Bab 04_Wanita idaman lain

Pukul 01:15 wib.

Damar merasakan gelisah, meskipun matanya masih terpejam. Badannya sangat panas kendati dalam kamar berhawa dingin yang dihasilkan dari pendingin ruangan. Secara mendadak Damar membuka kelopak matanya sempurna. Sklera berwarna putih berubah menjadi hitam pekat. Pupil matanya membesar.

Dilihatnya ada bayangan hitam di atasnya, seperti melayang-layang. Perlahan bayangan itu terbang ke keluar pintu kaca yang mengarah pada bagian taman samping rumah. Damar beranjak dari pembaringan dan mengikuti kemana bayangan itu pergi, ia membuka pintu kaca dan berjalan keluar kamar.

Di samping taman rumah yang langsung berhadapan dengan kamar Damar. Seorang wanita sedang berdiri dengan mengenakan tudung hitam. Ia tersenyum tipis saat melihat targetnya keluar dari kamar.

Damar berdiri di depan pintu kaca. Ia melihat wanita yang beberapa hari ini telah membayangi pikirannya. Dilihatnya wanita itu berjalan mendekat.

"Sayangku, Damar Mangkulangit, aku sangat merindukanmu." Wanita cantik ini memeluk Damar serta mencium pipi Damar mesra, dan berbisik tepat di telinga pria yang sedang dipeluknya.

Damar berdiri seperti patung, bahkan ia tidak membalas pelukan wanita yang sedang memeluknya. Netranya masih menghitam.

Wanita cantik ini kembali berbisik mesra. "Ingat Damar, kamu hanya milikku. Kamu hanya milikku, kamu sangat membenci Wulan, kamu sangat membenci istri mu, bahkan kamu tidak ingin melihat wajahnya. Kamu hanya milikku."

Alam bawah sadar Damar mengangguki ucapan wanita yang sedang memeluknya. Seolah terpahat dalam ingatannya untuk membenci Wulan. Ia sudah seperti mayat hidup dan matanya masih sama berwarna hitam pekat, Damar hanya diam dan mendengar semua perkataan wanita ini.

"Jangan biarkan Wulan menyentuhmu. Kamu hanya milikku Damar. Kamu hanya milikku."

Perlahan wanita cantik ini mengurai pelukannya, sekali lagi ia mencium pipi Damar. Namun, sayangnya ketika akan mencium bibir Damar, suara dari Wulan tiba-tiba terdengar.

"Damar..." Wulan bangun dari tidurnya, ia tidak mendapati suaminya berada di sebelahnya. Saat Wulan mengedarkan pandangannya, ia melihat tirai putih melambai-lambai tertiup angin.

"Aku akan kembali sayangku." Wanita cantik ini berbisik lagi seraya mengusap bibir Damar. Rasanya tidak rela berpisah dari Damar, ia sudah kadung jatuh cinta dan memiliki Damar seutuhnya, namun tidak segampang yang ia pikir. Ia lantas pergi sebelum Wulan menyadari keberadaannya. Dan bersembunyi di balik pendopo yang berjarak tiga meter dari samping kamar Damar.

Wulan menyibakkan tirai yang menjuntai-juntai di lantai, dan melihat Damar sedang berdiri di teras samping kamar.

"Kang Cimar, kenapa kamu di sini malam-malam?" Tanyanya sambil mengedarkan pandangan menatap gelapnya malam.

Damar tidak menjawab pertanyaan Wulan, ia berbalik badan hendak meninggalkan istrinya. Namun Wulan menghentikan langkahnya, dilihatnya tangan Wulan yang memegangi pergelangan tangannya.

"Jangan menyentuhku!" Ucap Damar ketus.

Wulan terperanjat, ia mengalihkan posisi tangannya. Lalu memegang kedua bahu Damar agar menghadapnya. "Kamu kenapa? Ada masalah apa? Jangan diam seperti ini, ini bukan kamu Damar. Lalu apa yang kamu lakukan malam-malam di luar?"

Damar sama sekali tidak memandang wajah Wulan, ia membuang tatapannya. Netranya juga sudah kembali seperti semula, tidak menghitam. Alih-alih menjawab pertanyaan Wulan, Damar melepaskan kedua tangan istrinya. Lalu masuk kedalam kamar dan berbaring di sofa.

Wulan heran atas sikap dingin Damar. Ia segera masuk dan menutup pintu kaca, lalu membenarkan tirai putih yang sempat bergeser. Dan melihat Damar yang sudah berbaring di sofa memanjang sedangkan mata Damar sudah terpejam.

Wulan menghela nafas panjang. Lalu menghampiri suaminya.

"Kenapa kamu tidur di sini? Marilah tidur di ranjang." Ajaknya sambil memegang tangan Damar.

Lagi dan lagi, Wulan harus merasakan tangannya mendapat penolakan dari Damar.

"Mulai malam ini, aku akan tidur di sini." Kata Damar masih dengan mata terpejam.

Perasaannya sangat sedih, ia seperti sudah dicampakkan begitu saja oleh suaminya. Tatapan Wulan berkaca-kaca menatap Damar, wajah sang suami tidak sehangat dulu.

"Aku bukanlah orang yang mampu mengubah racun menjadi madu. Namun, aku berjanji akan merebut kembali suamiku yang dulu, yang sangat lembut dan mencintaiku."

**

Menjelang waktu subuh tiba, sayup-sayup terdengar azan berkumandang. Wulan masih terjaga, ia duduk di atas sajadah membentang dengan memakai mukenah putih tulang pemberian Damar saat ia baru pertama kali menjadi seorang istri.

Tasbih berwarna cokelat masih dipegangnya. Setelah semalam mendapati Damar terbangun dan nampak bersikap aneh. Wulan merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia tidak lantas untuk tertidur kembali, perasaannya sungguh ganjal melihat Damar yang masih tertidur di sofa.

"Ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan setan." Wulan meraup tangannya yang ia usapkan ke wajah. Lalu beranjak dari duduknya, seperti biasa saat akan sholat subuh. Ia lebih dulu mandi, agar badannya yang berkeringat ini jadi lebih segar.

Sepuluh menit bergulat di kamar mandi, Wulan keluar dari kamar mandi merasakan wajah serta badannya kini lebih segar, cukup untuk mengembalikan moodnya yang sempat kecewa atas perkataan kasar Damar semalam. Setelah berganti pakaian yang longgar.

Wulan menghampiri Damar yang masih terpejam di sofa, ia berlutut dan mencium singkat kening Damar. "Sayang bangunlah, sudah waktunya sholat subuh."

Damar membuka matanya, ditatapnya wajah Wulan yang seperti memancarkan cahaya. Ia lantas bangun dan duduk, dilihatnya sang istri juga berpindah posisi duduk disebelahnya. Ia sedikit terkejut, kala mendapati dirinya tertidur di sofa.

"Kenapa aku tidur di sofa?"

Wulan mengernyitkan dahinya. Ditatapnya wajah Damar lekat-lekat. Sampai yang ditatap salah tingkah. "Apa kamu tidak ingat?"

"Ingat soal apa?" Damar bingung mendengar jawaban Wulan.

"Benarkah kamu tidak ingat? Kalau semalam kamu terbangun dan berada di luar? Bahkan kamu bilang kalau aku tidak boleh menyentuh mu dan kamu bilang juga, kalau mulai malam ini kamu bakalan tidur di sofa?" Wulan menjelaskan tentang situasi yang terjadi semalam.

"Kamu ngawur, mana mungkin aku berkata seperti itu." Damar beranjak dari duduknya tak acuh mendengar penjelasan Wulan.

Wulan menyusul Damar berdiri. "Sungguh, kamu bilang seperti itu? Bahkan aku sempat takut terjadi sesuatu sama kamu, atau kamu sedang tertekan karena banyaknya persaingan bisnis."

Damar tidak menatap Wulan, ia juga tidak percaya apa yang coba dijelaskan oleh istrinya. Namun, Damar juga tidak ingat apa yang telah terjadi semalam, mengapa sampai ia tertidur di sofa. Tapi pikirannya terpahat seolah untuk membenci Wulan.

"Agaknya memang, kehamilan mu mempengaruhi daya pikirmu Wulan. Kamu tidak seperti dulu, kamu terlalu banyak berasumsi sesuatu yang tidak pasti." Damar berjalan meninggalkan istrinya.

Dingin! Itulah kesan Wulan kini melihat sikap tak acuh Damar padanya. Bahkan kini, ia dianggap sebagai wanita yang berkhayal tentang sesuatu yang menurut suaminya mustahil.

Ponsel Damar yang tergeletak di meja membunyikan notifikasi pesan masuk. Karena berada di depannya, Wulan melihat layar ponsel menyala. Sebenarnya sangat jarang baginya untuk menilik ponsel suaminya. Ia mempercayai pria yang telah dinikahinya tidak mungkin melakukan hal yang mengecewakan seperti menyembunyikan Wil. (Wanita Idaman Lain)

Atensinya beralih melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup. Lalu kembali menatap ponsel Damar, karena penasaran siapakah gerangan yang mengirimkan pesan. Wulan memutuskan untuk mengambil dan melihat siapa tahu penting.

Namun, tatapannya membulat. Wulan kaget saat melihat siapa gerangan wanita yang telah mengirim pesan ke nomor suaminya.

"Ratna?"

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Surtinah Tina

Surtinah Tina

Ratna ..mantan damar yg dulu selingkuh kayaknya yam..

2022-12-23

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

berarti yqng melet Damar itu adlh Ratna🤔

2022-12-19

1

AdeOpie

AdeOpie

Ratna mantannya Damar bukankah dia sudah berhijab yah? Damar yang sholatnya rajin bisa kena pelet apa lagi yang sholatnya bolong

2022-12-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!