3. Kopi Hitam.

Pada akhirnya, fakta kalau Demian Bellamy adalah pria dengan perangai mengerikan bukanlah urusan Jessica sama sekali. Jessica tidak mengerti mengapa ia begitu terpengaruh pada pemandangan keji yang ia lihat semalam. Jessica bahkan terjaga hingga pukul dua dini hari saking memikirkan Demian.

Ketika pagi datang, Jessica mengutuk dirinya sendiri yang terlalu terbawa suasana pada aktivitas fangirl-nya. Tidak peduli seberapa besar ia mengagumi Demian sebelumnya, ia seharusnya tidak menutup mata kalau Demian adalah manusia. Dia adalah pria yang wajar memiliki kekurangan dan kelebihan.

Jessica sebagai orang luar dan asing, seharusnya tidak menaruh barometer tertentu terhadap pria itu.

"Well, mari kembali bekerja dan lupakan semuanya." Jessica memaksa dirinya untuk turun ke bawah. Meskipun matanya masih sangat lelah.

Jessica kurang tidur, dia butuh setidaknya satu cangkir kopi untuk melebarkan matanya yang dapat terpejam kapan saja.

"Selamat pagi, Jesse." Ethan yang membawa kunci cafe semalam, menyapa Jessica. Ia menarik satu bangku kayu yang menghadap meja bar dan mempersilakan Jessica agar duduk di sana.

"Selamat pagi, Ethan." Jessica menimpali. "Maafkan aku sudah merepotkanmu."

"Aku tau kau pasti kelelahan, makanya aku membiarkanmu tidur lebih lama."

Jika bukan karena Ethan yang memutuskan membuka cafe sendirian pagi ini, Elixir mungkin masih belum siap buka sama sekali.

"Kau adalah malaikat, Ethan. Apa kau datang untuk menyelamatkanku dari beban hidup yang berat ini?"

"Jangan berlebihan. Apa kau mau waffle strawberry? Aku akan meminta Elli membuatkan satu porsi untukmu."

"Aku mauuu..." Sementara Jessica dimanjakan Ethan dengan minuman dan makanan, Pelanggan satu persatu memasuki cafe. Dari yang Jessica perhatikan, mereka adalah reguler yang kerap menyantap sarapan di sini.

"Good morning, my beautiful Boss lady." Dania muncul dari belakang dan menyapa Jessica. Tidak seperti Ethan yang bekerja sebagai barista, Dania adalah karyawan yang bertugas mengawasi jalannya cafe.

Di Elixir, tepatnya, ada tiga orang paling berpengaruh di bawah Jessica. Pertama adalah Ethan yang merupakan barista, kedua adalah Elliot yang merupakan kepala chef, dan ketiga adalah Dania, dia adalah koordinator cafe atau dalam kata lain, sekretaris Jessica?

Pokoknya, seperti itulah. Mereka hanya saling membantu satu sama lain.

"Good morning," Jessica menjawab sapaan Dania dan langsung bersandar di dada sohib pirangnya tersebut. "Ada apa dengan aroma harum ini? Apa kau memakai parfume untuk menggodaku, Dany?"

"Aku selalu harum, Bos. Kau seharusnya lebih memperhatikanku." Dania menimpali seraya menyengir sinis.

Jessica dan Dania kemudian bertukar kata. Kebanyakan topik obrolan mereka menyangkut perkembangan Elixir belakangan. Jessica menikmati perbincangan ringan itu dengan cukup serius sampai-sampai ia tidak menyadari kalau Dania--lawan bicaranya tiba-tiba membatu kaku.

Jessica baru menyadari keheningan Dania ketika Dania tidak menyahut ucapannya.

"Dania? Apa kau tidak mendengarkanku?" Jessica merengut. Bibirnya mengerucut ketika ia menyadari kalau Dania tidak menatapnya. Dania sedang menatap ke arah pintu dengan mata membulat kaku. Jessica mengikuti arah pandangan Dania dan disaat bersamaan, tubuhnya mengejang dalam keterkejutan.

Demian?

Nama itu terlafalkan secara natural di benaknya.

Demian Bellamy muncul di depan pintu Elixir pukul sembilan pagi ini. Mata memindai seisi cafe dengan bosan. Sebuah plester kecil berwarna putih menempel di bawah dagunya. Menutupi jejak luka.

"Apa yang dia lakukan di sini?" Jessica tanpa sadar menyuarakan tanyanya. Seingat Jessica, Demian setelah ditolak Angela, sudah tidak pernah mampir ke Elixir lagi. Mengapa dia di sini?

Dania mengangguk setuju. "Apa dia kemari mencari Angela?"

Bicara soal Angela, wanita manis yang sedang kasmaran dengan kekasihnya tercinta tersebut sudah tidak hadir di Elixir semingguan ini. Katanya, nenek Angela sedang jatuh sakit, jadi ia tidak memiliki waktu untuk bekerja dan Jake menyarankannya untuk beristirahat dari pekerjaannya.

Kisah yang memprihatinkan, tapi kesampingkan masalah itu sekarang, mari kembali kepada Demian.

"Haruskah aku menyapanya?" Dania yang bertugas mengarahkan tamu atau sekedar menyapa--menjadi ragu ketika sosok yang berdiri di sana adalah Demian.

"Biarkan aku mengurusnya." Jessica, sebagai pemilik Elixir, merasa bertanggung jawab untuk melindungi Dania dari monster tampan bersurai ikal tersebut. Jadi, alih-alih membiarkan Dania mendekati Demian. Jessica pun memutuskan turun tangan.

*

Ada satu hal mengenai cafe Elixir yang mengganggu Demian Bellamy. Kendati ia menghindari cafe bernuansa urban itu dengan segenap tekadnya, Demian--entah bagaimana, menyimpan ketergantungan pada secangkir kopi hitam yang tersaji di sana. Demian tau, jika ia kesana, ia akan bertemu kembali dengan Angela. Namun, ia tidak bisa menahan dirinya lagi.

Untuk kali ini saja, Demian ingin mencicip secangkir kopi di Elixir. Setelah itu, ia berjanji tidak akan pernah menapak di tempat ini lagi. Ia tidak akan pernah mengganggu Angela lagi dengan keberadaannya yang seperti duri.

"Selamat datang di Elixir," seorang wanita menyapa. Surai hitam lebat, iris hijau emerald. Hanya dengan dua hal itu, Demian kembali mengingat momen asing yang sempat menyapanya malam itu. Gadis di balkon, adalah hal pertama yang muncul di benak Demian. Jadi dia bekerja di sini.

Demian--tanpa memberikan tanggapan apa pun, melewati si gadis yang beraroma seperti strawberry. Ia menuju bar dan duduk di bangku kosong yang menghadap si barista. Di sebelah bangku yang Demian duduki, sepiring waffle dengan taburan irisan strawberry terlihat baru disentuh sedikit. Seseorang sepertinya duduk di bangku itu sebelumnya.

Tanpa basa-basi pada sapaan ramah si barista di seberang meja, Demian memberikan pesanannya dengan nada tenang dan apatis.

"Kopi, hitam." Ia menyampaikan pesanannya dalam dua kata.

"Well then..." Ethan mengangguk tanpa merasa iritasi sama sekali atas dingin tanggapan Demian. Ia sudah terbiasa pada sikap Demian yang irit bicara.

"Ethan, aku juga." Suara gadis yang sama yang menyapanya tadi, kembali terdengar dari sebelahnya. Demian menoleh dan menemukan surai hitam yang sama. Gadis itu menarik piringnya menjauh dari dekat Demian dan mengambil jarak satu bangku di antara mereka.

"Hai..," gadis itu--Jessica--kembali menyapa Demian ketika mata mereka bertemu. "Lama tidak melihatmu mampir kemari."

Jessica, walau gugup luar biasa, masih berupaya sopan demi nama baik cafenya. "Ngomong-ngomong..., a-aku Jessica. Aku owner di sini."

Ucapan Jessica seperti pencerahan bagi Demian.

"Huuh," Jessica mengatur napasnya sendiri. Jantungnya memompa dengan kecepatan yang tinggi. Seakan-akan rongga dadanya menyempit, ia bisa merasakan debaran jantungnya yang menggila.

"Sudah kuduga, aku tidak pandai berbasa-basi. Ahahahaha, maafkan aku." Jessica menarik diri.

Demian menatapnya tanpa ekspresi yang berarti.

"Dua kopi hitam datang..." Ethan menyela kecanggungan di antara mereka dengan menyerahkan masing-masing cangkir kopi kepada Demian dan Jessica.

"Bos, apa kalian saling kenal?" Ethan--tidak tau membaca situasi--langsung melemparkan tanya pada Jessica. Ucapannya mengacu kepada Demian yang menikmati kopinya dalam diam.

"Ka-kami? Mana mungkin." Jessica mengibaskan tangan. "Aku hanya mengenalnya sebagai rekan Angela. Apa kau tidak sadar dia sering berkunjung kemari?"

"Oooh? Apa dia orang yang membuatmu kehilangan sepuluh strawberry?"

"OIIII!" Jessica spontan memekik.

"Apa menurutmu itu sopan membicarakan orang lain seolah-olah dia tidak ada di sana?" Demian akhirnya ikut bersuara. Dingin suaranya membuat Jessica teringat pada pemandangan suram semalam.

"Ma-maafkan aku..." Jessica mencicit gugup.

"Aku datang ke sini untuk meminum kopi. Aku akan berterima kasih bila kalian tidak mengungkit Angela di depanku."

"Se-sekali lagi, maafkan aku." Jessica kali ini lebih serius. "Aku tidak bermaksud mengganggu pagimu. Juga..., ah..., mengenai malam itu, maafkan aku."

"Huh?"

Apa dia lupa? Jessica bertanya-tanya.

"Me-mengenai..., malam itu..., ke-ketika kau..., ummm..." ditolak?

"Aaah," Demian merotasi matanya, minatnya pada topik itu tidak ada. Ia tidak mengerti mengapa gadis itu mengungkit masalah ini. Demian sangat tidak tertarik.

"Aku tidak bermaksud menguping atau apa pun. Malam itu..., kamarku hanya kebetulan menghadap ke lokasi kalian. Ja-jadi, aku harap kau tidak tersinggung atau apa pun. Aku benar-benar meminta maaf."

Demian tidak menjawab. Sebaliknya, ia hanya menyesap habis kopi panasnya. Ia berdiri dari sana setelah menyerahkan selembar uang di atas meja.

Jessica merasa ia sudah merusak nafsu makan idolanya.

"Aku benar-benar buruk dalam berinteraksi dengan laki-laki. Apa karena ini aku tidak mempunyai pacar sama sekali?"

*

Terpopuler

Comments

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

ya iyalh jesica lhawog bru msuk psen kopi kok trs to the poin ae, ya pling gk iyo bosa basi dusek ngom ip ngnu ojk trs intine kok tkkne yo ambyaaaaarrrr,, damien ne kbuuurrrrr

2023-02-06

0

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

keluhatanya seruuu nih lanjut ah

2023-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sepuluh Strawberry.
2 2. Mengejar Bahaya.
3 3. Kopi Hitam.
4 4. Malaikat Pencabut Nyawa.
5 5. Benteng Persembunyian.
6 6. Metode Pendekatan.
7 7. Pengunjung Asing.
8 8. Empati.
9 9. Obrolan Ringan.
10 10. Erthian.
11 11. Terlalu Baik.
12 12. Normal.
13 13. Racun.
14 14. Malam Sabtu.
15 15. Rumit.
16 16. Bantuan?
17 17. Seperti Mimpi.
18 18. Perjanjian.
19 19. Pengalih Perhatian.
20 20. Bermain.
21 21. Absurd.
22 22. Misteri Lain.
23 23. Aroma.
24 24. Kau Tau.
25 25. Antara Oscar dan Demian.
26 26. Terombang-ambing.
27 27. Bertemu.
28 28. Menepati Janji.
29 29. Sentimen.
30 30. Dania, Oh, Dania.
31 31. Kegundahan.
32 32. Lari, Demian!
33 33. Jangan Pulang.
34 34. Rasional.
35 35. Bicara empat mata.
36 36. Berbagi Kabar.
37 37. Amarah.
38 38. Pelarian.
39 39. Masuk Akal.
40 40. Keserakahan.
41 41. Racun Di Kepala
42 42. Di Suatu Pagi.
43 43. Dukungan.
44 44. Ambigu.
45 45. Dirasuki.
46 46. Terkesima.
47 47. Perubahan Yang Tiba-tiba.
48 48. Kebenaran.
49 49. Menghilang Sejenak.
50 50. Kesialan.
51 51. Tanpa Batas.
52 52. Berbagi Rahasia.
53 53. Langkah Pertama.
54 54. Alecto.
55 55. Membutuhkan Kejelasan.
56 56. Rival Asmara
57 57. Pertikaian.
58 58. Jalan Buntu.
59 59. Belum Dimaafkan.
60 60. Introspeksi Diri.
61 61. Sapaan dari Neraka.
62 62. Niat Terselubung.
63 63. Pacar Demian?
64 64. Demi Kebaikan.
65 65. Sungguhan.
66 66. Ujian kesabaran.
67 67. Permainan Oscar.
68 68. Diculik.
69 69. Membeku Dalam Waktu.
70 70. Keserakahan sebelum perpisahan.
71 71. Kejujuran.
72 72. Kabar Gembira.
73 73. Cocok.
74 74. Konfrontasi.
75 75. Demi Persahabatan.
76 76. Hambatan Jalan.
77 77. Pasrah.
78 78. Remuk.
79 79. Berlawanan.
80 80. Kunjungan dan Kejutan.
81 81. Sebelum Acara.
82 82. Janji Temu
83 83. Ucapan Selamat
84 84. Seorang Erthian Bellamy.
85 85. Bicara Untuk Percaya.
86 86. Permulaan.
87 87. Hadiah.
88 88. Pertemuan dan Perbincangan.
89 89. Profesi Demian.
90 90. Akhir dari Keterkaitan.
91 91. Janji?
92 92. Peringatan.
93 93. Risiko Dalam Pilihan.
94 94. Masalah Demian.
95 95. Pembuktian.
96 96. Misi Misterius.
97 97. Di Hari Yang Hujan.
98 98. Pencarian.
99 99. Penolakan.
100 100. Yang Terpenting.
101 101. Pulang.
102 102. Hestia.
103 103. Kekaguman.
104 104. Berpetualang di kota Demian.
105 105. Lebih Baik Diam.
106 106. Trauma.
107 107. Pemandangan Hitam.
108 108. Jarak.
109 109. Balas Dendam.
110 110. Memancing Keributan.
111 111. Sunyi.
112 112. Curhat.
113 113. Sebelum Senin.
114 114. Awal Dan Akhir.
115 115. Pemahaman.
116 116. Penuh Pertimbangan.
117 117. Demam.
118 118. Sebelum Matahari Terbenam.
119 119. Hilang.
120 120. Takdir
121 121
122 122. Menemukannya.
123 123. Monster.
124 124. Sebelum Memutuskan.
125 125. RESTART : Monster Lover.
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Sepuluh Strawberry.
2
2. Mengejar Bahaya.
3
3. Kopi Hitam.
4
4. Malaikat Pencabut Nyawa.
5
5. Benteng Persembunyian.
6
6. Metode Pendekatan.
7
7. Pengunjung Asing.
8
8. Empati.
9
9. Obrolan Ringan.
10
10. Erthian.
11
11. Terlalu Baik.
12
12. Normal.
13
13. Racun.
14
14. Malam Sabtu.
15
15. Rumit.
16
16. Bantuan?
17
17. Seperti Mimpi.
18
18. Perjanjian.
19
19. Pengalih Perhatian.
20
20. Bermain.
21
21. Absurd.
22
22. Misteri Lain.
23
23. Aroma.
24
24. Kau Tau.
25
25. Antara Oscar dan Demian.
26
26. Terombang-ambing.
27
27. Bertemu.
28
28. Menepati Janji.
29
29. Sentimen.
30
30. Dania, Oh, Dania.
31
31. Kegundahan.
32
32. Lari, Demian!
33
33. Jangan Pulang.
34
34. Rasional.
35
35. Bicara empat mata.
36
36. Berbagi Kabar.
37
37. Amarah.
38
38. Pelarian.
39
39. Masuk Akal.
40
40. Keserakahan.
41
41. Racun Di Kepala
42
42. Di Suatu Pagi.
43
43. Dukungan.
44
44. Ambigu.
45
45. Dirasuki.
46
46. Terkesima.
47
47. Perubahan Yang Tiba-tiba.
48
48. Kebenaran.
49
49. Menghilang Sejenak.
50
50. Kesialan.
51
51. Tanpa Batas.
52
52. Berbagi Rahasia.
53
53. Langkah Pertama.
54
54. Alecto.
55
55. Membutuhkan Kejelasan.
56
56. Rival Asmara
57
57. Pertikaian.
58
58. Jalan Buntu.
59
59. Belum Dimaafkan.
60
60. Introspeksi Diri.
61
61. Sapaan dari Neraka.
62
62. Niat Terselubung.
63
63. Pacar Demian?
64
64. Demi Kebaikan.
65
65. Sungguhan.
66
66. Ujian kesabaran.
67
67. Permainan Oscar.
68
68. Diculik.
69
69. Membeku Dalam Waktu.
70
70. Keserakahan sebelum perpisahan.
71
71. Kejujuran.
72
72. Kabar Gembira.
73
73. Cocok.
74
74. Konfrontasi.
75
75. Demi Persahabatan.
76
76. Hambatan Jalan.
77
77. Pasrah.
78
78. Remuk.
79
79. Berlawanan.
80
80. Kunjungan dan Kejutan.
81
81. Sebelum Acara.
82
82. Janji Temu
83
83. Ucapan Selamat
84
84. Seorang Erthian Bellamy.
85
85. Bicara Untuk Percaya.
86
86. Permulaan.
87
87. Hadiah.
88
88. Pertemuan dan Perbincangan.
89
89. Profesi Demian.
90
90. Akhir dari Keterkaitan.
91
91. Janji?
92
92. Peringatan.
93
93. Risiko Dalam Pilihan.
94
94. Masalah Demian.
95
95. Pembuktian.
96
96. Misi Misterius.
97
97. Di Hari Yang Hujan.
98
98. Pencarian.
99
99. Penolakan.
100
100. Yang Terpenting.
101
101. Pulang.
102
102. Hestia.
103
103. Kekaguman.
104
104. Berpetualang di kota Demian.
105
105. Lebih Baik Diam.
106
106. Trauma.
107
107. Pemandangan Hitam.
108
108. Jarak.
109
109. Balas Dendam.
110
110. Memancing Keributan.
111
111. Sunyi.
112
112. Curhat.
113
113. Sebelum Senin.
114
114. Awal Dan Akhir.
115
115. Pemahaman.
116
116. Penuh Pertimbangan.
117
117. Demam.
118
118. Sebelum Matahari Terbenam.
119
119. Hilang.
120
120. Takdir
121
121
122
122. Menemukannya.
123
123. Monster.
124
124. Sebelum Memutuskan.
125
125. RESTART : Monster Lover.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!