Filosofi Nasi Tumpeng

Waktu berputar dengan cepat, seperti halnya perasaan dua insan manusia yang mulai kuncup dalam dada masing-masing. Siapa lagi kalau bukan Dewi Prameswari dan Aldi Mahendra yang mulai merasakan denyut tak biasa ketika berdekatan. Ada glenyar aneh dalam dadanya seolah seperti medan magnet yang saling menarik.

Betul kata pepatah jawa “witing tresno jalaran soko kulino” yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa bersama. Meskipun dua insan ini tidak pernah saling mengungkapkan perasaannya namu dapat terlihat dari perilaku mereka yang saling perhatian dan memahami masing-masing diri mereka.

Hari ini adalah ulang tahun Aldi yang ke-28. Prames ingin memberikan kejutan untuknya. Kejutan yang diberikan Prames berupa nasi tumpeng (nasi yang dibentuk gunungan) mini untuk 2 porsi. Biasanya orang yang ulang tahun akan diberi kejutan dengan kue namun bukan tanpa alasan Prameswari ingin memberikan nasi tumpeng untuk Aldi karena nasi tumpeng memiliki filosofi yang dapat mengingatkan kita pada banyak hal.

Nasi tumpeng merupakan nasi yang dibentuk kerucut, hal ini melambangkan sebuah konsep Ketuhanan Yang Maha Tinggi dan Agung, biasanya ada yang berwarna kuning dan ada yang tidak diberi warna (putih). Masing-masing memiliki maknanya tersendiri. Tumpeng warna kuning memberikan makna kehidupan yang penuh kemakmuran sedangkan untuk warna putih lebih kepada kemurnian. Nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk pauk berupa ayam goreng, telur dadar yang diiris tipis, oseng tempe, mie, perkedel dan juga lalapan seperti mentimun, kacang panjang, dan daun kemangi serta tidak ketinggalan dengan sambalnya. Lauk pauk dan lalapan biasanya disusun secara horisontal di sekitar nasi tumpeng tersebut. Hal ini melambangkan adanya hubungan antar manusia di alam kehidupan yang kompleks. Selain itu, nasi tumpeng juga dapat mengingatkan kita tentang konsep kehidupan alam semesta yang dalam konsep Jawa dikenal dengan ungkapan 'sangkan paraning dumadi' (tahu dari mana dan akan ke mana segala makhluk), 'mulih ing mulanira’ (kembali ke asalnya).” Prames berharap Aldi akan mengingat dari mana asal dan kembalinya suatu saat nanti sehingga seiring bertambahnya usia maka akan semakin giat dalam melakukan kebaikan untuk sesama bukan asyik mengejar kesenangan semata.

Prameswari sudah siap untuk mengantarkan nasi tumpeng yang telah dibuatnya sendiri untuk kejutan di ulang tahunnya Aldi. Sesampainya di rumah Aldi.

“Kaaang….!” panggil Prames dengan suara lantang.

“Kaaanggg!” seru Prames kembali karena tidak ada sahutan dari dalam rumah. Namun tidak lama kemudian…

“Apa Prameks..?? pake teriak-teriak segala kebiasaan kamu ini” sahut Aldi.

“He…he…he… ya maaf soalnya dari tadi kupanggil-panggil kamu not responding sih…” sahut Prames.

“Yeee.. kamu kira aku ini komputer not responding, tapi ngomong-ngomong kamu bawa apa nih dari baunya enak sepertinya?” cerocos Aldi.

“Giliran makanan aja kamu melotot gitu… nih makan sebagai hadiah ulang tahun kamu Kang” ucap Prames sambil menyerahkan bungkusan nasi tumpeng tersebut.

“Woooo… lumayan nih jadi nggak masak kan, pasti enak nih…makasih ya Prameks jangan lupa nanti hari berikutnya bawain lagi menu makanan lain ya…” ucap Aldi sambil cengengesan.

“Enak aja lu… bisa bangkrut aku kalau buat makanan untuk kamu tiap hari, abisnya kamu makannya banyak, tapi ngomong-ngomong selamat ulang tahun ya Kang, semoga panjang umur, sehat dan selalu bahagia” ungkap Prameswari serius.

“Thank you ya Prameks semoga selalu lancar jaya melayani para penumpang” sambar Aldi. “Mbok kiro aku ki Kereta Api Prambanan Ekspres po?” (kamu kira aku ini Kerata Api Prambanan Ekspres apa) jawab Prames sambil tersungut-sungut.

“Ya udah makan aja yuk nasi tumpengnya” ajak Aldi. Tidak ada kejutan seperti manusia-manusia lain yang heboh karena mereka berdua bukan lagi ABG yang menggebu dalam gelora asmara meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka mulai ada rasa.

Tumpeng masih tersisa seperempat karena memang porsinya yang bisa untuk 4 orang, rencananya nanti akan Aldi habiskan saat makan malam. Setelah membereskan makanan, kini mereka berdua duduk di teras rumah.

“Prames, ada yang ingin aku bicarakan” celetuk Aldi tiba-tiba.

“Ya ngomong aja kali, formal amat kaya di sekolah” sahut Prames. “Sebenarnya hubungan kita ini apa? Kamu merasa nggak sih kalau selama ini kita deket banget bahkan diantara kita tidak ada celah untuk membuka hati kepada orang lain” papar Aldi.

“Hmmmm…. Iya sih, nyaman aja sih Kang kalau deket kamu. Ada orang untuk berbagi dan bersandar aja gitu.” Balas Prames.

“Apakah kita akan menjalin hubungan yang lebih serius Prameswari?” tanya Aldi.

“Apakah bapak Aldi sedang mengungkapkan perasaannya kepada Dewi Prameswari?” tanya Prames sambil cengengesan mukanya namun sejurus kemudia ia mengubah mimik mukanya menjadi serius setelah melihat Aldi yang tidak sedang mode bercanda.

“Prames, kita sama-sama tahu kalau kita bukan lagi seperti ABG yang jatuh cinta lalu menyatakan perasaannya, namun aku merasa nyaman berdampingan sama kamu Prames, aku ingin kita memiliki hubungan yang lebih, dalam artian ijinkan aku untuk mengenal lebih dekat, lebih dalam tentang siapa Prameswari ini. Sehingga bila saatnya nanti tiba aku ingin kita menjalin ikatan suci pernikahan”.

Deg!

Hati Prames sudah tidak karuan lagi mendengar ungkapan hati seorang Aldi Mahendra, sesosok guru yang sudah hampir satu tahun ia kenal dan sudah banyak hari telah ia habiskan bersama.

“Seperti yang kamu lihat, jika kamu mencari pasangan yang tampan maka aku tidak masuk kategori, ketika kamu mencari yang mapan aku saat ini pun masih berjuang, namun aku ingin kamu melengkapi setiap kekurangan yang aku miliki Prames… ya… meskipun kurangku masih sangat banyak” celetuk Aldi.

“Kang, aku memang nyaman saat kita menghabiskan hari-hari bersama selama hampir satu tahun ini, namun ketahuilah ada banyak kekurangan yang belum kamu lihat dalam diriku yang mungkin ketika kamu tahu akan membuatmu berpikir ulang untuk memutuskan bersamaku suatu saat nanti.” ungkap Prames.

“Aku tahu Prames, setiap orang pasti banyak kekurangan, oleh karena itu, aku ingin kita saling melengkapi dengan kelebihan kita masing-masing. Sekali lagi aku bertanya kepada Dewi Prameswari, apakah kamu memberi kesempatan kepadaku untuk mengenalmu lebih dalam dan suatu saat masuk dalam ikatan suci?” papar Aldi serius.

“Kang, terima kasih sudah mau mengenal dan membersamaiku hampir satu tahun ini, bahkan kamu ingin mengenal lebih dekat. Terima kasih juga kamu sudah membuat aku nyaman dan secara berlahan namun pasti luka hati yang pernah digoreskan seseorang di hati ini semakin sembuh dengan kehadiranmu. Jika kamu bisa menerima kekuranganku yang banyak ini maka aku memberikan kesempatan untukmu mengenal aku lebih dalam dan ingat ya Kang, jangan kaget jika apa yang kamu harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi nantinya.” papar Prames panjang lebar namun dengan pasti ia menerima Aldi untuk memulai hubungan yang baru.

“Prames, terima kasih atas kesempatannya semoga di masa yang akan datang kita dapat berjodoh dan bersama sampai tua kelak untuk menorehkan sejarah dalam kehidupan kita berdua” sahut Aldi dengan penuh haru.

Itulah kisah dua insan manusia yang baru saja dimulai yaitu seorang Dewi Prameswari dan Aldi Mahendra. Bagi orang yang melihat pasti dua sejoli ini adalah pasangan ideal yang bisa menjadi panutan untuk orang lain. Namun, apakah seperti itu kenyataanya?

Terpopuler

Comments

Fu Bao \(≧▽≦)/

Fu Bao \(≧▽≦)/

mampir kk

2023-01-23

2

lilis herawati

lilis herawati

hemmm, ada maksud nih

2023-01-17

0

Lizbeth.Lee

Lizbeth.Lee

semangat kak... jangan lupa mampir di STRONG IN BETRAYAL juga yah 🙏😇, makasi sblmnya kakak

2022-12-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!