MONSTER LOVER!
Belakangan ini, menetap di Elixir sambil mengonsumsi sepiring waffle dan segelas jus strawberry menjadi lebih menyenangkan bagi Jessica Cerise.
Bukan karena rasa makanan yang ia konsumsi sangat lezat luar biasa, bukan pula karena jus strawberry tersebut memberikan lonjakan dopamine di otaknya. Tidak, tidak sama sekali.
Alasan mengapa Jessica sangat betah duduk santai di Elixir Cafe, adalah karena karyawannya yang bernama Angela Lancester sudah menyajikan drama romansa yang sangat menghibur mata.
Angela--semenjak ia mendaftar bekerja di Elixir sebulan lalu, telah berhasil membawa banyak pengunjung masuk ke cafe tua dengan menu standard ini. Para pengunjung berdatangan untuk menyaksikan betapa indahnya Angela secara langsung dan berkomunikasi dengannya yang ternyata, merupakan gadis dengan followers berjumlah tinggi di sosial media.
Tidak hanya sebatas konsumen, Angela juga berhasil membawa dua orang pria dengan keindahan rupa tiada dua, muncul di cafe dan saling bersaing merebut perhatian Angela. Keberadaan keduanya pun berhasil membuat banyak gadis-gadis muda muncul di Elixir dengan pipi bersemu merah.
Sungguh dramatis dan manis. Jessica yang memantau dari kejauhan nyaris mimisan.
"Kira-kira siapa yang akan Angela pilih?" Jessica mengunyah strawberry di mangkuk dengan ambisius.
"Aku bertaruh kepada Jake Allendale," Dania--salah seorang karyawan yang menjalin hubungan dekat dengan Jessica--menimbrung.
Bicara soal Jake Allendale, dia adalah pria bertubuh tinggi, kulit pucat dan berambut cokelat. Wajahnya tampan nan elegan. Keindahan paras Jake menyiratkan kelembutan dan kebaikan. Dari sudut pandang Jessica, cukup masuk akal bila Angela memilih Jake. Pria dengan pembawaan sopan dan menawan adalah prioritas utama. Mereka adalah jenis bendera hijau yang langka.
Akan tetapi, meski Jake mempunyai persona yang terkesan elegan dan seperti pangeran, Jessica tidak bisa menarik kesimpulan kilat ketika seorang Demian Bellamy berada berseberangan dengan Jake. Secara pribadi, Jessica malah bertaruh tinggi kepada Demian.
Kenapa?
Karena Demian adalah tipe ideal Jessica.
Jika Jessica berada di posisi Angela, Jessica tidak akan pernah gundah gulana. Ia akan langsung membungkus Demian pulang dan mengunci pria itu di lemarinya. Iya, Demian memang sangat memukau bagi Jessica. Dia seperti pria yang hanya akan muncul di novel-novel romansa.
Demian Bellamy--tidak seperti Jake yang berpembawaan kalem dan sopan--merupakan pria yang kerap muncul di Elixir dengan memar di wajahnya. Dia tinggi, tampan dan arogan. Surai hitam pekatnya bergulung ikal membingkai wajahnya yang tegas. Kulitnya yang berwarna tan menunjukkan betapa sering ia berada di bawah matahari. Flanel merah yang kerap ia pakai mungkin terlihat usang, tetapi itu tidak melunturkan keindahannya sama sekali.
Rumornya, Demian adalah pria haus darah yang sering menciptakan keributan di jalanan kota Vegas. Namun, tidak adanya saksi mata membuat rumor itu cukup meragukan bagi Jessica. Yah, walau Demian kerap muncul dengan penampilan babak belur, itu tidak berarti dia adalah sosok yang haus darah, kan? Bisa saja, dia adalah korban dari preman di kota penuh dosa ini.
Kembali lagi...
Demian Bellamy, dalam kata lain, sangat indah dan terkenal berduri.
"Aku bertaruh 10 strawberry kalau Demian akan memenangkan hati Angela." Jessica menyodorkan mangkuk strawberry-nya ke depan Dania.
"Aku bertaruh hari liburku kalau begitu," Dania percaya diri.
"Jangan menangis kalau kau kalah, Dany."
"Oh, Bos. Aku seratus persen akan menang."
"Apa kau meremehkan keberadaan Damy hanya karena dia berandalan?" Jessica tidak terima bila Damy--Demian diremehkan. Walau Jessica tidak tau informasi mendetil menyangkut Demian, Jessica percaya kalau cowok berkulit tan dengan mata setajam elang tersebut lebih berkualitas daripada Jake yang alim.
"Bos, apa kau mau mempunyai pacar yang selalu mondar-mandir dengan wajah memar?" Dania berkacak pinggang, matanya menyorot Jessica tak mau kalah.
"Juga..., perhatikan Jake yang lemah lembut dan menawan, dia selalu berpenampilan rapi dan jelas sekali..., mempunyai masa depan yang cerah. Cowok dengan penampilan urak-urakan dan ditambah lagi berandalan, sudah jelas hidup hanya untuk hari ini. Jika aku Angela, aku pasti sudah memilih Jake."
"Apa pentingnya masa depan kalau kau tidak bisa hidup untuk hari ini?"
"Bos, kau tau bukan itu maksudku. Perempuan itu sukanya pada pria mapan yang mempunyai masa depan menjanjikan. Demian..., walaupun dia rupawan, kurasa dia adalah pengangguran."
"Tsk..., mari lihat kedepannya, kalau begitu." Jessica ingin mendebat Dania lebih panjang, tapi memikirkan kembali, sosok yang akan memilih antara Demian dan Jake adalah Angela, bukan dirinya. Jadi..., rasanya berbicara panjang lebar pun, hasilnya masih belum tentu.
Jessica ingin percaya kalau Demian akan memenangkan hati Angela. Namun, secara rasional, Jake mempunyai posisi yang lebih unggul karena dia adalah tipe ideal wanita yang mengharapkan stabilitas.
"Jika Demian tidak memutuskan berubah, aku sepertinya akan kehilangan sepuluh strawberry," keluhan keluar dari bibir Jessica ketika Dania telah menghilang dari sisinya dan kembali bekerja.
*
Hari-hari di Elixir berputar seperti biasa. Pada pukul 7 pagi, Jessica akan membuka toko. Sarapan pukul 8, bekerja dan mengawasi Elixir dari jam 9 hingga jam 2 siang, istirahat sampai jam 4 sore, dan kembali bekerja lagi sampai jam sembilan malam. Jessica--sebagai owner di Elixir jarang mengambil libur. Ia lebih senang menyibukkan dirinya dengan bekerja daripada berleha-leha.
Mengenai pekerjaan Jessica di Elixir juga, sekarang sudah mendekati akhir bulan. Pada minggu menjelang pergantian bulan, Jessica biasanya akan menyibukkan diri dengan mengatur keuangan cafe yang juga menyangkut upah pekerjanya.
Seperti malam ini, contohnya. Kendati Elixir masih ramai pelanggan di bawah sana, Jessica yang tinggal di lantai dua, menyibukkan dirinya bekerja. Ia duduk sendirian di balkon, menghadap sebuah meja berbentuk persegi yang menampung berkas-berkas pengeluaran dan pemasukan Elixir bulan lalu.
Jessica--dengan kacamata baca bundar, duduk ditemani secangkir kopi. Ia sedang membaca data di tangannya dengan serius ketika sebuah nama menyapa kupingnya.
"Demian..., uh..., lepaskan aku!" Itu adalah suara Angela.
Jessica seketika menengok ke bawah, kepada gang sempit yang berada tepat di samping Elixir. Angela berada di sana, bersandar di tembok dengan Demian memblokade jalan keluar dengan kedua lengannya yang kekar.
'Waaah, pemandangan macam apa ini?' Jessica menjerit dalam hati.
Pemandangan antara Angela dan Demian seperti kejadian yang kerap terjadi di novel-novel romansa. Ketika si protagonis pria yang rupawan menyudutkan si kekasih hatinya di tembok, dan ciuman akan terjadi kemudian. Kyaaaa... apa ini berarti sepuluh strawberry-nya tidak akan pergi?
'Aku akan menang! Dania, rasakan!'
"Ange, aku sudah tidak bisa menahan diriku lagi. Aku mengerti kau butuh waktu, tapi situasinya sudah terseret begitu lama. Aku..., aku membutuhkan kepastian darimu. Hanya katakan saja, apakah kau mencintaiku atau tidak? Aku tidak bisa seperti ini selamanya, aku tidak mau berharap dan terus berharap."
"Demian, apa yang kau katakan...,"
'Eh? Bukankah sudah jelas? Demian sedang melakukan pengakuan cinta, Angela. Dia sedang mengharapkan kepastian darimu, apa yang tidak kau mengerti dari itu?' Jessica membatin dengan sedikit kesal.
Apakah ini yang dinamakan strategi jual mahal? Atau apakah ini murni kebodohan?
"Ange, aku mau kau menjawabku sekarang dengan jujur." suara Demian cukup tertekan. "Apa kau dan Jake sudah menjalin hubungan?"
"..."
"Angela?" Demian menelan kekecewaan di kerongkongannya. "Meskipun aku yang lebih awal mengakui perasaanku, kalau kau akan menerima Jake sebagai kekasihmu..., kau, setidaknya, seharusnya..., memberikan kepastian padaku lebih awal, bukan?"
Bibir Angela bergetar. Ia tidak mampu mengeluarkan kata-kata ketika suara Demian dan ekspresinya sungguh menyiratkan luka. Angela tidak berkutik ketika Demian tiba-tiba meninju dinding di sampingnya.
"Aku berharap dengan sia-sia." gumam Demian.
"Maafkan aku, Demian, maafkan aku." Angela menunduk dengan sudut bibir melengkung turun. "Aku tidak bermaksud menggantungmu atau apa pun. Aku hanya..., aku tidak ingin melukaimu. Kau adalah pria yang sangat berarti bagiku. Kumohon, maafkan aku. Jake..., aku tidak bisa menolaknya."
Demian mengambil dua langkah mundur dari Angela.
Sebuah ciuman yang Jessica perkirakan akan datang, pupus begitu saja. Drama romansa penuh gairah yang ia damba, berubah melankolis.
"Aku mencintai kalian berdua sama besarnya. Percayalah padaku. Hanya saja, pada Jake..., aku..."
"Kau tidak perlu menjelaskan dirimu, Angela."
Demian menekan emosi yang meluap di suara dan ekspresinya. Ia menghela napas sekilas dan mendongak menatap langit yang kelam. Saat itu juga, kendati berniat menemukan ketenangan dari rembulan yang menggantung rendah di antara awan yang muram, Demian malah menemukan sepasang iris emerald menyorot ke arahnya dengan keingintahuan.
"..."
Jessica tertangkap basah oleh sepasang manik sendu Demian.
Keheningan terbentang di antara mereka.
Angela berlalu dari sana tanpa tau apa-apa.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Khaanza
👍👍👍👍👍
2023-04-19
0
LeeNa Sauqi
suka bgtt sm jalan ceritanya.
udah maraton baca sampai up yg terakhir.
tp pengin ngulang lg bacanya🥰
2023-01-13
1