Pagi-pagi sekali setelah solat subuh, Sofia langsung pergi kerumah utama untuk menyiapkan sarapan pagi dan membersihkan rumah. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti permainan yang Alfin buat, dia akan berusaha mencari tahu kenapa Alfin berbuat seperti ini pada nya.
"Cepatlah ambil piring nya Sofia, jangan lambat sekali. Apa kamu masih menghalu jadi istri Tuan AL?" Tanya Riska sambil mengejek Sofia.
"Dengarkan itu agar kamu sadar diri, mana mau Tuan AL dengan gadis kampung berkerudung seperti kamu" sahut Mutiara yang tidak kalah sinis nya pada Sofia.
Sofia tidak pernah menjawab perkataan mereka, dia tau berbicara pada mereka hanya akan menambah masalahnya saja. Sofia menyiapakan semuanya diatas meja termasuk piring dan peralatan makan lainya, dia juga menyusun berbagai makanan yang sudah disiapkan tadi.
"Apa semua nya sudah siap?" Tanya Bu Lita yang baru datang kepada mereka semua yang ada didapur.
"Sudah Bu, semuanya sudah siap. Apa Tuan akan turun untuk sarapan?" Tanya Mutiara dengan berani.
"Iya sebentar lagi Tuan akan turun, kalian kembali lah ke dapur belakang" jawabnya dan mereka pun menganggukan kepalanya.
"Kamu mau kemana Sofia? Hari ini kamu yang akan melayani Tuan" sambungnya lagi saat melihat Sofia ingin pergi dari sana.
Sofia pun masih berdiri disana, sampai beberapa saat kemudian Alfin turun. Dia berjalan kearah meja makan, dia sangat puas saat melihat Sofia menderita.
"Aku mau sarapan, siapkan semuanya" ucap Alfin lalu duduk dimeja makan.
Sofia mengambilkan makananya dan menungakan kopi dicangkir, lalu diberikan kepada Alfin. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, hanya tatapan kecewa untuk Alfin.
"Kenapa kamu melihat aku seperti itu, apa kamu tidak terima dengan semua ini?" Tanya Alfin sambil melihat Sofia dan tersenyum kecil.
"Kamu laki-laki paling bejat didunia ini, kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?" Jawab Sofia yang tidak bisa menahan emosinya.
"Kenapa kamu berteriak pada Tuan mu, mana sopan santun kamu" ucap Alfin sambil berdiri didepan Sofia.
"Aku bukan budak kamu!!" Jawabnya dengan emosi menggebu-gebu.
"Kenapa aku harus hormat pada kamu? Bahkan kamu tidak menghormati aku sebagai istri kamu!!" Teriak Sofia sambil menangis.
"Menghormati kamu sebagai istri? Apa kamu tau kenapa aku menikahi kamu?" tanya nya pada Sofia dan Sofia hanya menggelengkan kepalanya.
"Karena aku benci keluarga kamu!!" sambungnya berteriak pada Sofia.
"Kalau kamu membenci aku, pulang kan saja aku pada orang tua ku" sahut Sofia yang masih menangis.
"Apa kata kamu? pulang kerumah orang tua kamu?" Tanya nya sambil mencengkeram dagu Sofia.
"Itu tidak akan pernah terjadi!!" Teriak nya sambil melemparkan semua yang ada dimeja makan.
Para pelayan yang berada dibelakang pun terkejut dan tidak berani mendekat, Sofia yang ada disana hanya bisa menutup telinga nya dengan tangan.
"Ikut kesini, setelah ini apa kamu masih bisa minta pulang" ucap Alfin menarik tangan Sofia.
Alfin menarik Salsa sampai kegudang belakang, semua yang melihat itu tidak berani menghentikan nya. Dia memasukan Sofia kedalam gudang dan menguncinya dari luar, Sofia terus saja menggedor pintu dan berteriak kencang.
"Buka pintu nya !!" teriak Sofia dari dalam dan dia terus menggedor pintu nya.
"Mas Alfin....." sambungnya dengan nada memohon.
"Jangan berteriak jika tidak ingin hukuman kamu aku tambah, kalau berani bilang mau pulang lagi tunggu saja akibatnya" jawab Alfin dari luar yang berteriak tidak kalah kencang dengan Sofia.
"Bu Lita...!!" Teriaknya dan Bu Lita langsung datang dan menghampiri Alfin disana.
"Jangan ada yang memberinya makan sampai besok pagi, biarkan dia tidur didalam gudang. Saya akan pergi kekantor sekarang" ucanya dan Bu Lita hanya bisa menganggukan kepalanya.
Setelah itu Alfin pergi dari sana menuju kantor, dia benar-benar kesal saat Sofia berani membantahnya. Sofia meminta pulang, kata-kata itu membuat dia tambah emosi.
***
Saat sampai dikantor mood nya juga berantakan, sampai sahabatnya Rayen datang kantornya. Rayen memang sahabat yang paling dekat dengan Alfin karena dia tidak pernah akrab dengan Mama dan Papa nya, dia bosan hidup selalu diatur oleh orang tau nya.
Rayen masuk kedalam dengan santai sambil memandang sahabatnya yang sedang uring-uringan begitu, dia memainkan pulpenya sampai tidak sadar Rayen datang.
"Kenapa lagi loh AL? Melamun aja" tanya Rayen saat memasuki ruangan Alfin.
"Bikin orang kaget aja loh, datang tanpa diundang udah kayak setan aja. Aku lagi pusing ni, kepala ku berat banget" jawabnya sambil memijit kepala nya.
"Ada apa sih, apa Om Suryo selingkuh lagi?" Tebanyak karena masalah ini yang paling sering dia pusingkan.
"Ini bukan masalah Papa tapi masalah Sofia, apa menurut kamu aku benar telah menikahinya?" Tanya nya yang tidak yakin dengan diri nya sendiri.
"Iya aku yakin sekali, apa Regina sudah tau kamu menikah dengan adiknya?" Rayen balik bertanya pada Alfin.
"Belum lah, wanita kep*r*t itu bahkan tidak datang saat adiknya menikah" jawab Alfin kesal.
"Wah nggak sesuai rencana dong, terus loh udah bawak Sofia kesini?" Rayen menarik kursi dan duduk didepan Alfin.
"Iya lah... dia udah gue jadiin pembantu, lumayan lah buat nambah tukang bersih-bersih dirumah" jawabnya santai sambil menghidupkan tabletnya.
"Loh gila ya, maksud gue nggak jadi pembantu juga Bro kasihan dia. Sofia juga nggak salah apa-apa kan" ucap Rayen menggelengkan kepalanya.
"Aku terlanjur kesal melihat wajahnya yang mirip Regina, yang berbeda adalah dia perempuan sok suci yang bersembunyi dibalik hijabnya" jawabnya mengomentari penampilan Sofia.
" Sofia berbeda aku yakin dibalik hijabnya, dia pasti cantik sekali. Jadi kamu sebagai suami belum memberikan Sofia nafkah lahir dan batin?" Tanya Rayen lagi, dia merasa bersalah karena ini termasuk ide nya.
"Aku bahkan jijik menatapnya, apa lagi menyentuhnya" jawab Alfin acuh tak acuh.
"Tapi dia sepertinya baik dan berbeda dengan Regina, jangan sampai kamu menyesal nantinya" ucap Rayen lagi menasehati sahabatnya itu.
"Jika kamu ingin membela Sofia terus, pergi lah dari sini karena aku masih banyak pekerjaan" sambung Alfin mengusir Rayen dari ruanganya.
"Siapa juga yang mau berlama-lama dengan bos galak seperti kamu, aku sengaja kesini mau deketin sekretaris kamu sih Adel" jawabnya sambil tersenyum.
"Terserah kamu lah, pergilah dari sini. Ingat jangan mengganggu Adel bekerja, kembali lah keruangan kamu" Alfin memberikan peringatan pada sahabatnya itu.
Rayen memang bekerja di perusahaan Alfin, dia menjadi ketua divisi pemasaran karena perusahan mereka bergerak dibidang properti dan perhotelan. Semenjak Adel bekerja disini, Rayen manaruh hati pada nya. Tapi melihat ekspresi Adel, dia sama sekali tidak tertarik dengan Rayen.
.
.
.
.
Terima kasih sudah mampir teman-teman jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments