ch 3. masalah kecil

"aku tidak tau jika keadaan Tasya kurang mampu, tapi aku salut sama dia yang bekerja demi keluarganya sendiri" ucap Robert lalu berjalan kaki untuk menuju mobil nya.

saat sedang menuju mobilnya Robert melihat seorang ibu-ibu yang memakai sepeda untuk berkeliling menjajakan tempe nya, "tempe tempe" teriak ibu itu sambil mengayuh sepeda nya.

saat sedang mengayuh sepedanya tiba-tiba sepeda ibu itu seperti oleng, Robert yang memiliki refleks langsung lari ke arah ibu itu, saat ibu itu hampir terjatuh Robert datang pada waktu nya dan menahan sepeda itu.

"ibu tidak apa-apa kan" tanya nya pada ibu itu.

"terimakasih nak telah menyelamatkan ibu kalau tidak ada kamu mungkin ibu akan terjatuh dan dagangan ibu tidak akan bisa di jual lagi" ucap ibu itu sambil memegang tangan Robert untuk berterimakasih.

"tidak apa-apa Bu menangnya dagangan ibu belum terjual ya ?" tanya Robert yang melihat kondisi ibu itu yang tidak lagi muda tapi masih bersemangat untuk mencari uang.

"ya begitulah nak setiap hari tidak menentu kadang laku kadang enggak, bahkan satu hari ibu tidak pernah mendapatkan uang sama sekali"

"satu tempe ini ibu jual berapa" tanya Robert yang memegang tempe yang di bungkus dengan daun pisang.

"satunya 2ribu nak kalau dua ya 4ribu" ucap ibu penjual itu.

"semuanya saya borong"

"beneran nak, tunggu ya ibu bungkus kan dulu" ucap ibu itu lalu mengambil kresek dan memasukkan tempe itu ke dalamnya.

"ini nak semuanya 60 buah jadi totalnya 120ribu nak" setelah memberikan kresek berisi tempe Robert lalu mengambil beberapa pecahan uang 100ribu di dalam dompet nya.

"sisanya buat ibu, anggap saja ini rezeki buat ibu dan keluarga ibu" ucap nya lalu pergi meninggalkan ibu itu.

setelah sampai di mobilnya Robert lalu memakai kacamata hitamnya setelah menaruh kresek yang berisi tempe, dan menyetel lagu pop favorit nya.

saat di tengah perjalanannya Robert tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Jiang, "tuan diskotik kita yang ada di jalan A di serang, beberapa pengawal kita yang ada di sana tewas"

"fuc*king **** aku akan segera kesana, Jiang segera suruh pengawal kita kesana Steven dan Graham suruh mereka bergerak"

"baik tuan" lalu sambungan telepon tersebut terputus, "**** siapa yang berani mengganggu wilayah ku akan segera berurusan dengan ku" ucap Robert yang langsung menancapkan gas mobil nya secepat mungkin.

setelah beberapa menit memacu mobilnya Robert akhirnya hampir sampai di diskotik nya, setelah berada di seratus meter Robert memelankan mobilnya.

"Jiang apa kau dan pasukan mu sudah datang" tanya Robert saat panggilan telepon nya di angkat oleh Jiang.

"sebentar lagi, kalau untuk Graham dan Steven aku rasa mereka sudah sampai karena mereka tadi berangkat duluan"

"baiklah Jiang" ucap nya lalu menutup telepon nya, untung saja Robert selalu membawa katana dan pistol Glock nya yang di simpan di dalam jok mobil nya.

"ayo kita semarakkan pesta ini" ucap Robert yang turun dari mobilnya dan berlari sangat cepat.

zleb

Dar

gerakan Robert yang sangat cepat mampu membuat bingung lawan nya, langkah nya yang gesit dan tidak mudah di tebak lawan, sangat menguntungkan Robert untuk membunuh semuanya.

"dia di sana tembak" ucap lawannya, saat lawannya hendak menembak Robert tiba-tiba Robert sudah memenggal kepalanya.

'untung saja waktu itu aku pernah berlatih bela diri di negara J'

Dar

Dar

letusan peluru ada di mana-mana Robert yang menerobos masuk ke dalam diskotik nya sangat kesusahan, bahkan dia mendapatkan luka di lengan kiri nya.

'sial kalau aku bergerak sendiri ke dalam aku pasti akan tewas' ucap Robert dalam hatinya yang berharap Jiang akan datang tepat waktu.

karena hanya dialah yang dapat mengimbangi gerakan nya, duar duar duar ledakan peluru dari pistol jenis desert eagle sangat memekikan telinga.

'pasukan ku sudah datang, sekarang ayo bergerak' dengan seringai khas nya Robert mulai bergerak agresif lagi.

hanya dalam beberapa gerakan Robert sudah menumbangkan 20 pasukan lawan, "apakah tuan mau lomba membunuh lagi" ucap Jiang yang tiba-tiba datang dan memperlihatkan gigi nya.

"ayo yang kalah harus mentraktir minum" ajak Robert pada Jiang.

"deal tapi tuan harus memakai ini dulu biar kita bisa saling berkomunikasi" ucap Jiang lalu menyerahkan benda kecil berwarna hitam pada Robert.

"1..2..3..4..5 haha tuan harus siap-siap mentraktir ku" ucap Jiang yang sudah bergerak duluan.

"Steven permainan sudah di mulai apa kau juga ingin bertaruh" kekeh Graham pada Steven, semua yang memakai alat komunikasi itu akan segara otomatis bisa di dengar oleh semua orang.

"terserah kau saja pak tua aku sudah membunuh lebih dari 20 orang" balas Steven.

"25...26..27 hahaha bagaimana Jiang apa aku menang" ucap Robert.

"ya,ya lain kali aku pasti menang, tuan musuh hanya sisa 5 orang kita habisi saja atau kita sisakan satu untuk di integrasi" ucap Jiang lewat komunikasi yang terpasang di telinganya.

"sisakan satu biar Graham yang bersenang-senang, benar kan Graham"

"tentu saja biar aku tunjukkan rasa sakit dari setiap kuku yang aku cabut, hahaha"

"sungguh kejam pak tua satu ini" balas Steven yang dari tadi hanya diam saja.

"diam kau bocah tengik, ini dunia hitam tidak kejam tidak selamat kau" ucap Graham dengan nada sedikit membentak.

"hahaha sudah-sudah kita habisi sisanya dan satu lagi kita tangkap dan interogasi" perintah Robert lalu Jiang dan Steven bergerak cepat dan meringsek sisa pasukan lawan.

tidak butuh waktu lama untuk melumpuhkan mereka Steven dan Jiang sudah kembali dengan membawa satu tawanan.

"cepat berlutut!!" perintah Jiang pada orang yang di bawanya untuk di interogasi.

"cih tidak akan" ucap orang itu dengan meludah ke tanah.

"siapa yang menyuruh mu!" bentak Robert pada orang tersebut.

"baiklah jika kau tidak mau mengakuinya biar saudara ku yang memberi mu pelajaran" ucap Robert lalu mengangkat rahang orang itu dan memukul perut nya hingga terpental.

"Graham silahkan kau interogasi dia aku masih ada urusan di kantor" ucap Robert lalu pergi ke arah mobil nya.

"baju ku kini sudah di lumuri darah musuh dan darah ku" ucap Robert ketika sampai di mobilnya.

"ahhh, lengan kiri ku!" ucap Robert lalu melepaskan bajunya dan merobeknya untuk melilit lengan kirinya agar pendarahan berhenti.

"Jiang kirimkan aku baju ganti, baju ku sudah kotor berlumpur darah" ucap Robert saat telpon nya di angkat Jiang.

"baik tuan, tuan ada di sebelah mana"

"seratus meter dari diskotik"

"baik"

setelah menunggu beberapa saat akhirnya Jiang muncul juga, "tuan ini baju ganti nya" ucap nya sambil mengetuk kaca jendela mobil Robert.

"terimakasih Jiang" ucap nya lalu segera memakai pakaiannya.

setelah selesai Robert lalu turun dari mobilnya untuk bertemu dengan Jiang, "Jiang bagaimana kondisi pasukan kita tadi" ucap Robert sambil menyalakan rokok nya.

"hanya beberapa pasukan luka ringan saja karena tadi lawan juga tidak terlalu banyak" ucap Jiang.

"bagus lah, oh ya Jiang nanti kau ikut aku karena Kris tidak bisa tadi sudah izin aku, katanya geng motor nya sedang dalam masalah"

"no problem, jadi nanti yang akan menjaga rumah Graham dan Steven" balas Jiang pada Robert.

"baiklah kalau begitu aku duluan masih ada yang harus aku kerjakan" ucap Robert lalu masuk kedalam mobilnya dan menancap gas untuk pergi.

sebelum itu Robert pergi ke rumah sakit temannya untuk membersihkan lukanya, setelah itu Robert pergi lagi ke kantornya untuk menandatangani beberapa berkas kerjasama.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

patut di contoh tindakannya menolong dan membantu....

2023-01-30

0

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

baik hati hal utama. tampan adalah bonus

2023-01-30

1

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Robert kamu baik banget sama orang mau membantu ibu ibu yang hampir jatuh dari sepeda

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!