Malam harinya setelah pulang kerja Alfin langsung menuju gudang, dia melihat Sofia sudah tertidur disana. Tidak ada rasa kasihan sedikit pun dihatinya, dia kembali mengunci pintunya. Lalu pergi dari sana, Bu Lita yang melihat semua nya itu hanya diam saja. Bu Lita sebenarnya juga kasihan dengan Sofia tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia yakin jika Sofia bukan hanya pembantu yang di bawah Taun nya.
Saat Alfin menoleh Bu Lita masih berdiri disana, dia langsung bertanya apa Sofia mengamuk lagi saat dia pergi kekantor tadi.
"Bu Lita, apa dia mengamuk lagi tadi?" Tanya Alfin saat melihat Bu Lita yang tidak jauh dari sana.
"Tidak Tuan, Non Sofia tidak berteriak lagi setelah Tuan pergi" jawabnya jujur pada Alfin.
"Bagus lah, kalau begitu saya naik keatas dulu" sambung Alfin lalu pergi dari sana.
Tengah malam Sofia terjaga, dia tidak bisa tidur nyenyak karena banyak laba-laba dan nyamuk disana. Selain itu tidak ada lampu yang menyalah, hanya cahaya remang-remang dari luar. Sofia hanya bisa menangis, kenapa Alfin sangat tega pada nya.
"Kenapa Mas Alfin tega sekali pada ku, apa salah ku padanya?" Tanya Sofia sambil menangis tersedu-sedu.
"Bahkan aku tidak bisa tidur, perut ku sangat lapar" sambungnya.
Tidak lama kemudian ada cahaya yang menembus jendela tinggi, Sofia melihat penjaga rumah memanggil Sofia. Sofia pun merasa senang karena masih ada orang baik yang membantunya, dia benar-benar bersyukur.
"Sofia ini Mang Ujang, penjaga rumah. Ambil kantong makanan ini, saya lempar ya !" ucapnya sambil meleparkan satu kantong keresek berwarna hitam dari cela yang berada diatas jendela.
"Saya tidak bisa lama-lama nanti Tuan tau, saya pergi dulu" sambungnya ingin pergi dari sana.
"Terima kasih banyak Mang" jawab Sofia senang dan setelah itu Mang Ujang pergi dari sana.
Sofia membuka kantong keresek yang dilemparkan Mang Ujang tadi, isinya adalah tiga buah roti dan satu botol air mineral serta senter kecil. Sofia sangat bersyukur masih banyak orang baik disini, Sofia juga tidak menyangka jika Bu Lita yang menyuruh Mang Ujang karena dia kasihan pada Sofia.
"Beginilah derita istri yang tidak di inginkan" ucapnya sambil menghela napas nya.
"Tapi alhamdulilah masih ada orang baik, aku biss makan malam ini" sambungnya dan setelah itu Sofia memakan roti itu karena dia sangat lapar seharian tidak makan.
Besoknya setelah sarapan Alfin membuka pintu gudang, beruntung kantong keresek dan bekas makanan tadi malam sudah dia sembunyikan dibalik barang-barang bekas disana. Sofia terlihat duduk meringkuk disana, dia duduk hanya beralaskan kardus bekas.
"Apa kamu sudah sadar sekarang? Jika kamu membantah aku lagi. Aku pastikan hukumanya lebih berat dari ini" ucapnya berdiri didepan pintu.
"Kenapa kamu tidak menjawab, apa kamu tidak punya mulut !!" Teriak Alfin yang sudah emosi pagi-pagi begini.
"Iya aku mengerti, aku janji tidak akan melakukanya lagi" jawabnya tapi dalam hatinya dia akan minta pertolongan kepada orang, agar mengelurkanya dari tempat ini.
"Bagus sekarang kamu boleh pergi, kembali lah ke kamar kamu" ucapnya dan Sofia pun berdiri lalu pergi kekamarnya.
Setelah itu Alfin pergi bekerja dan Sofia pergi membersihkan dirinya, badan nya sangat lengket karena tidak mandi dari kemarin. Setelah mandi dia kembali bekerja dan membersihkan semua ruangan dirumah utama, kecuali kamar Alfin karena Bu Lita melarangnya.
"Sungguh malang nasip kamu Sofia, kenapa kamu bodoh sekali percaya pada Alfin begitu saja" ucapnya sambil membersihkan debu-debu barang antik yang ada di ruang tamu.
Dia ingat saat pertemuannya dengan Alfin dan kenangan-kenangan yang manis mereka lalui belakangan ini, tidak ada hal mencurigakan sama sekali.
"Tunggu dulu aku belum mengecek ponsel ku" sambungnya baru ingat jika dia belum memegang ponselnya, Sofia buru-buru ingin pergi dari sana.
"Kamu mau kemana?" Tanya Bu Lita yang melihat Sofia ingin pergi dari sana.
"Saya mau mengambil ponsel saya Bu, nanti saya akan kembali kesini lagi" jawab Sofia yang ingin pergi dari sana.
"Ponsel kamu sudah ada pada Tuan AL, dia yang menyuruh saya untuk mengambilnya di kamar kamu kemarin. Kalau kamu perlu menghubungi orang, bilang saya pada saya. Kamu bisa mengunakan ponsel saya" jelas Bu Lita pada Sofia.
"Kenapa harus begitu, itu adalah ponsel saya. Saya juga tidak meminta dengan Mas Alfin?" tanya Sofia yang tidak terima.
"Kerena ini adalah peraturanya, semua orang disini juga tidak bebas menggunakan ponsel mereka" Bu Lita memberikan penjelasan pada Sofia.
"Kenapa banyak sekali peraturan dirumah ini? aku benar-benar kesal" ucapnya pasrah dan masih tetap melanjutkan pekerjaan nya.
Bagaimana dia bisa menghubungi orang jika ponselnya saja tidak ada, bahkan semua ini mebuat dia tambah sedih. Sofia hanya bisa berdoa agar ada orang yang menyelamatkan nya dari Alfin, dia benar-benar iblis yang kejam. Niatnya ingin memulai hidup baru dan melupakan Farel, tapi dia mala terjerumus dalam lubang penderitaan yang lebih menyakitkan.
***
Sedangkan ditempat lain kehebohan sedang terjadi dirumah orang tua Alfin, karena Mama nya masih tidak terima putra mereka menikah dengan wanita desa yang tidak tau asal usulnya. Mama nya ingin Papa membantu untuk memisahkan mereka dan keadaan semakin tidak terkendali karena Mama Mariana mengamuk karena suaminya tidak perduli sama sekali.
"Sudah Mama bilang Papa terlalu memanjakan dia, lihat mau jadi apa dia. Bahkan aku Mama nya saja tidak dia anggap..!!" teriak nya pada suami nya yang masih duduk santai diatas sopa.
"Sudah bairkan saja AL sudah besar, dia bisa mengurus dirinya sendiri. Kamu tidak perlu khawatir " jawabnya santai.
"Kamu bilang tidak usah khawatir? sepertinya otak kamu juga tidak berfungsi dengan baik. Aku mau dia pisah dengan wanita itu" ucapnya kesal dan menatap tajam pada suaminya.
"Terus aku harus bagaimana, bukan kah dia putra kamu? Sudah lah bukan kah bagus AL sudah menikah dan apa lagi yang kamu pusingkan?" sahutnya lagi yang ikut-ikutan kesal.
"Dasar b*jing*n dia juga putra kamu, kenapa semua orang dirumah ini tidak pernah membuat ku hidup tenang?" kesalnya sambil memukul suaminya dengan bantal sopa.
"Sudah Ma, hentikan" sambung Yosi, putri bungsu mereka yang ikut duduk disana.
"Mama tidak bisa tenang melihat kelakuan Papa dan kakak kamu, darah tinggi Mama bisa naik jika terus-terusan begini" jawabnya sambil mengusap kepalanya.
"Papa juga kenapa membiarkan kakak semena-mena begitu? Papa sebagai kapala keluarga harus tegas dong" Yosi pindah duduk disamping Mama sambil mengelus pundak nya.
"Ya karena kakak kamu sudah dewasa, dia bisa mengurus hidupnya sendiri. Jika kalian tidak terima, pergi sana temui dia dirumanya" sahutnya lalu pergi dari sana.
"Mau kemana kamu Suryo? awas saja jika kamu ketahuan bertemu dengan wanita lain. Aku gantung kalian hidup-hidup" teriak Mama mengancam suaminya.
Tapi Papa Suryo tidak menghiraukan nya sama sekali dan terus saja berjalan keluar meninggalkan mereka, permasalah dirumah ini cukup rumit.
Putra pertama dikeluarga ini pergi dari rumah setelah lulus dari kuliah dan mengurus perusahan miliki keluarga mereka, sedangkan suaminya sibuk bersenang-senang dengan banyak wanita diluar sana.
Sedangkan putri bungsunya selalu gagal menikah, entah kutukan apa yang membuat keluarga nya ini jadi berantakan seperti sekarang.
"Lihat kelakuan Papa kamu" ucapnya sambil menunjuk kearah luar.
"Iya Yosi udah tau Ma, apa Mama mau kita kerumah kakak sekarang juga?" tanya Yosi pada Mama nya.
"Aku juga penasaran dengan kakak ipar, aku penasaran kenapa dia menikahi wanita itu. Bukan kah dia bilang sangat menyukai wanita yang bernama Regina itu?" sambung Yosi lagi bertanya pada Mama nya.
"Mana Mama tau, wanita seperti apa yang dia nikahi. Mama pusing, besok saja kita kesana" jawabnya lalu berdiri dan ingin pergi dari sana.
"Mama mau kemana?" Yosi bertanya lagi.
"Mama mau istirahat dulu, bisa-bisa Mama mati mendadak jika bertemu kakak ipar kamu saat ini" jawabnya sambil berjalan kearah kamarnya.
"Ya Tuhan ada apa dengan kelurga ini?" Teriaknya kencang sambil terus berjalan dan Yosi hanya diam mendengar ucapan Mama nya itu.
Kejadian ini memang sangat sering terjadi dirumah mereka, perdebatan selalu lalu saja terjadi. Bukan hanya masalah Alfin saja tapi masih banyak masalah lain juga, termasuk Papa nya yang gila wanita.
.
.
.
.
Terima kasih sudah mampir teman-teman jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments