pergi.

"Nama kamu siapa? " Teriakku kepada anak kecil itu. Namun anak itu sudah jauh dari diriku.

*

*

Di dalam ruangan yang seperti sebuah kantor, dengan buku berkas yang tertata rapi di rak dan di atas meja. Zakaria terlihat khawatir, ia berjalan kesana kemari dengan sesekali melihat ke arah ponselnya. Ia terus menghubungi seseorang di ponselnya, namun orang yang di hubungi oleh Zakaria tidak menjawab panggilan Zakaria.

Saat itu, Zakaria menghubungi wanita yang paling ia cintai, yaitu Natasya. Namun, karena saat itu Natasya sedang berada di luar mobil ia tidak mendengar suara panggilan dari ponselnya.

Menyadari hal itu, supir yang berada di dalam mobil membuka kaca yang dekat dengan Natasya. Ia memberi tahu Natasya kalau ponselnya menerima panggilan dari seseorang beberapa kali. Natasya yang saat itu terus memandang ke arah jalan. Ia pun akhirnya kembali ke dalam mobil dan mengambil ponselnya.

"Astaga, Panggilan dari Mas Zaka banyak sekali. Pasti Mas Zaka marah," ucapku setelah melihat puluhan pesan dan panggilan masuk ke dalam ponsel ku.

Menyadari hal itu, aku menelepon ulang suamiku. Namun, saat itu dia tidak menjawab panggilan ku. Aku merasa sangat bersalah karena aku tidak menjawab panggilan dari Mas Zaka.

Ku telepon ulang Mas Zakaria dengan berharap dia mengangkatnya. Tapi ia masih saja tidak mengangkat panggilanku.

Menyadari hal itu, aku minta supir mengantarkan aku ke kantor Mas Zaka. Saat itu, pandangan mata ku masih terasa berat untuk pergi. Aku masih ingin menunggu anak itu kembali menemui ku. Tapi, aku tidak bisa melakukan hal itu, karena Mas Zaka sudah menunggu diriku di kantornya.

*

Di sebuah rumah di pertengahan kampung, anak itu berjalan dengan sangat bahagia. Ia bersyukur karena ia bertemu dengan Natasya.

Sesampainya di depan rumah, anak itu mengetuk pintu dengan perlahan.

Tok... Tok.... Tok....

"Ibu, Bapak, buka pintunya. Ini aku Vira," ucap anak itu dengan sedikit lantang.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan usia sekitar kepala tiga keluar dengan pakaian sederhana. Ia terlihat marah, raut mukanya sangat judes dan garang.

"Masuk!" Perintah wanita itu kepada Vira.

Vira yang melihat hal itu, tampak hanya menundukkan kepalanya. Ia terlihat takut dengan tindakan yang akan di lakukan oleh wanita itu. Ia hanya menuruti apa yang di inginkan oleh wanita itu.

Ketika berada di dalam rumah, Vira melihat ayahnya, dan saudaranya sudah berada di rumah makan. Mereka sudah menghadap piring yang sudah di penuhi oleh lauk pauk yang sangat enak. Saat itu, Vira melihat di atas meja terdapat ayam, ikan, telur dan lain lainnya sudah di masak dan siap untuk di makan.

Saat Vira akan pergi ke meja makan, namun wanita judes itu menarik tangan Vira hingga Vira tertarik beberapa langkah, bahkan ia sampai jatuh ke lantai akibat dari tarikan tangan wanita itu.

"Kamu mau apa, hah? Mau makan?" Ucap wanita itu dengan nada tinggi dan terlihat sangat marah. Ia kemudian membangunkan Vira dan menarik Vira menuju ke kamar mandi.

Ketika Vira sudah berada di dalam kamar mandi, wanita itu mendorong Vira hingga Vira jatuh tersungkur di antara tumpukan menggunung pakaian kotor.

"Kalau kamu mau makan, cuci semua pakaian ini.  Kalau semua sudah bersih dan rapi, kamu baru bisa makan."

"Tapi Bu, Vira laper. Dari pagi Vira belum makan," ucap Vira dengan air mata yang terus mengalir.

"Tidak ada tapi tapian, lakukan atau kamu tidak makan satu hari satu malam. Kamu paham!" Jawab wanita itu, lalu ia memberi dorongan kepada Vira hingga Vira kembali jatuh di antara tumpukan baju.

Merasakan kekejaman itu, Vira hanya diam dan dia hanya mengeluh di dalam hatinya. Dia yang tidak berdaya, akhirnya menuruti apa yang di inginkan oleh ibunya. Dengan kaki yang lelah, perut yang terus berteriak meminta makan ia mencuci pakaian yang bergunung-gunung tersebut.

Di sisi lain, wanita itu terlihat sangat menikmati makanan yang berada di atas meja. Tidak hanya wanita itu, suami dan anaknya yang lain pun juga terlihat sangat menikmati. Mereka terlihat tidak memikirkan keadaan Vira yang terus bekerja tanpa henti.

Ketika semua lauk sudah habis hanya tersisa bumbu, wanita itu itu meminta Vira untuk makan. Vira mengira kalau masih ada ayam dan yang lain lain di atas meja. Ia terlihat sangat bahagia ketika ibunya meminta dirinya untuk makan dan menghabiskan semuanya. Namun, ketika ia berada di ruang makan, apa yang di harapkan nya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Vira.

Episodes
1 1. Awal pertemuan
2 2. Awal pertemuan 2
3 3. Ceritaku
4 4. Makan siang
5 5. Permintaan maaf
6 6. Kedatangan Ibu angkat Natasya
7 7. Flashback
8 8. Kepikiran
9 9. Memulai
10 10. Natasya mengetahui
11 11. Pembelaan
12 12. Perdebatan
13 13. Ceritaku 2 dan Vira Sakit
14 14. Masuk rumah sakit
15 15. Perdebatan dan pengusiran
16 16. Pergi
17 17. Masuk ke rumah sakit
18 18. Ajakan pulang
19 19. Di rumah dokter dan Tasya di ingatkan
20 20. Menanamkan perasaan curiga
21 21. Sikap Sarah
22 22. Penjelasan dan permintaan maaf
23 23. Sikap Sarah 2
24 24. Kondisi
25 25. Akan Pergi
26 26. Perdebatan dan Mulai curiga
27 27. Mencari Tahu
28 28. Pertemuan
29 29. Zaka dan Sarah
30 30. Zaka dan Sarah 2
31 31. Zaka dan Sarah 3
32 32. Terungkap
33 33. Sarah dan Zaka 2
34 34. Pergi
35 35. Pencarian
36 36. Di rumah Dokter Afridi
37 37. Mengalah
38 38. Menemui
39 39. Tasya dan Sarah
40 40. Sikap Zaka
41 41. Kecelakaan dan Koma
42 42. Di rumah sakit
43 43. Sarah Dan Kakaknya
44 44. Makan malam
45 45. Tasya pulang ke rumah
46 46. Lahir
47 47. Melahirkan
48 48. Cemburu
49 49. Keinginan untuk menenangkan diri
50 50. Membutuhkan
51 51. Membutuhkan
52 52. Tak Tahan
53 53. Pencarian dan kecelakaan
54 54. Kesedihan
55 55. Zaka meninggal
56 56. Sarah Datang
57 57. Setelah Pemakaman
58 58. Kedekatan
59 59. Huda dan Fian
60 60. Identitas Habib
61 61. Pertemuan
62 62. Tasya dan Sarah
63 63. Bujukan
64 64. Pengakuan dan pengantaran
65 65. Pertemuan Huda dan Tasya
66 66. Keamanan
67 67. Penculikan
68 68. Mengeluarkan
69 69. Melamar dan Di tolak
70 70. Akhir
71 Terikat Tanpa Hubungan 2
72 2. Kos kosan
73 3. Mencari pekerjaan
74 4. Pengunduran diri dan rencana licik
75 5. Di terima dan Tidak sengaja
76 6. Hari pertama kerja
77 7. Berangkat Bersama
78 8. Berhenti
79 9. Di terima
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Awal pertemuan
2
2. Awal pertemuan 2
3
3. Ceritaku
4
4. Makan siang
5
5. Permintaan maaf
6
6. Kedatangan Ibu angkat Natasya
7
7. Flashback
8
8. Kepikiran
9
9. Memulai
10
10. Natasya mengetahui
11
11. Pembelaan
12
12. Perdebatan
13
13. Ceritaku 2 dan Vira Sakit
14
14. Masuk rumah sakit
15
15. Perdebatan dan pengusiran
16
16. Pergi
17
17. Masuk ke rumah sakit
18
18. Ajakan pulang
19
19. Di rumah dokter dan Tasya di ingatkan
20
20. Menanamkan perasaan curiga
21
21. Sikap Sarah
22
22. Penjelasan dan permintaan maaf
23
23. Sikap Sarah 2
24
24. Kondisi
25
25. Akan Pergi
26
26. Perdebatan dan Mulai curiga
27
27. Mencari Tahu
28
28. Pertemuan
29
29. Zaka dan Sarah
30
30. Zaka dan Sarah 2
31
31. Zaka dan Sarah 3
32
32. Terungkap
33
33. Sarah dan Zaka 2
34
34. Pergi
35
35. Pencarian
36
36. Di rumah Dokter Afridi
37
37. Mengalah
38
38. Menemui
39
39. Tasya dan Sarah
40
40. Sikap Zaka
41
41. Kecelakaan dan Koma
42
42. Di rumah sakit
43
43. Sarah Dan Kakaknya
44
44. Makan malam
45
45. Tasya pulang ke rumah
46
46. Lahir
47
47. Melahirkan
48
48. Cemburu
49
49. Keinginan untuk menenangkan diri
50
50. Membutuhkan
51
51. Membutuhkan
52
52. Tak Tahan
53
53. Pencarian dan kecelakaan
54
54. Kesedihan
55
55. Zaka meninggal
56
56. Sarah Datang
57
57. Setelah Pemakaman
58
58. Kedekatan
59
59. Huda dan Fian
60
60. Identitas Habib
61
61. Pertemuan
62
62. Tasya dan Sarah
63
63. Bujukan
64
64. Pengakuan dan pengantaran
65
65. Pertemuan Huda dan Tasya
66
66. Keamanan
67
67. Penculikan
68
68. Mengeluarkan
69
69. Melamar dan Di tolak
70
70. Akhir
71
Terikat Tanpa Hubungan 2
72
2. Kos kosan
73
3. Mencari pekerjaan
74
4. Pengunduran diri dan rencana licik
75
5. Di terima dan Tidak sengaja
76
6. Hari pertama kerja
77
7. Berangkat Bersama
78
8. Berhenti
79
9. Di terima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!