Pernikahan Karena Dendam
Satu minggu setelah pernikahan, Alfin langsung mengajak Sofia untuk pindah ke kota karena Alfin tidak bisa meninggalkan pekerjaanya terlalu lama. Sofia tentu saja sangat senang saat Alfin mengajaknya untuk tinggal bersama dan memulai hidup baru di kota. Alfin adalah laki-laki yang mengisi kekosongan hatinya selama satu tahun belakangan ini, setelah Farel tunangannya meninggalkanya begitu saja tanpa kabar.
Mereka saat ini sedang berada di depan rumah, Sofia dan Alfin sedang berpamitan pada kedua orang tua Sofia karena jadwal pesawat mereka pagi ini.
"Alfin dan Sofia pamit dulu Yah, Bu" ucap Alfin sambil menyalimi kedua tangan mertuanya.
"Tolong jaga Sofia baik-baik ya, doa Ayah dan Ibu selalu menyertai rumah tangga kalian" jawab Ayah Rusdi pada Alfin, sambil mengelus pundak menantunya itu.
"Sofia juga pamit Bu, jaga kesehatan Ibu dan Ayah" sambung Sofia memeluk Ibu dan Ayah nya bergantian.
"Iya hati-hati dijalan, ingat selalu jadi istri yang baik dan menurut pada suami kamu" jawab Bu Darti diselah pelukan mereka dan Ibu juga mengelus kepala Sofia.
"Tentu saja Sofia akan jadi istri yang baik untuk Mas Alfin" ucap Sofia melepaskan pelukanya dan memeluk Ayah.
"Jaga kesehatan Ayah jika Sofia pergi, jangan suka begadang dan banyak minum kopi lagi" Sofia memperingatkan Ayahnya.
"Iya Ayah tau, cepat pergi suami kamu sudah menunggu. Hati-hati dijalan jika sudah sampai kabari kami" ucap Ayah pada Sofia.
"Iya Ayah, Assalamualaikum" jawab Sofia lalu berjalan kearah mobil.
"Waalaikumsalam" jawab mereka berdua.
Sofia pun masuk kedalam mobil dan sopir mobil nya langsung melajukan mobil mereka menuju bandara. Sofia tidak tau jika mobil ini adalah milik suaminya, dia kira suaminya hanya menyewa mobil ini.
Mereka menikmati perjalanan menuju bandara, Sofia memandangi pemandangan dibalik kaca mobil. Tapi tidak ada pembicaraan setelah, sopir ini bertanya pada Alfin.
"Sebentar lagi kita sampai Tuan, pesawatnya sudah siap. Setelah sampai nanti apa kita akan langsung pergi? " Tanya Pak Tio.
Pak Tio adalah Supir pribadi Alfin dan saat mereka berbicara Sofia hanya memperhatikan mereka.
"Iya kita langsung pergi saja, jangan membuang banyak waktu. Pekerjaan saya juga banyak" jawab Alfin tegas dan dengan nada agak tinggi.
"Baik Tuan" ucap Pak Tio sambil menundukan kepalanya tak berani menjawab lagi.
"Bicara lah dengan lembut Mas" sambung Sofia saat mendengar Alfin berbicara seperti itu.
"Hemm" jawabnya santai sambil melihat email yang masuk pada ponselnya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di bandara dan langsung menaiki pesawat, mereka membutuhkan 3 jam untuk sampai ke pusat kota. Sofia memang mempunyai sebuah restoran disana, dia juga tinggal disebuah aparteman kecil yang diberikan oleh kakak perempuannya setelah dia menikah dan tinggal di luar negeri.
***
Setelah sampai dikota mereka langsung dijemput oleh beberapa mobil, Sofia cukup terkejut mereka seperti pejabat saja bahkan para pengawal berbaris disana. Sofia pun bertanya pada Alfin karena penasaran tapi dia tidak mendapatkan jawaban yang baik, sepertinya Alfin kesal pada nya.
"Apa mereka benar-benar menjemput kita?" Tanya Sofia penasaran.
"Bisakah kamu berhenti bertanya, jangan membuat ku tambah kesal" jawabnya marah pada Sofia.
"Tapi..." ucap Sofia lagi dan melihat tatapan Alfin yang mengerikan, akhirnya dia diam.
"Ayo jalan, aku mau cepat sampai rumah. Perjalanan ini sangat melelahkan" sambung Alfin bicara pada anak buah nya.
"Baik Tuan" jawab mereka berdua yang ada dikursi depan.
Tidak lama kemudian mereka sudah sampai disebuah rumah mewaha, pagar rumah nya saja sangat tinggi. Rumah ini terlihat seperti istana yang ada di negeri dongeng, Alfin mengajak Sofia turun.
"Ayo turun, jangan bertanya lagi" ucapnya pada Sofia dan Sofia hanya menurut saja.
"Tapi ini rumah siapa?" tanya Sofia bingung, bukanya Alfin bilang dia hanya seorang karyawan biasa. Jika dilihat dari rumah ini, tidak mungkin gaji seorang karyawan bisa membangun rumah bagaikan istana.
Setelah sampai disana para pengawal dan pekerja dirumah itu berbaris menyambut kepulangan Tuan nya, mereka terkejut karena Tuan nya membawa seorang wanita saat pulang kerumah. Padahal selama ini tidak ada yang berani datang kesini kecuali Mama nya dan adik perempuannya, bahkan Papa nya saja jarang berkunjung kesini.
"Perkenalkan perempuan ini adalah Sofia, dia adalah pembantu baru dirumah ini" ucap Alfin memperkenalkan Sofia, Sofia yang awal nya tersenyum langsung terdiam karena kata-kata Alfin tadi.
"Iya Tuan, salamat bergabung dengan pelayan dirumah ini" jawab Bu Sarlita, kepala pelayan dirumah ini.
"Iya perlakukan dia sama seperti yang lainya. Pilihkan satu kamar untuk nya di belakang, saya tidak mau dia bertugas membersihkan kamar saya. Jadi semua nya masih tetap sama, Bu Lita boleh perkerjakan dia di bagian mana saja terserah" tegas Alfin sambil melihat Sofia yang sudah meneteskan air matanya.
"Apa kamu dengar itu? Kamu hanya pembantu dirumah ini. Aku peringatkan jangan pernah kabur, jika ingin orang tua kamu tetap baik-baik saja" Alfin menatap tajam pada Sofia.
"Aku sama sekali tidak mengerti maksud Mas Alfin, bukan kah aku istri kamu. Kenapa Mas tega memperlakukan aku seperti ini?" Tanya Sofia yang masih menangis.
"Kamu tidak perlu tau apa alasanya, kamu memang pantas mendapatkan semua ini" jawabnya sambil mencengkeram dagu Sofia sampai memerah.
"Tapi Mas kamu tidak bisa memperlakukan aku seperti ini !!" Teriak Sofia saat Alfin sudah bejalan menaiki tangga dan dia sama sekali tidak menghiraukan ucapan Sofia.
"Kenapa Mas Alfin berubah?" Tanya nya sambil berteriak, bahkan dia menangis tersedu-sedu sampai terduduk dilantai.
Semua yang ada disana memperhatikanya dan setelah Bu Lita melihat itu, dia langsung membubarkan mereka semua karena ini bukan bahan tontonan.
"Apa kalian semua sudah bosan bekerja, cepat kembali bekerja !!" Teriaknya dan semua orang pun pergi dari sana.
"Ayo saya antar kekamar kamu, jangan sampai Tuan AL tambah marah" ucap Bu Lita pada Sofia.
"Pernikahan macam apa ini, bahkan dia mengagap aku sebagai pembantunya?" Tanya Sofia pelan tanpa menghiraukan Bu Lita yang sedang berbicara pada nya.
"Apa kamu tidak dengar!! " Bentak Bu Lita lagi pada Sofia.
Dengan terpaksa dia pergi dari sana dan mengikuti Bu Lita kebelakang, disana ada rumah kecil. Banyak kamar dirumah itu dan ternyata itu adalah kamar parah pembantu disana, ada yang menatap sinis pada Sofia.
"Lihat kenapa dengan wanita ini? Tadi dia mengaku jadi istri Tuan AL. Apa menurut kamu dia kena gangguan jiwa?" Bisik dua pelayan yang masih muda, mungkin seumuran dengan Sofia.
"Aku pikir juga begitu" jawab cewek yang satu nya lagi.
"Mutiara dan Riska ini adalah Sofia, dia pembantu baru yang akan membantu pekerjaan kalian mulai besok. Saya harap kalian dapat akur" ucapnya pada kedua gadis itu.
"Iya Bu Lita, kami akan mengajari Sofia tentang pekerjaan nya dan tatap tertib yang harus dia taati dirumah ini. Bu Lita tidak perlu khawatir " jawab Mutiara sambil tersenyum.
"Bagus...sekarang antar Sofia kekamarnya, saya akan kembali kerumah utama" suruh nya lagi pada mereka berdua.
"Kamu boleh istirahat hari ini, besok baru mulai bekerja" sambung Bu Lita lagi pada Sofia.
Bu Lita pun pergi dari sana, setelah itu mereka berdua mengantar Sofia kekamarnya. Kamarnya terlihat sangat kecil, hanya ada kasur kecil dan lemari pakaian yang sudah usang.
"Ini kamar kamu anak baru, jangan pernah halu untuk mendekati Tuan AL. Kami semua disini lebih senior dari pada kamu, cantikan juga Mutiara dari pada kamu" ucap Riska mengancam Sofia dan Sofia hanya terdiam serta pandangan matanya kosong.
"Sudah lah percuma kita bicara pada nya, seperti nya dia memang agak tidak waras" jawab Mutiara sambil mengajak Riska pergi dari sana.
Setelah mereka pergi Sofia hanya bisa menangis meratapi nasipnya, dia pikir Alfin adalah laki-laki yang baik dan bisa membuat dia bahagia. Tapi kenyataan benar-benar membuatnya hancur, suaminya tidak mencintai nya dan bahkan dia jadikan pembantu dirumah suaminya sendiri.
.
.
.
.
Terima kasih sudah mampir teman-teman jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments