Bab 2 - Berlibur

"Kapan kakak pulang? Kenapa aku tidak mendengar apapun dari dapur?" tanya Alin yang keheranan kakaknya sudah berada di dalam rumah dengan posisi bersandar di sofa.

"Baru beberapa menit lalu," jawab Aura.

"Kakak sudah makan?" tanya Alin lagi.

"Sudah, tadi saat bertemu dengan klien," jawab Aura.

Tiba-tiba Alin duduk di samping Aura dan mulai memperhatikan kakaknya dalam-dalam.

"Kak, apa kakak tidak bisa berhenti dari pekerjaan kakak itu?" tanya Alin.

Mendengar ucapan itu, membuat Aura langsung menatap Alin dengan seksama.

"Apa kau malu dengan pekerjaan kakak?" Alin pun spontan menggeleng.

"Aku tidak malu, karena aku tahu kakak tidak seperti apa yang dibicarakan orang. Kakak juga bisa menjaga diri dengan baik. Aku hanya tidak ingin kakak terus-terusan dihina dan direndahkan orang serta difitnah menjadi seorang pelakor. Padahal kakak tidak seperti itu," jawab Alin.

Aura tersenyum mendengar jawaban adiknya. Ia tahu adiknya sangat khawatir padanya. Namun apa mau dikata, hanya menjadi wanita bayaran lah, ia bisa mendapatkan uang hingga bisa menyekolahkan adiknya hingga masuk perguruan tinggi sekarang.

"Kakak tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang tentang kakak. Yang terpenting dalam hidup kakak adalah kau. Kau harus hidup lebih baik dari kakak. Jadi, cukup berada di sisi kakak saja dan belajar yang rajin. Biar kakak yang mengurus semua biayanya."

Seketika Alin meneteskan air matanya dan langsung berhambur ke pelukan Aura. Hidup keduanya sudah keras sejak meninggalnya sang ibu.

"Maaf, karena aku jadi beban kakak selama ini. Aku janji akan lulus dengan nilai dan kemampuan yang baik. Aku akan mencari kerja setelah lulus, supaya kakak tidak perlu lagi kerja seperti itu. Biar aku yang gantian mencari uang," ucap Alin.

Aura mengusap rambut adiknya dengan sayang. Hidupnya sekarang memang untuk Alin, satu-satunya keluarga yang ia punya.

"Iya, kakak doakan apa yang kau inginkan tercapai supaya kakak bisa gantian menghabiskan uangmu, hehe," ucap Aura sambil terkekeh.

"Kalau ada masalah apapun kakak harus janji ya, akan selalu cerita padaku"

Aura mengangguk.

"Memangnya kakak punya orang lain yang menjadi tempat kakak berkeluh kesah selain kau? Tidak kan?"

"Aku menyayangimu, kak."

"Kakak juga."

Pelukan pun terhenti saat Aura ingat, dirinya mengambil libur 2 hari untuk menghabiskan waktu bersama adiknya.

"Lin, kakak punya waktu 2 hari besok untuk berlibur, ayo kita pergi camping seperti yang sering kita lakukan sama ibu."

"Benarkah? Ayo, ayo. Aku mau kak."

*

*

Esok harinya, kedua wanita itu sudah sampai di danau, tempat biasanya mereka camping dulu. Mereka ingin mengenang masa-masa bersama ibunya dulu.

"Sudah lama sekali kita tidak kesini kak. Suasananya sudah berubah sekali. Danaunya jadi semakin cantik."

"Kau benar."

Mereka berdua pun bahu membahu mendirikan tenda. Setelah itu, mereka menyusun area depan tenda sebagai tempat untuk memasak. Tak lupa, mereka pun mencari kayu bakar untuk menyempurnakan camping mereka selama dua hari.

"Semuanya sudah selesai. Sekarang waktunya memancing," ucap Aura.

"Lin, ayo memancing, kakak sudah siapkan alat pancing dan kalinya."

"Sebentar kak, aku masih menaruh tas di dalam tenda."

"Oke."

Keduanya memancing di tepian danau dengan saling bercanda. Momen-momen seperti ini selalu mereka rindukan. Momen ketika mereka meluangkan waktu untuk bersama. Bercerita tentang hari mereka masing-masing.

Setelah mendapatkan beberapa ikan untuk dibakar, mereka pun menyadari acara memancing dan membersihkan ikan tersebut di tepian danau juga.

"Kak, apa kakak belum punya pacar lagi sekarang?" tanya Alin.

"Kakak tidak ada waktu untuk melakukan hal tidak penting seperti itu Lin. Lagian kakak juga sadar diri. Tidak akan ada laki-laki yang mau dengan kakak. Seorang wanita bayaran yang selalu jalan dengan laki-laki lain. Kakak juga takut orang tua dari pasangan kakak nantinya akan malu dengan pekerjaan kakak. Kakak tidak punya keberanian untuk itu. Jadi, biarlah seperti ini saja."

Alin bersedih mendengar ucapan kakaknya itu. Padahal kakaknya adalah orang yang sangat perhatian dan memiliki hati yang tulus. Keadaan lah yang membuat kakaknya harus menjalani hidup sebagai wanita bayaran. Tekad Alin semakin kuat untuk segera menyelesaikan kuliahnya dan membuat kakaknya tidak lagi menjadi wanita bayaran.

"Orang yang memandang kakak dari pekerjaan kakak akan rugi. Padahal kakakku ini adalah tipe wanita dengan sejuta pesona," puji Alin.

"Apaan sih dek. Kakak tidak begitu."

"Yang bisa melihat itu semua bukan diri kakak tapi orang lain. Tetap seperti ini ya kak. Aku selalu bersyukur memiliki kakak seperti kakak," ucap Alin lalu memeluk Aura.

"Ih, lepasin dek! Tanganmu itu kotor habis pegang ikan. Nanti baju kakak bau amis."

"Bodo amat!"

Alin terus usil dengan memeluk kakaknya hingga baju yang dipakai aura pun dipenuhi dengan bau amis dari ikan yang mereka bersihkan.

*

*

Malam harinya, keduanya membakar ikan sambil melihat langit yang bertaburan bintang. Susana malam di danau tersebut begitu sunyi dengan angin yang berhembus agak sedikit kencang.

"Kapan lagi kan aku bisa melihat kakak dengan pakaian biasa seperti ini. Cuma pakai kaos dan celana kedombrongan. Biasanya aku selalu melihat kakak pakai baju atau dress yang mewah dan sedikit seksi. Aku jadi seperti melihat orang lain dalam diri kakak."

"Hii, padahal kalau di rumah pun kakak biasa baju seperti ini," ucap Aura membantah.

"Iya memang, tapi tidak kalau di luar."

"Sudah, jangan bahas itu terus. Lebih baik kita nikmati ikan bakar yang sudah matang ini. Kakak jamin rasanya pasti enak."

"Kalau tidak enak, aku minta dibelikan tablet untuk menggambar lagi ya kak," ucap Alin.

"Iya."

Alin pun menculik sedikit daging ikan bakar tersebut memasukannya ke dalam mulutnya. Rasanya enak dan gurih. Persis seperti buatan ibu mereka.

"Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Aura.

"Perfect!"

Aura tersenyum senang. Apalagi melihat adiknya yang makan dengan lahap, membuat dirinya kenyang seketika.

Terima kasih, sudah jadi penguat kakak selama ini, batin Aura.

*

*

Hari telah berganti, mereka duduk di depan tenda sambil melihat sunrise.

"Andai saja di rumah, aku bisa melihat pemandangan seperti ini dan menghirup udara sesegar ini," ucap Alin.

"Apa kau mau tinggal di tempat seperti ini?" tanya Aura tiba-tiba.

"Iya, tapi tentunya tidak bisa. Jika aku tinggal di pedesaan begini. Tidak ada tempat untuk aku bekerja nantinya."

Aura pun mengangguk-angguk.

Sinar matahari semakin menaik dan cuaca sudah berubah menjadi hangat. Alin tiba-tiba mendapatkan telepon dari temannya.

"Iya ada apa?" tanya Alin.

"Hari ini ada rapat penting, katanya mau bahas tentang seminar."

"Jam berapa?"

"Jam 12.30, jangan telat ya, Lin."

"Baiklah."

Sambungan telepon pun terhenti.

"Kak, maaf. Sepertinya kita harus pulang. Aku ada rapat 4 jam lagi."

"Oh, begitu. Ayo kita bereskan dulu semuanya," ucap Aura.

"Maaf, aku tidak tahu kalau bakalan ada acara dadakan begini. Padahal seharusnya kita pulang besok," ujar Alin sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa Lin, satu hari berlibur saja sudah cukup. Lebih baik kita segera bereskan ini dan pulang ke kota."

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

T A K D E

T A K D E

wawww keren ceritanya

2023-09-23

1

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

wah Keren liburan di danau.. 👍😍

2023-08-05

0

Lina Susilo

Lina Susilo

aura adalah kakak yg paling baik

2023-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Aura
2 Bab 2 - Berlibur
3 Bab 3 - Bertemu Rendra
4 Bab 4 - Alasan lain Rendra
5 Bab 5 - Tamparan
6 Bab 6 - Obati Lukamu
7 Bab 7 - Jadi laki-laki yang malang
8 Bab 8 - Pertanyaan yang sama
9 Bab 9 - Rendra Mabuk
10 Bab 10 - Wanita Aneh!
11 Bab 11 - Mikir apa sih?
12 Bab 12 - Menghadiri Acara Penting
13 Bab 13 - Selamat datang di neraka
14 Bab 14 - Ikan Lendra Sialan!
15 Bab 15 - Duda Gagal Move On
16 Bab 16 - Tunjukkan kemana jalannya!
17 Bab 17 - Bocah Tua Nakal
18 Bab 18 - Pantesan diputusin terus!
19 Bab 19 - Rendra dalam suasana hati yang buruk
20 Bab 20 - Mengantar Aura pulang
21 Bab 21 - Hanya sebatas mantan
22 Bab 22 - Menyewa Wanita Bayaran
23 Bab 23 - Menjadi Kekasih Pura-pura
24 Bab 24 - Cosplay jadi orang bisu
25 Bab 25 - Aura adalah kekasihku
26 Bab 26 - Tidak Suka
27 Bab 27 - Sandiwara dimulai
28 Bab 28 - Arisan
29 Bab 29 - Arisan (2)
30 Bab 30 - Sandal Karet
31 Bab 31 - Menolak Jatuh Cinta
32 Bab 32 - Sepasang kekasih harus saling bergandengan
33 Bab 33 - Makan Malam Bersama
34 Bab 34 - Mengetahui siapa Aura
35 Bab 35 - Memikirkan Aura
36 Bab 36 - Lebih baik hentikan
37 Bab 37 - Dasar Pelakor!
38 Bab 38 - Jangan pernah datang kembali!
39 Bab 39 - Pikirkan saja kebahagiaanmu
40 Bab 40 - Menjadi sepasang kekasih sungguhan
41 Bab 41 - Aku masih rindu
42 Bab 42 - Di antara dua pilihan
43 Bab 43 - Berhenti jadi wanita bayaran
44 Bab 44 - Cemburu
45 Bab 45 - Ini benar-benar gawat!
46 Bab 46 - Astaga! Aura!
47 Bab 47 - Sangat baik setelah berpisah denganmu
48 Bab 48 - Hanya sebagai pion
49 Bab 49 - Pulangnya keluarga besar
50 Bab 50 - Ulang tahun Naya
51 Bab 51 - Tetap cantik di mataku
52 Bab 52 - Berkunjung ke panti asuhan
53 Bab 53 - Menikahlah denganku!
54 Bab 54 - Bagaimana kabarmu?
55 Bab 55 - Isi hati Sena
56 Bab 56 - Senang bertemu kau kembali
57 Bab 57 - Aku ingin membahagiakan mu
58 Bab 58 - Selamat malam my fiance
59 Bab 59 - Masih tampan aku kemana-mana
60 Bab 60 - Satu pionku sudah berjalan
61 Bab 61 - Apa lebih baik aku pergi saja dari hidup Rendra?
62 Bab 62 - Setiap perbuatan akan ada balasannya
63 Bab 63 - Pernikahan
64 Bab 64 - Terima kasih untuk malam indah ini
65 Bab 65 - Sama-sama masih berharap
66 Bab 66 - Maksudmu gimana?
67 Bab 67 - Ansel Curhat
68 Bab 68 - Mengunjungi Rendra di kantor
69 Bab 69 - Masih sama saja
70 Bab 70 - Pengganggu di pagi hari
71 Bab 71 - Cium dulu yang banyak
72 Bab 72 - Foto dari nomor tidak dikenal
73 Bab 73 - Dasar istri nakal!
74 Bab 74 - Naya tahu kebenaran
75 Bab 75 - Aku pergi
76 Bab 76 - Maafkan aku!
77 Bab 77 - Masih mencari
78 Bab 78 - Meminta penjelasan
79 Bab 79 - Beri aku waktu
80 Bab 80 - Aura tahu semuanya
81 Bab 81 - Mengetahui keberadaan Aura
82 Bab 82 - Mengunjungi Aura
83 Bab 83 - Begitu mengenaskan
84 Bab 84 - Maafkan suami bodohmu ini
85 Bab 85 - Cinta itu dijaga jangan disakiti
86 Bab 86 - Ngidam
87 Bab 87 - Jack ditemukan
88 Bab 88 - Mengetahui lokasi Rico
89 Bab 89 - Rencana
90 Bab 90 - Tertangkapnya Rico
91 Bab 91 - Ditemukannya Ela dan Naya
92 Bab 92 - Kehilangan
93 Bab 93 - Jangan berlarut dalam kesedihan
94 Bab 94 - Mulai membaik
95 Bab 95 - Menerima
96 Bab 96 - Jadi ini nyata ya?
97 Bab 97 - Selamat malam calon istri
98 Bab 98 - Pulang Liburan
99 Bab 99 - Pernikahan Sena dan Ansel
100 Bab 100 - Rindu
101 Bab 101 - Ayo menikah
102 Bab 102 - Pernikahan Elnan dan Meira
103 Bab 103 - Hamil
104 Bab 104 - Kebahagian (End)
105 Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota
106 Cinta Kita Belum Usai by Yoyota
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Aura
2
Bab 2 - Berlibur
3
Bab 3 - Bertemu Rendra
4
Bab 4 - Alasan lain Rendra
5
Bab 5 - Tamparan
6
Bab 6 - Obati Lukamu
7
Bab 7 - Jadi laki-laki yang malang
8
Bab 8 - Pertanyaan yang sama
9
Bab 9 - Rendra Mabuk
10
Bab 10 - Wanita Aneh!
11
Bab 11 - Mikir apa sih?
12
Bab 12 - Menghadiri Acara Penting
13
Bab 13 - Selamat datang di neraka
14
Bab 14 - Ikan Lendra Sialan!
15
Bab 15 - Duda Gagal Move On
16
Bab 16 - Tunjukkan kemana jalannya!
17
Bab 17 - Bocah Tua Nakal
18
Bab 18 - Pantesan diputusin terus!
19
Bab 19 - Rendra dalam suasana hati yang buruk
20
Bab 20 - Mengantar Aura pulang
21
Bab 21 - Hanya sebatas mantan
22
Bab 22 - Menyewa Wanita Bayaran
23
Bab 23 - Menjadi Kekasih Pura-pura
24
Bab 24 - Cosplay jadi orang bisu
25
Bab 25 - Aura adalah kekasihku
26
Bab 26 - Tidak Suka
27
Bab 27 - Sandiwara dimulai
28
Bab 28 - Arisan
29
Bab 29 - Arisan (2)
30
Bab 30 - Sandal Karet
31
Bab 31 - Menolak Jatuh Cinta
32
Bab 32 - Sepasang kekasih harus saling bergandengan
33
Bab 33 - Makan Malam Bersama
34
Bab 34 - Mengetahui siapa Aura
35
Bab 35 - Memikirkan Aura
36
Bab 36 - Lebih baik hentikan
37
Bab 37 - Dasar Pelakor!
38
Bab 38 - Jangan pernah datang kembali!
39
Bab 39 - Pikirkan saja kebahagiaanmu
40
Bab 40 - Menjadi sepasang kekasih sungguhan
41
Bab 41 - Aku masih rindu
42
Bab 42 - Di antara dua pilihan
43
Bab 43 - Berhenti jadi wanita bayaran
44
Bab 44 - Cemburu
45
Bab 45 - Ini benar-benar gawat!
46
Bab 46 - Astaga! Aura!
47
Bab 47 - Sangat baik setelah berpisah denganmu
48
Bab 48 - Hanya sebagai pion
49
Bab 49 - Pulangnya keluarga besar
50
Bab 50 - Ulang tahun Naya
51
Bab 51 - Tetap cantik di mataku
52
Bab 52 - Berkunjung ke panti asuhan
53
Bab 53 - Menikahlah denganku!
54
Bab 54 - Bagaimana kabarmu?
55
Bab 55 - Isi hati Sena
56
Bab 56 - Senang bertemu kau kembali
57
Bab 57 - Aku ingin membahagiakan mu
58
Bab 58 - Selamat malam my fiance
59
Bab 59 - Masih tampan aku kemana-mana
60
Bab 60 - Satu pionku sudah berjalan
61
Bab 61 - Apa lebih baik aku pergi saja dari hidup Rendra?
62
Bab 62 - Setiap perbuatan akan ada balasannya
63
Bab 63 - Pernikahan
64
Bab 64 - Terima kasih untuk malam indah ini
65
Bab 65 - Sama-sama masih berharap
66
Bab 66 - Maksudmu gimana?
67
Bab 67 - Ansel Curhat
68
Bab 68 - Mengunjungi Rendra di kantor
69
Bab 69 - Masih sama saja
70
Bab 70 - Pengganggu di pagi hari
71
Bab 71 - Cium dulu yang banyak
72
Bab 72 - Foto dari nomor tidak dikenal
73
Bab 73 - Dasar istri nakal!
74
Bab 74 - Naya tahu kebenaran
75
Bab 75 - Aku pergi
76
Bab 76 - Maafkan aku!
77
Bab 77 - Masih mencari
78
Bab 78 - Meminta penjelasan
79
Bab 79 - Beri aku waktu
80
Bab 80 - Aura tahu semuanya
81
Bab 81 - Mengetahui keberadaan Aura
82
Bab 82 - Mengunjungi Aura
83
Bab 83 - Begitu mengenaskan
84
Bab 84 - Maafkan suami bodohmu ini
85
Bab 85 - Cinta itu dijaga jangan disakiti
86
Bab 86 - Ngidam
87
Bab 87 - Jack ditemukan
88
Bab 88 - Mengetahui lokasi Rico
89
Bab 89 - Rencana
90
Bab 90 - Tertangkapnya Rico
91
Bab 91 - Ditemukannya Ela dan Naya
92
Bab 92 - Kehilangan
93
Bab 93 - Jangan berlarut dalam kesedihan
94
Bab 94 - Mulai membaik
95
Bab 95 - Menerima
96
Bab 96 - Jadi ini nyata ya?
97
Bab 97 - Selamat malam calon istri
98
Bab 98 - Pulang Liburan
99
Bab 99 - Pernikahan Sena dan Ansel
100
Bab 100 - Rindu
101
Bab 101 - Ayo menikah
102
Bab 102 - Pernikahan Elnan dan Meira
103
Bab 103 - Hamil
104
Bab 104 - Kebahagian (End)
105
Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota
106
Cinta Kita Belum Usai by Yoyota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!