Airis berjalan pelan meninggalkan kantornya dengan perasaan kesal sendiri. Bagaimana tidak, hampir satu Minggu ia bersama dengan Kelvin tapi tak pernah ada satu hari pun mereka damai seperti orang normal pada umumnya.
"Sebel deh gua sama Kelvin, dulu kan dia yang khianatin gua. kenapa malah dia yang merasa terzalimi dan seenak jidat sendiri sama gua. Harusnya kan gua yang jahat, kenapa ini malah yang jahat dan ngeselin ya??" gerutu Airis dalam hati.
Tingkat kekesalan Airis makin bertambah saat ia sampai di apartemen dan baru sadar kalau kunci pintu utamanya di bawa oleh Kelvin.
"Ya Tuhan cobaan apalagi ini." ujarnya sembari mengambil ponselnya. Demi bisa segera rebahan mau tak mau ia harus menghubungi Kelvin.
"Eh, gua kan gak punya nomornya Kelvin!!." ujarnya baru sadar kalau ia sekarang tak memiliki kontak ponsel milik Kelvin.
Seketika Airis terdiam di tempat, binggung harus bertindak. pergi kembali ke kantor rasanya ia sudah tak sanggup karena kelelahan, minta tolong Faris, nanti malah dia gak bisa ngapa - ngapain karena ujungnya adalah telponnya hingga larut malam. Kalau menunggu, tak mungkin sebentar karena Kelvin kini workaholic.
"Argh, Tuhan gua harus gimana?" ujarnya pelan. Demi gengsi dan egonya yang selangit Airis akhirnya memilih duduk di kursi depan unit apartemenya. Untung saja dia meminta kursi pada Pak Tamada, karena ternyata ada manfaatnya ketika situasi genting seperti saat ini.
Tak ada yang dilakukan Airis kecuali berselanjar ke media sosial milikinya, banyak notifikasi pesan, ternyata setelah di buka adalah undangan pernikahan teman - temannya saat masih kuliah di kampus pelita.
tak hanya satu dua orang saja yang menikah tapi hampir puluhan orang seolah menggelar pernikahan berjamaah. Padahal pahalanya bukan 27 derajat seperti sholat, tapi kenapa tanggal dan harinya harus sama. sepeti tidak ada tanggal lain saja.
"Ris, datang ya ke nikahin gua." ~ Ratna.
"Ris, jangan lupa datang ya, gua nikah besok." ~ Raina.
"Ris, jangan lupa bawa kado." ~ Mira.
dan masih banyak lagi pesan yang isinya senada. Airis yang sedang malas akibat kesal dengan Kelvin hanya membalas singkat, padat dan jelas.
"Sorry gua di Jepang. Doa terbaik untuk pernikahan kalian."
Pesan itu akhirnya ia kirimkan pada semua orang yang mengirim pesan kepadanya.
Airis kini menutup media sosialnya. Ia merenung dalam kesendiriannya. "Apa jangan - jangan Kelvin galau dan jadi stress gara - gara di tinggal nikah Ratna?" Airis mulai menebak - nebak tentang sikap Kelvin yang begitu menyebalkan seminggu ini.
"Ah tahu ah, bukan urusan gua ini." ujarnya lagi lalu memesan makanan via online dan langsung memakannya di depan unit apartemennya. Ini akan menjadi momen langka dan paling ia ingat dimana ia harus menunggu manusia workaholic pulang kerja, tanpa tahu waktu dan membuat ia sengsara seketika.
Detik demi detik kini berlalu, bahkan terhitung sudah dua jam Airis menunggu Kelvin pulang, tai tak kunjung pulang. Tapi masih sabar untuk saat ini, tapi entahlah nanti saat Kelvin berada di depannya, mungkin jurus Mak lampirnya akan ia keluarkan.
Tak berselang lama Kelvin sampai di lobby apartemenya. Ia langsung naik ke unit apartemennya dan betapa terkejutnya dia saat melihat Airis masih duduk dengan wajah lelahnya di depan unit apartemen mereka.
"Ngapain elo disini? Nungguin gua?" tanya Kelvin iseng - iseng berhadiah.
"Ialah." jawabnya datar saja.
"Serius elo nungguin gua!" tanya Kelvin penasaran. Tiba - tiba hatinya menghangat seolah di beri transfusi cinta dari Airis yang pujaannya.
"Gak usah ge - er deh lo Vin. Gua nungguin elo karena gua gak bisa masuk. Kuncinya kan tadi di bawa elo." jawab Airis serius.
Ucapan Airis tersebut langsung membuat angan manis Kelvin langsung buyar seketika, ia memang sudah terlalu percaya diri padahal jelas hati Airis sudah termiliki orang lain.
"Kenapa elo gak telpon" tanya Kelvin kembali ke mode datar dan cuek.
"Gak punya nomor elo. Gua capek. Jadi cepetan elo buka sebelum gua makin murka." balas Airis memperlihatkan wajah galaknya.
Kelvin kini memilih diam meladeni Airis sama saja cari mati dan bunuh diri. Apalagi kalau sedang mode galak, wajah cantiknya benar - benar langsung tak terlihat.
"Kapan ya Allah 3 bulan selesai. Pengen move on aja deh gua" batin kelvin dengan hati teriris - iris.
setelah Kelvin membukakan pintu itu, Mereka langsung masuk ke kamar masing - masing. Walaupun kamar mereka kedap suara tapi masih bisa terdengar ngombalan receh dari sambungan telpon milik Airis. Setiap malam ia selalu mendengar obrolan manis antara Airis dengan lelaki itu. Jelas orang itu pasti orang Indonesia, karena mereka berinteraksi dengan bahasa Indonesia. Dari suaranya nampaknya tidak asing tapi siapa?
"Kenapa sakit banget lihat dia manis gitu ke orang lain. Tapi aku bisa apa? hanya pengagum rahasia yang tak bisa berucap dan berkata" Ujar Kelvin pelan.
Sementara di kamarnya Airis memang sedang video call dengan Faris. Obrolan mereka memang cukup mesra, tapi jelas tak ada status di antara keduanya, karena Airis masih menggantung hubungan keduanya.
"Ai, kita pacaran atau nikah aja lah yuk?" nego Faris malam itu. Hatinya memang sudah kadung cinta dengan Airis jadi ingin memiliki seutuhnya.
"Aku masih pengen kerja keras, aku kan udah cerita kalau aku itu hanya anak tiri dari ayah aku. Jadi aku harus bisa berdiri sendiri dan tak mengandalkan mereka." jawab Airis jujur. tak mungkin ia bilang aku belum ada perasan sama kamu karena hatiku masih nyantol di Kelvin.
"Kita nikah aja deh, nanti kamu gak perlu kerja. Aku akan menafkahi kamu." Gumam Faris memaksa.
"Jalani dulu aja ya. keputusanku masih sama." jawabnya sama sekali tak ragu.
Kelvin yang sedang melintas di depan kamar Airis dengan jelas dapat mendengar pembicaraan itu.
"Ya Tuhan, makin gak ada kesempatan buat gua masuk dong. Bahkan lelaki itu sudah terang - terangan mengajak Airis menikah."
batin Kelvin lagi.
Kelvin seketika mematung di tempat, di saat itulah Airis membuka pintu kamarnya dan terkejut saat melihat Kelvin ada di depan kamarnya.
"Vin, lo kenapa berdiri disini?" tanya Airis dengan suara agak lembut.
"kebetulan lewat." jawabnya datar saja.
"Lo pasti galau ya karena Ratna mau nikah?" tanya Airis serius.
"Ngapain gua harus galau, dia kan bukan siapa - siapa gua." jawab Kelvin lalu beranjak dari tempat ia berdiri.
"Gua galau karena elo bego!" ujar nya dalam hati.
****
Rangga kini sudah sampai di rumahnya di sambut oleh sang istri tercinta yang sepertinya sedang bahagia.
"Hey sayang, kenapa bahagia banget?" tanya Rangga penasaran.
"Emang gak boleh Mas kalau aku bahagia?" tanya balik Kinara.
"Boleh banget sayang, itu malah bagus. Besok jadwal kita cek kandungan ke dokter kan?" tanya Rangga memastikan.
Kinara mengangguk, lalu mengandeng tangan Rangga masuk ke dalam rumah dan langsung melesat ke kamar mereka.
Rangga duduk di bibir kasur, ingin sebenarnya langsung to the point menyampaikan semua yang ia dengar langsung dari papanya. Tapi mendadak ia ragu karena takut membuat membuat mood istrinya berantakan.
"Sayang aku mandi dulu ya." Ujar Rangga. Ia kemudian masuk ke kamar mandi dan beraktivitas disana. Lelah hari ini rasanya berbeda, karena tidak cuman lelah fisik, pikiran tapi juga hati.
Rangga masih tak menyangka kalau ternyata Kelvin adalah adik Kinara satu darah beda ibu. Apa mungkin Mama tiri Kinara sering jahat dengan Kelvin karena ia adalah anak yang lahir sebelum adanya pernikahan? atau bisa di bilang Kelvin adalah anak haram?
----
Yuk Ramaikan dengan like, subscribe dan comment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rya Juria
kasian Kelvin sekarang hanya jadi pengagum rahasia 🤭, semoga Aris sama Kelvin bisa balikan ☺️, semangat thor buat cerita selanjutnya 👍
2022-12-20
1
Fier📝
👌
2022-12-18
0
Nurul2103
jangan lama-lama ya kak perseteruan antara Kelvin dan airis... semangat terus berkarya 🥰💪
2022-12-18
1