Setibanya di rumah sakit, sebelum Johan dimasukkan ke dalam ruang pemeriksaan, Johan membuat Olivia berjanji, bahwa Olivia tidak akan ke mana-mana, dan harus tetap menunggu sampai pemeriksaannya selesai.
"Vivia ...! Berjanjilah kalau kamu akan tetap di sini. Jika kamu tidak berjanji, maka aku tidak mau dirawat, dan aku akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi."
Johan benar-benar bersikeras, dan tidak mau didorong masuk ke dalam ruang pemeriksaan, sebelum Olivia menyetujui permintaannya.
Sampai-sampai Olivia menjadi ragu jika Johan memang benar-benar sedang sakit, karena melihat keras kepala yang ditampakkan oleh laki-laki itu.
"Iya, Sir! Saya akan menunggu di sini, sampai anda selesai diperiksa. Okay?!" ujar Olivia meyakinkan Johan.
Johan kemudian menganggukkan kepalanya, dan setuju untuk dibawa oleh para perawat di rumah sakit, ke ruang pemeriksaan.
Tidak berapa lama, Jericho tampak berlari di koridor rumah sakit, dan menghampiri Olivia. "Di mana, daddy?"
"Sir Andersen ada di dalam sana untuk pemeriksaan lebih lanjut, sebelum dibawa ke ruang perawatan," jawab Olivia, sambil menunjuk pintu ruangan yang ada di depannya.
Jericho terlihat seolah-olah akan masuk ke dalam ruangan itu, namun Olivia menahannya.
"Maaf, Sir. Tapi, tidak ada satupun yang diizinkan masuk ke sana. Anda harus menunggu di luar sini saja," ujar Olivia berhati-hati.
Jericho masih memasang wajah tidak senangnya, namun akhirnya dia duduk di samping Olivia, dengan berjarak satu kursi kosong.
"Katamu kalian tidak saling mengenal. Kamu berani membohongiku?" ujar Jericho yang tampak geram.
"Maafkan saya, Sir. Tapi, saya tidak berbohong. Kelihatannya, Sir Andersen telah salah mengira kalau saya adalah mommy saya," kata Olivia berusaha menjelaskan.
Akan tetapi, Jericho tampaknya tidak mudah percaya begitu saja akan penjelasan yang dikatakan oleh Olivia. "Bagaimana bisa? Itu hal yang tidak masuk akal!"
"Saya juga tidak tahu, Sir ... Daddy anda terus menerus memanggil saya dengan nama Vivia. Sedangkan itu, adalah nama dari mommy saya." Olivia kembali mencoba menjelaskan kepada Jericho.
Jericho menatap Olivia dengan tatapan penuh selidik, seolah-olah dia sedang ingin memastikan kalau Olivia memang sedang berkata jujur.
"Aaarrrghh ...! Sudahlah!" Jericho tampaknya tetap tidak bisa mempercayai perkataan Olivia.
"Huuufft ...!" Olivia mendengus pelan, dan bertingkah tidak perduli, apakah bosnya itu akan percaya padanya atau tidak.
Untuk beberapa waktu lamanya, baik Jericho maupun Olivia hanya terdiam di situ, dan tidak ada satupun yang mau mengeluarkan suaranya untuk berbicara.
Olivia memeriksa ponselnya, dan melihat-lihat isi dari percakapan grup, yang beranggotakan rekan-rekan kerjanya.
Berita tentang sakitnya CEO dari Andersen's Construction, menjadi topik hangat di percakapan dalam grup chat itu.
Dan bukan itu saja. Isu tentang seorang wanita yang terlihat bersama Johan Andersen, hingga memasuki ambulance, juga menjadi bahasan pembicaraan mereka.
Rekan-rekan kerja Olivia, sebagian besar menuliskan rasa penasaran mereka, akan siapa wanita yang bersama CEO dari perusahaan tempat mereka bekerja itu.
Namun, sampai ke bagian bawah percakapan grup itu, Olivia tidak membaca kalau ada satupun yang mengetikkan di sana, kalau wanita itu adalah Olivia.
Kelihatannya, rekan-rekan kerja Olivia tidak menyadari, kalau Olivia yang menemani Johan, atau mungkin mereka tidak sempat melihat Olivia di situ, makanya tidak satupun dari mereka yang tahu.
"Bagus!" Tanpa Olivia sadari, dia mengucapkan apa yang sedang dipikirkannya.
"Apanya yang bagus?" tanya Jericho ketus.
"Eh! ... Maafkan saya, Sir. Saya hanya menanggapi percakapan di dalam grup chat," jawab Olivia pelan.
"Huuufft ...!" Jericho mendengus kasar.
"Maafkan tingkah laku saya. Saya benar-benar mengkhawatirkan keadaan daddy. Karena setelah mommy meninggal dunia sebelas tahun yang lalu, daddy pasti sangat kesepian, dan tidak ada yang bisa merawatnya dengan baik....
... Tapi, karena kami berdua sama-sama sibuk bekerja, jadi saya tidak pernah mendengarnya mengeluh," kata Jericho tiba-tiba.
"Terima kasih, karena kamu sudah menolongnya tadi," lanjut Jericho, sambil mengulurkan tangan kanannya, seolah-olah ingin berjabat tangan dengan Olivia.
Olivia kemudian menyambut tangan Jericho, dan berjabat tangan dengannya.
"Sama-sama, Sir! Saya hanya kebetulan saja berada di sana. Saya rasa siapapun yang berada di situasi yang sama, pasti akan menolong Sir Andersen," kata Olivia.
Ketika Olivia hendak melepaskan tangan mereka yang berjabatan, Jericho menahannya, sambil bertanya, "Siapa namamu?"
"Olivia Lane," jawab Olivia memperkenalkan diri, lalu melepaskan genggamannya dari tangan Jericho.
"Kalau tidak salah, daddy-ku tadi memanggilmu dengan sebutan Vivia." Jericho tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Iya, Sir ... Vivia adalah nama dari mendiang mommy saya," jawab Olivia.
"Maafkan saya," ucap Jericho pelan dan seolah-olah sedang merasa salah tingkah.
"Tidak apa-apa, Sir. Mommy-ku sudah meninggal dunia, lebih dari setahun yang lalu," kata Olivia menenangkan Jericho.
"Itu sebabnya saya juga merasa heran dan bingung, bagaimana Sir Andersen bisa memanggil saya dengan nama mommy saya?
...Mommy saya memang pernah bekerja di perusahaan Andersen's, tapi itu sudah puluhan tahun yang lalu, bahkan sebelum saya lahir....
... Dengan begitu, saya jadi terpikir, apakah Sir Andersen mungkin memang mengenal mommy saya dengan baik, dan mengira kalau saya adalah mommy, hanya karena wajah saya yang mirip dengannya."
Karena merasa ada kesempatan, Olivia lantas mengutarakan kebingungannya, yang sejak tadi berputar-putar di dalam kepalanya.
"Hmm ... Saya tidak tahu tentang hal itu. Kamu hanya akan mendapatkan jawabannya, jika daddy-ku sudah membaik," ujar Jericho.
"Oh, iya! Apakah kamu masih menunggu di sini, agar bisa mendapatkan jawaban itu dari daddy?" lanjut Jericho, yang tampak menaikkan kedua alisnya, dan melebarkan matanya.
"Umm ... Sebenarnya tidak demikian. Saya memang mau tahu, tapi bukan karena itu yang membuat saya tetap berada di sini....
... Sir Andersen tadi meminta saya agar berjanji, untuk tidak pergi ke mana-mana, dan menunggunya sampai selesai diperiksa. Dan jika saya menolak, maka Sir Andersen tidak mau dirawat," jawab Olivia ragu.
"Haah ...? Benarkah?" Jericho tampak benar-benar terkejut akan pernyataan dari Olivia.
"Geez ...! Mohon maafkan permintaan dari daddy-ku yang kekanak-kanakan, dan hanya merepotkanmu saja," kata Jericho, yang masih memasang raut wajah seolah-olah tidak percaya.
Olivia tersenyum tipis. "Tidak masalah, Sir. Saya bisa memakluminya."
Bola mata Jericho terlihat bergerak liar, lalu menatap Olivia, hingga berulang-ulang kali Jericho melakukannya, seolah-olah ada yang ingin dia bicarakan, namun masih merasa ragu.
"Ada apa, Sir?" tanya Olivia, heran.
"Dari mana saya harus memulainya?!" ujar Jericho terlihat bingung. "Apa kamu bekerja di Andersen's?"
"Iya, Sir," jawab Olivia.
"Kalau begitu, apa kamu tahu siapa saya?" tanya Jericho.
"Pffftt ...!" Olivia tertawa tertahan.
"Maafkan saya. Saya bukan berniat menertawakan anda. Saya hanya merasa heran, kenapa anda bisa terlihat ragu-ragu. Anda adalah Direktur di perusahaan tempat saya bekerja, tentu saja saya mengenal anda....
... Dan, setelah saya mendengar anda memanggil Sir Andersen dengan sebutan daddy, saya jadi tahu kalau orang yang menggenggam tangan saya, adalah Johan Andersen, CEO dari Andersen's Construction," kata Olivia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Erni Fitriana
bau bau nya bakal ada persaingan cintaaaa nihhh😛😛😛😛
2023-01-26
0
$uRa
wahh harus nunggu lagi iniii .up nya berapa hari
2022-12-17
0
$uRa
wahh perkenalan yang sama...ini ada visualnya gak tor..tapi sepertinya otor jarang pake visual .ridersnya yang ber halu. sendiri
2022-12-17
0