Daftar Ulang

Tidak terasa aku termenung begitu lama hingga tertidur tanpa aku sadari, waktu bergulir begitu cepat, semua berubah secara tiba tiba, larut dalam untaian takdir yang tidak pernah tau akan berujung seperti apa.

Aku terbangun dari tidur dan merasakan tubuh yang begitu melelahkan, rasanya sangat enggan meninggalkan tempat berbaring, namun aku paksakan dan mulai bersiap pergi menuju sekolah untuk melakukan daftar ulang, setelah selesai bahkan aku tak sempat sarapan hari ini, mau sarapanpun tidak ada makanan apapun di rumah, hanya ada air galon yang tersedia di sana, ku pikir hidupku sekarang begitu menyedihkan, terbiasa selalu ada yang menyiapkan apapun dan terbiasa dilayani ibu, kini harus hidup seorang diri dan melakukan semuanya sendiri benar benar membuatku sedikit merasa sulit.

Kesepian, ya itu bukanlah hal yang aneh lagi untukku, bahkan aku sangat kesepian tidak ada teman, saudara atau siapapun yang bisa menemaniku sepanjang waktu atau hanya sekedar meluangkan waktu untuk menemaniku sejenak.

Ku ambil tas kecil kesayanganku dan mulai memakai sepatu, tak lupa aku memasukkan dompet juga ponsel kedalam tas lalu bersiap pergi berpamitan pada paman Seto, aku pikir saat itu paman Seto atau bi Ade akan mengantarku untuk daftar ulang ke sekolah tapi ternyata tidak, meraka juga kelihatan tengah sibuk mempersiapkan gerobak pecel lele yang biasa mereka jajakan keliling dari desa ke desa, walau hatiku ingin meminta bantuan mereka tapi jika melihat keadaan saat ini rasanya bukanlah waktu yang tepat hingga setelah berpamitan aku langsung berinisiatif pergi sendiri dan bahkan aku mengatakan pada paman Seto bahwa ayah sudah memberitahuku alamat sekolah itu padahal kenyataannya sama sekali tidak, bahkan dari sejak aku sampai ke desa ini hingga sekarang ayah belum menjawab pesanku yang memberitahunya bahwa aku sudah sampai dengan selamat, entah ayah sibuk hingga tak sempat melihat pesanku atau memang mereka tidak terlalu memikirkan ku lagi.

Tapi aku tidak mau ambil pusing hanya karena hal sepele seperti ini, aku berjalan menyusuri jalanan kecil dan menatap ke segala arah secara acak mencari cari dimana letak sekolah itu, jangankan untuk mencari tempatnya nama sekolahnyapun aku belum tau.

"Huuuhhh.....mau bertanya juga susah kalau aku tidak tau nama sekolahnya, harus bagaimana sekarang" ucapku dengan kesal.

Saat tengah berjalan tak tentu arah tiba tiba aku tak sengaja menabrak seseorang yang lewat sambil bermain ponsel hingga tak sengaja membuat ponsel yang di genggamnya jatuh.

"Brukkkkk,..... aa maaf maaf aku tidak sengaja" ucapku refleks sambil mengambil ponsel pria itu yang jatuh.

Belum sempat aku selesai bicara pria itu langsung berjalan begitu saja setelah mengambil ponselnya dari tanganku, aku yang tadinya merasa bersalah malah menjadi kesal dan dongkol karena sikapnya yang begitu sombong, bahkan wajahnyapun aku tak sempat melihat.

"Hah?.... dasar orang aneh, pagi pagi sudah membuat kesal" ucapku sambil merapihkan pakaianku.

Ku lanjutkan berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah sekolah yang tak kalah keren dari sekolah lain yang ada di kota, sekolahnya lumayan besar dan terdapat 2 lantai, ramai sekali orang yang memasuki sekolah itu dan banyak siswa yang berjalan jalan di sekelilingnya, aku potret sekolah itu dan ku coba tanyakan pada ayah, namun karena lama tak ada jawaban darinya akupun menelpon ibu dan menunjukkan sekolah tersebut, setelah ibu menjawab iya bahwa itu adalah sekolah yang akan aku tempati selama 3 tahun, aku sedikit merasa senang karena ternyata di desa ini yang jauh dari perkotaan masih ada sekolah yang cukup bagus, ku langkahkan lagi kaki masuk kedalam sekolah dan menelusuri sekolah itu seorang diri dengan perasaan senang, tak lupa senyum ku lemparkan sepanjang jalan.

"Wahhh...sekolah ini lumayan juga, tidak terlalu buruk seperti bayanganku, aku rasa akan betah sekolah di sini, lingkungannya juga nyaman sekali" ucapku sambil menatap sekeliling.

Sudah cukup aku berkeliling dan melihat lihat akupun mulai bertanya pada beberapa siswa yang ada di sana dan menanyakan dimana letak pendaftaran ulang siswa baru, setelah ditunjukkan jalan sayangnya aku tetap saja kebingungan karena sekolah itu cukup luas dan itu pertama kalinya aku kesana, aku benar benar buta arah.

"Aishhh...setelah belok kana aku harus kemana lurus? atau belok lagi....aaa aku harus bertanya lagi" ucapku mengeluh.

Akupun terpaksa memberanikan diri untuk bertanya lagi meski rasanya malu karena tidak ada seorangpun yang aku kenal di sana, aku bertanya pada seorang pria yang memakai jas berwarna biru langit.

"Permisi kak, boleh saya bertanya sesuatu?" ucapku menyapanya,

"silahkan" jawabnya dengan melemparkan senyum manis padaku,

"aaa.....dia manis dan tampan sekali saat tersenyum heheeee...ternyata ada juga yah pria tampan di desa" gumamku dalam hati,

"eeee...heiii....bukankah tadi mau bertanya, kamu mau bertanya apa?" ucapnya membangunkan ku dari lamunan,

"ahh...iya kak, itu saya mau tanya dimana tempat untuk mendaftar ulang siswa baru?" Jawabku sedikit gugup,

"oh tempatnya ada di sana, kebetulan saya juga mau kesana mau pergi bersama?" ucapnya menawarkan ajakan.

Karena dia menawarkan akupun mengiyakan dan kami pergi bersama, sampai setelah di depan ruang pendaftaran ternyata dia adalah anak OSIS di sekolah itu pantas saja dia memakai jas biru berbeda dengan siswa lain yang hanya memakai seragam biasa saja, awalnya aku pikir dia mau mendaftar ulang sama sepertiku ternyata dia adalah orang yang mengumpulkan data para siswa baru sepertiku.

Setelah memberikan beberapa persyaratan dan membayar biaya daftar ulang juga seragam perlengkapan sekolah akupun segera kembali menuju rumah, tak terasa waktu sudah sangat terik dan jam di ponselku juga sudah menunjukkan pukul 12:30 wib, aku segera bergegas ke jalanan dan menunggu angkot yang lewat, begitu lama aku menunggu angkot di sana, sekalinya ada, angkotnya penuh sekali aku juga tidak bisa memaksakan masuk seperti beberapa orang lain.

Terpaksa aku harus pulang dengan berjalan kaki lagi, tapi untungnya saat di perjalanan ada ojek yang menawarkan padaku akupun langsung menaiki motornya dan pulang menggunakan ojek, untunglah masih ada ojek yang lewat kalau tidak kakiku pasti akan sakit saat malam hari karena kelelahan berjalan, nyatanya jarak dari rumah menuju sekolah cukup jauh membutuhkan waktu hampir setengah jam jika berjalan kaki dan 15 menit menggunakan ojek.

Sesampainya di rumah aku langsung membersihkan diri dan pergi ke warung terdekat untuk membeli beberapa makanan dan cemilan, rasanya perutku benar benar butuh asupan makanan setelah perjalanan yang melelahkan, sayangnya saat aku pergi ke warung terdekat di sana tidak ada sama sekali cemilan yang ada hanya sayuran, beras dan bahan baku makanan lainnya yang belum matang, ibu warung itu bilang jika mau membeli makanan matang atau cemilan aku harus berjalan jauh ke warung yang ada di pinggir jalan raya, barulah di sana bisa menemukan banyak cemilan dan makanan lain yang beragam, mengetahui itu aku langsung melebarkan mataku dan membuka mulutku kaget.

"Sudahlah aku berjalan sangat jauh tadi pagi, apa sekarang harus berjalan lagi, aishhh.....kenapa menyusahkan sekali...huhuuu" ucapku merasa malas dan kesal.

Walaupun aku banyak mengeluh tapi perutku terus bersuara, seakan cacing di dalam perut sudah mengadakan demo besar besaran karena sejak pagi aku belum memakan apapun, air putih saja jelas tidak cukup untuk membuat perutku kenyang, walau lelah dan berjalan dengan lesu aku tetap melakukannya demi mengisi perut yang berisik ini, hingga saat di perjalanan aku bertemu paman Seto, karena sudah tak kuat menahan lapar akupun akhirnya memanggil paman Seto dan memesan seporsi pecel lele padanya, meski aku tak suka ikan apalagi ini lele, aku tetap harus makan nasi agar memiliki tenaga untuk menuju warung impian itu.

Episodes
1 Talita
2 Kabar
3 Ke Desa
4 Tiba Di Desa
5 Daftar Ulang
6 Kelelahan
7 Menguntit
8 Kantin
9 Pria Misterius
10 Tampan
11 Di tinggal paman dan bibi
12 Sarapan
13 Pria Aneh
14 Jatuh
15 Terkunci Bersama
16 Memalukan
17 Perjanjian
18 Rumah Sakit
19 Rumor
20 Dengan Bara
21 Di antar pulang
22 Tekad
23 Terungkap
24 Bersedih
25 Murung
26 Alvaro Marah
27 Marah besar
28 Basket
29 Tidak Bersemangat
30 Bertengkar
31 Di bantu Alvaro
32 Seragamku
33 Membujuknya
34 Kabar
35 Makan Bersama Alvaro
36 Berkelahi
37 Di antar pulang
38 Menemui Ibu
39 Menjenguk
40 Meminta maaf
41 Menemuinya
42 Ternyata
43 Tiba di rumah
44 Latihan basket
45 Dibujuk
46 Mencari Pekerjaan
47 Bahagia
48 Salah Paham
49 Mencari Alvaro
50 Di tertawakan
51 Tim Basket
52 Bekerja
53 Ibu Tiri
54 Kehabisan bensin
55 Audy
56 Pernyataan Cinta
57 Hari Pertama
58 Hadiah
59 Menghubungi Audy
60 Di beri uang
61 Cuti
62 Rumah Audy
63 Pergi Liburan
64 Di Villa
65 Pergi
66 Pertolongan
67 Di periksa
68 Paginya
69 Audy dan Argo
70 Sarapan
71 Kebaikan Alvaro
72 Kebaikan Alvaro
73 Di dalam mobil
74 Ku kira candaan
75 Ke Pantai
76 Kejar Kejaran
77 Di Kedai
78 Pulang
79 Alvaro yang hilang
80 Makan Ibu Kak Bara
81 Aku akan berusaha mencintainya
82 Mengantar kak Bara
83 Galau
84 Kedatangan Alvaro
85 Mengejar Alvaro
86 Ternyata Dia
87 Kembali Dengan Ibu
88 Kepala Pengawas
89 Ponsel Baru
90 Putus
91 Di lempari
92 Kedatangan Mereka
93 Ke Pantai bersama Audy
94 Bertemu Alvaro
95 Mencari Alvaro
96 Pulang dari Pantai
97 Mengumpulkan Data
98 Dalam Masalah
99 Ternyata Ibu Mengenalnya
100 Salah Jurusan
101 Ternyata dia ketuanya
102 Kesal
103 Memarahi Fasya
104 Dihibur kak Veri
105 Jatuh Pingsan
106 Kepulangan Ibu
107 Hampir tersedak
108 Di kerjai
109 Hukuman
110 Di tarik Fasya
111 Di Tolong Fasya
112 Di Rumah
113 Menyedihkan
114 Menangis
115 Di rumah bersama Fasya
116 Antara Alvaro dan Fasya
117 Tidur di luar
118 Kenyataan Alvaro
119 Menikmati Pemandangan
120 Dibohongi
121 Mencari tahu alamat Fasya
122 Merawat Fasya
123 Naik Bus
124 DiIkuti
125 Pulang ke Rumah Ayah
126 Bertengkar
127 Bertemu Alvaro lagi
128 Tertangkap
129 Meninggalnya Veri
130 Di Acara Amal
131 Ke rumah sakit
132 Mencari Petunjuk
133 Mencari Pria itu
134 Di Pantai
135 Pulang
136 Ending
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Talita
2
Kabar
3
Ke Desa
4
Tiba Di Desa
5
Daftar Ulang
6
Kelelahan
7
Menguntit
8
Kantin
9
Pria Misterius
10
Tampan
11
Di tinggal paman dan bibi
12
Sarapan
13
Pria Aneh
14
Jatuh
15
Terkunci Bersama
16
Memalukan
17
Perjanjian
18
Rumah Sakit
19
Rumor
20
Dengan Bara
21
Di antar pulang
22
Tekad
23
Terungkap
24
Bersedih
25
Murung
26
Alvaro Marah
27
Marah besar
28
Basket
29
Tidak Bersemangat
30
Bertengkar
31
Di bantu Alvaro
32
Seragamku
33
Membujuknya
34
Kabar
35
Makan Bersama Alvaro
36
Berkelahi
37
Di antar pulang
38
Menemui Ibu
39
Menjenguk
40
Meminta maaf
41
Menemuinya
42
Ternyata
43
Tiba di rumah
44
Latihan basket
45
Dibujuk
46
Mencari Pekerjaan
47
Bahagia
48
Salah Paham
49
Mencari Alvaro
50
Di tertawakan
51
Tim Basket
52
Bekerja
53
Ibu Tiri
54
Kehabisan bensin
55
Audy
56
Pernyataan Cinta
57
Hari Pertama
58
Hadiah
59
Menghubungi Audy
60
Di beri uang
61
Cuti
62
Rumah Audy
63
Pergi Liburan
64
Di Villa
65
Pergi
66
Pertolongan
67
Di periksa
68
Paginya
69
Audy dan Argo
70
Sarapan
71
Kebaikan Alvaro
72
Kebaikan Alvaro
73
Di dalam mobil
74
Ku kira candaan
75
Ke Pantai
76
Kejar Kejaran
77
Di Kedai
78
Pulang
79
Alvaro yang hilang
80
Makan Ibu Kak Bara
81
Aku akan berusaha mencintainya
82
Mengantar kak Bara
83
Galau
84
Kedatangan Alvaro
85
Mengejar Alvaro
86
Ternyata Dia
87
Kembali Dengan Ibu
88
Kepala Pengawas
89
Ponsel Baru
90
Putus
91
Di lempari
92
Kedatangan Mereka
93
Ke Pantai bersama Audy
94
Bertemu Alvaro
95
Mencari Alvaro
96
Pulang dari Pantai
97
Mengumpulkan Data
98
Dalam Masalah
99
Ternyata Ibu Mengenalnya
100
Salah Jurusan
101
Ternyata dia ketuanya
102
Kesal
103
Memarahi Fasya
104
Dihibur kak Veri
105
Jatuh Pingsan
106
Kepulangan Ibu
107
Hampir tersedak
108
Di kerjai
109
Hukuman
110
Di tarik Fasya
111
Di Tolong Fasya
112
Di Rumah
113
Menyedihkan
114
Menangis
115
Di rumah bersama Fasya
116
Antara Alvaro dan Fasya
117
Tidur di luar
118
Kenyataan Alvaro
119
Menikmati Pemandangan
120
Dibohongi
121
Mencari tahu alamat Fasya
122
Merawat Fasya
123
Naik Bus
124
DiIkuti
125
Pulang ke Rumah Ayah
126
Bertengkar
127
Bertemu Alvaro lagi
128
Tertangkap
129
Meninggalnya Veri
130
Di Acara Amal
131
Ke rumah sakit
132
Mencari Petunjuk
133
Mencari Pria itu
134
Di Pantai
135
Pulang
136
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!