Bab 2

Kelvin dan Airis kini sudah berada di apartemen yang di siapkan oleh perusahaan terbesar d Tokyo, Jepang itu. Keduanya sama sekali tak menyangka akan satu rumah, satu atap, dan satu tempat. Gagal sudah perjuangan move on Airis selama setahun ini. Tapi belum tentu juga gagal, kan ada Faris yang bahkan sudah langsung menanyakan kabarnya ketika ia sampai di negeri sakura itu.

Semantara Kelvin jangan dia tanya, ia memang gagal move on bahkan masih tak menyangka putus dengan Airis setelah 3 tahun berpacaran.

"Lo jangan pernah coba - coba modus dan masuk ke kamar gua." Ucap Airis galak.

"Bawel Lo, sok cantik banget deh Lo. Ge - er." Balas Kelvin kesal sendiri. Setelah membalas ucapan Airis yang dengan nada ketus ia langsung sibuk sendiri di kamarnya. Tapi sayangnya Kelvin malah sibuk melamun, dan membayangkan kebersamaannya dengan Airis beberapa tahun yang lalu.

"Andai, kamu gak pernah salah paham? dan kita gak putus? pasti moment seperti ini akan sangat membahagiakan." batin Kelvin, perasaannya kini benar - benar tak karuan. Rasanya benar - benar nano - nano.

Sementara itu dikamarnya Airis malah sibuk video call-an dengan Faris, bukan karena ia sudah terjerat pesona Faris. Tapi karena ia memang butuh teman bicara. Anggap saja Faris tempat ia curhat kali ini.

Bukan hanya dalam hitungan menit mereka melakukan video call, tapi dalam hitungan jam bahkan sampai larut malam. Hanya membahas hal receh dan sama sekali tak penting. Oke, sekarang mungkin tak penting, tapi bisa jadi nanti penting.

"Ris, udah ya video call nya. gua capek. butuh makan butuh istirahat, butuh bernafas." ucap Airis nampak kelelahan setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam via jalur udara.

"Emang kamu dari tadi gak bernafas?" Tanya Faris sembari terkekeh sendiri.

"Ya bernafas lah." jawabnya singkat.

"Kirain, kalau lo butuh nafas buatan, gua siap loh ngasih nafas buatan ke elo. Dengan suka rela malahan." balas Faris sembari tertawa jahil. Ia sengaja menggoda Airis karena ia menyadari telah merasakan getaran yang berbeda saat bersama gadis itu. Bahkan mengingatnya saja sudah mampu membuatnya berbunga - bunga.

"Lo pikir gua kelelep apa?" tanya balik Airis nampak tersenyum saja.

"Enggak, tapi gua yang kelelep cinta Lo." jawab Faris yang sontak membuat wajah Airis merah padam.

"Cie, salting." goda Faris lagi, ia dengan jelas dapat melihat wajah Airis di ponselnya bak kepiting rebus.

"Mending udah ya, sebelum otak elo makin geser. Rumah Sakit Jiwa jauh Ris, gua gak bisa nganter." balas Airis lalu tertawa.

"Ya udah good night sweety. jaga diri baik - baik. Bos Rangga ngajakin aku loh ke Jepang 2 Minggu lagi, jadi kita bisa ketemu." ujarnya bercerita.

"Iya, see you." jawab Airis datar saja.

Tak lama setelah itu panggilan video call itu terputus begitu saja. Airis jujur tak merasakan apa - apa malah teringat dengan Kelvin yang kini berada di sebelah kamarnya.

Airis yang kelaparan mau tidak mau harus keluar dari kamarnya. Ini sudah cukup larut, tapi menurut ia jam 10 malam waktu Jepang masih ada restoran yang buka. Karena dulu waktu ia bersama keluarganya berkunjung ke Jepang masih banyak restoran dan cafe yang buka.

"Vin Lo udah makan?" Tanya Airis serius.

"Sudah." jawabnya datar saja.

Wajah Airis yang tadinya cerah cerita seketika cemberut. "Elo tuh benar - benar gak punya perasaan. Masa gak ngajakin gua pas elo mau makan. Tega Lo Vin." Ungkap Airis mendramatisir.

"Lo siapa gua, pacar juga bukan!" sanggah Kelvin tak mau tahu. Walaupun sejujurnya ia juga tak tega jika Airis harus keluar sendiri. Apalagi ini sudah malam, bisa jadi mangsa om - om hidung belakang Airis.

"Ah tau ah gua kesal sama elo. kenapa harus elo sih yang di kirim ke sini sama gua? Kenapa harus elo coba?" Tanya Airis memprotes keadaan.

"Tanya aja saja sama bos Rangga. Malah nanya gua. Dasar cewek labil, marah - marah mulu kerjaan Lo." jawab Kelvin yang kini sedang sibuk dengan laptopnya.

Karena tak terima dengan ucapan Kelvin Airis memukul Kelvin bahkan Sampai ia terjatuh ke pelukan Kelvin.

Beberapa detik kedua netra anak Adam itu saling menatap dalam diam. Jangan tanya perasaan keduanya. Karena jantung mereka bergetar hebat dan kuat. Ingin rasanya memprotes takdir pada sang kuasa. Tapi sayangnya tidak bisa.

"Lepas Vin, modus deh elo." ujar Airis lalu melepaskan diri dari pelukan kelvin

"Lo kali ya modus. Gua terus yang disalahin." jawabnya datar saja, mencoba tak peduli dengan Airis, yang sepertinya sudah memiliki kekasih dan nama orang lain hatinya.

****

Berbeda halnya dengan Airis dan Kelvin yang sedang bersitegang karena di pertemukan kembali oleh alam, Kinara kini masih terlihat sedih setelah rumah suaminya di datangi oleh Papanya bersama Rifan teman lamanya saat SMA. Memori masa lalu nya kini seolah menunjukan semua potongan - potongan kejadian, bak puzzle berjalan yang mengitari otaknya. Dan mirisnya, keluarganya lah yang membuat ia harus hidup di liputi rasa trauma yang mendalam.

Bukan hanya itu yang membaut Kinara kepikiran. Ucapan Rifan yang mengatai dirinya anak durhaka, selalu mencambuk habis hatinya. Siapa yang seharusnya dia anggap durhaka? dirinya? atau sang papa yang dengan tega menelantarkan dirinya?.

"Sayang, udah ya. Jangan nangis terus. Aku janji bulan depan kita ke raja empat. Katanya pengen kesana!" Ujar Rangga mencoba menghibur.

Tanpa suara Kinara hanya menganguk saja. Ia tak menyangka ternyata jika di pertemukan kembali dengan papanya, akan membuat traumanya kembali muncul di permukaan. apa kabar dirinya jika ia dipertemukan dengan dengan mama tirinya? Yang notabennya adalah tokoh utama antagonis yang membuat dirinya hidup dalam penderitaan.

"Mas, aku gak mau kemana - mana dulu. Aku mau tenangin diri. Aku akan memaafkan papa jika memang hatiku sudah siap menyambut nya kembali, itu juga kalau ia benar - benar sudah berubah." jawabnya sembari menangis tersendu.

"Iya, pokoknya kamu gak boleh sedih lagi. Aku janji akan lindungi kamu. Sekarang kamu makan ya? Kamu pengen makan apa?" tanya Rangga perhatian. Ia tak akan membiarkan istrinya di ganggu oleh siapapun, karena ia adalah yang paling berarti dalam hidupnya selain mama dan adiknya.

Bahkan dengan adanya kejadian ini. Rangga semakin yakin untuk membawa Papa dan Mama tiri Kinara mengakui kesalahan mereka di masa lalu yang telah menyiksa fisik dan psikis istrinya. Bahkan berujung trauma seperti ini.

"Mas, tadi kata Rifan kamu pindahin Kelvin kemana?" tanya Kinara penasaran. Bagaimana tia tidak penasaran setengah mati, bahkan suaminya sama sekali tak bercerita kepada dirinya kalau Kelvin di pindahkan. Jangan bilang ia sengaja membuat Kelvin pergi jauh agar mama tirinya tak bisa menemuinya lagi? tapi entahlah hanya Rangga sang suami tercintanya yang tahu jawabannya.

Rangga nampak diam beberapa saat, ia malah kini takut istrinya akan marah kalau tahu Kelvin ia pindah tugaskan ke Jepang. Apalagi ia sengaja tak meminta pendapatnya terlebih dahulu.

"Hmm... Kelvin aku tugaskan buat pelatihan di Tokyo Software Inc Sayang, minimal tiga bulan. Bisa lebih kalau nantinya hasilnya kurang memuaskan menurutku." ujar Rangga nampak sedikit ragu untuk berkata.

"Apa Mas? berarti sekarang Kelvin di Jepang?" Tanya balik Kinara masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!