Seseorang

Setelah mengajar beberapa kelas, akhirnya Prames bisa menjatuhkan pantatnya di kursi yang empuk, bahkan ia bisa menyomot camilan kacang atom yang dibawanya dari rumah. Sambil ngemil, ia mengambil dan meneguk air dingin agar kepalanya yang mulai nyut-nyutan karena pekerjaan yang banyak dan cuaca sedang panas-panasnya kembali dingin. Tiba-tiba ia mendengar kegaduhan di luar, ia mendengar ada orang-orang heboh sedang berbicang-bincang dengan menggebu-gebu. Ia heran dan penasaran, maka ia melongokkan kepalanya lewat pintu yang tidak jauh dari tempat duduknya. Ketika menyembulkan kepalnya keluar, ia melihat ada anak-anak yang sedang mengerumuni seseorang. Tiba-tiba ada salah satu guru yang lewat. “Pak Rudi, ada apa itu kok anak-anak berkerumun?” tanya Prames kepada Pak Rudi guru Bahasa Indonesia. “Oh, itu bu ada guru Bahasa Inggris baru yang hari ini baru datang dari Jawa” Jawab pak Rudi. Prames tidak memperdulikan guru baru tersebut, ia lebih memilih untuk melanjutkan acara ngemilnya. Setelah beberapa saat, pintu ruang guru diketuk oleh seseorang dan tidak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan tampang seorang laki-laki muda. Orang itu tinggi dengan badan yang tegap, matanya menyorot tajam, dan ia tersenyum kepada semua orang yang ada di ruangan tersebut. “Cukup manis” batin Prames tanpa sadar. Namun kesadarannya kembali dan merutuki dirinya setelah Pak Anton sebagai kepala sekolah tiba-tiba sudah ada di samping orang tersebut. “Bapak ibu guru sekalian, hari ini sangat berbahagia sekali, karena sekolah kita kedatangan guru Bahasa Inggris baru dan tentunya akan menambah kinerja sekolah kita menjadi lebih baik” terang Pak Anton. “Silahkan pak, untuk memperkenalkan diri” Pak Anton meminta guru baru tersebut untuk memperkenalkan dirinya kepada guru-guru.

“Selamat siang semuanya” sapa guru baru tersebut.

“Selamat siang!” koor bergema di ruang guru karena semua guru serempak menjawab bersamaan.

“Perkenalkan nama saya Aldi Mahendra, saya di sini akan mengajar Bahasa Inggris, saya berasal dari Madiun Jawa Timur, terima kasih” ucap Aldi.

“Apakah ada yang mau ditanyakan kepada Pak Aldi, teman-teman? Tanya Pak Anton kepada kami semua.

“Ada pak, Pak Aldi sudah menikah belum dan sekarang umur berapa? Celetuk Susi sahabat Prames dengan gayanya yang cengar cengir.

“Saya masih singel bu, saya baru berumur 27 tahun” jawab Pak Aldi santai. “huuuuuuu, dasar Bu Susi, nggak punya malu, ingat suami dan anaknya di rumah bu” seloroh beberapa guru yang lain. “Jangan didengarkan Pak Aldi, nanti bapak terbujuk rayuannya loh, Bu Susi kan sudah punya anak 3” sambung guru yang lain. Semua guru akhirnya tertawa terbahak-bahak sedangkan Aldi hanya tersenyum kikuk karena ia masih asing dengan suasana yang baru.

“Baiklah Pak Aldi, silahkan duduk di tempat yang sudah disediakan. Kalau nanti ada yang kurang paham bisa ditanyakan kepada rekan guru maupun kepada saya” jelas Pak Anton.

“Terima kasih pak dan salam kenal untuk semuanya semoga kedepannya kita bisa saling bekerjasama ya bapak ibu” jawab Pak Aldi. Kemudian ia menuju meja yang sudah disediakan, tepat berada di samping meja Prames. Setelah Aldi duduk, ia masih merasa kikuk dengan tempat yang baru.

“Nama ibu siapa?” tiba-tiba Aldi menghampiri tempat duduk Prames sambil mengulurkan tangan. “Dewi Prameswari, tapi biasa dipanggil Prames” Jawab Prames. “Ha ha ha ha… panggilannya lucu banget ya, mirip nama kereta” jelas Aldi sambil tertawa lepas mengejek panggilan nama Prames. “Memangnya ada ya di Jawa kereta yang dikasih nama Prames kayak namaku?” Prames masih keheranan. “Ya enggak lah…. Namanya itu kereta Prameks alias Prambanan Ekspres, tapi kayanya cocok juga kalau aku panggil ibu dengan ibu Prameks ya” seloroh Aldi. Tanpa ada jawaban dari Prames, akhirnya Aldi tidak enak hati “maaf ya bu, kalau saya sudah lancang. Hanya bercanda saja kok dan sepertinya ibu jadi tersinggung”. Mendengar permintaan maaf Aldi, Prames menjawab dengan sekenanya “iya gak papa pak, santai aja”. “salam kenal ya bu Prameks, eh… bu Prames maksud saya, saya Aldi dari Madiun Jawa Timur” papar Aldi sambil senyum-senyum sendiri. “Ibu sendiri dari mana? tanya Aldi. “Saya dari sini mau ke depan pak” jawab Prames sambil senyum jail. “Bukan itu maksud saya bu, tapi maksud saya bu Prames ini asalnya dari daerah mana? Tapi kalau dilihat-lihat dari wajah dan logatnya bu Prames ini pasti asli Jawa ya?” “Iya betul sekali 100 untuk Pak Aldi” jawab Prames dan smabil berlalu keluar ruangan guru untuk segera masuk ke kelas.

Setelah ditinggal oleh Prames, Aldi akhirnya duduk di tempat duduk yang sudah disediakan sebagai tempat kerjanya. “lumayan, ada teman sesama Jawa juga biar bisa menyesuaikan diri dengan baik nih” gumam Aldi dalam hati. “paling tidak ada yang bisa berbahasa Jawa lah biar nggak lupa dengan Bahasa Jawaku he…he…he..” Aldi melanjutkan gumamannya sambil terbesit senyum di bibir manisnya. Aldi pun mulai mengamati tempat kerjanya dan bahkan sambil melihat-lihat ke dalam kelas-kelas yang nantinya bakal ia masuki. Hatinya senang karena ini pengalaman pertama menjadi guru dan akan menjadi tantangan tersendiri karena pastinya nanti ia akan menemui hal-hal baru dari kegiatan mengajarnya.

Tidak butuh waktu lama, seorang Aldi Mahendra dapat menyesuaikan diri di sekolah elit tersebut dan bahkan sudah menjadi guru yang diidolakan oleh anak-anak. Di luar sekolah Aldi memang orang yang tengil dan suka jail namun ketika memasuki lingkungan sekolah Aldi menjadi sosok yang berwibawa dan disegani namun ia selalu menunjukkan rasa sayang untuk anak didiknya. Sebagai Pria dewasa yang hampir mendekati kepala tiga ia juga memiliki harapan segera menemukan tambatan hati agar dapat berbagi keluh kesah saat hatinya gundah. Aldi memimpikan wanita yang jadi pendampingnya adalah wanita yang baik dan memiliki sifat Panca Ti yaitu Gemi Nastiti (perempuan yang berhemat dalam keluarganya, tidak boros, dan bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik), Reti Gumati (mampu memperhatikan suaminya dan menata kehidupannya ke depan), Surti (mampu menjaga kewibawaan suaminya), Ngati ati (perempuan yang selalu berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, serta selalu menomor satukan kerukunan), dan Bekti (perempuan harus mampu hormat kepada suaminya dengan mencapai ketentraman bersama). Ya…. Itulah kriteria yang setiap laki-laki harapkan dari seorang perempuan yang nantinya akan menjadi teman sampai tua. Masalah fisik Aldi tidak pernah mempermasalahkan karena kecantikan fisik dapat memudar seiring berjalannya waktu namun jika seorang perempuan memiliki kecantikan hati ia mampu bertahan sampai mati dan tentunya akan membuat siapapun yang bersamanya pasti akan merasa tentram.

Apakah sesosok Aldi mampu menemukan wanita yang diidamkannya untuk menemani berlayar mengarungi samudera rumah tangganya suatu saat nanti?

Terpopuler

Comments

yrputri

yrputri

cinta pandangan pertama ya bu par

2023-01-31

2

Fu Bao \(≧▽≦)/

Fu Bao \(≧▽≦)/

jangan lupa mampir KK

2023-01-22

1

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

keren kak semangat

2023-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!