Jodohku Tak Kan Kemana

Jodohku Tak Kan Kemana

Dewi Prameswari

Saat rinduku tak lagi terbalas, saat aku tak bisa berucap. Hanya ini yang bisa aku lakukan. Menangis. Ya! Menangis. Kenapa rasanya sakit sekali? Apa pada kehidupan lampau aku pernah menyakiti orang sedemikian rupa sehingga sekarang aku merasakan sakit yang pilu? Mengapa kamu terus membayangiku? Apa kamu tidak pernah paham? Bahwa aku terluka merasakan perpisahan ini. Disaat aku berharap suatu saat nanti kita bisa bersama lagi, bisa bertemu lagi tapi pada kenyataannya aku hanya sedang bermimpi dan ketika aku terbangun, aku harus menatap kenyataan dengan rasa sembilu bahkan aku terjatuh dalam kubangan lara. Mungkin kamu sekarang sudah bahagia, sudah bisa menata kehidupan kamu. Tapi lihatlah aku, aku masih berhenti di sini, bahkan untuk melangkah pun rasanya enggan.

Setiap detik yang kulalui sekarang adalah jalan menuju masa depan, entah masa depan apa yang akan kujalani nantinya. Semuanya masih kabur, masih tertutup awan tebal. Saat ini aku hanya ingin berdamai dengan keadaan luka yang sedang aku rasakan. Aku tidak ingin lagi berlari dalam kehidupan ini. Aku akan menghadapinya karena semakin aku berlari, aku hanya merasa lelah dan tidak pernah bisa hidup dengan tenang.

Jalan kita sudah berbeda namun hati kita masih saling bertaut. Menjadi yang tidak terpilih memang sakit, namun

mundur perlahan adalah pilihanku ketika takdir sudah tidak lagi berpihak pada kita untuk bersama lagi. Berjalanlah menuju bahagia meskipun tidak lagi bergandengan tangan.

Mentari pagi telah beranjak dari peraduan dan menyengat kulit-kulit manusia yang mulai beraktivitas, padahal jam

baru menunjukan pukul 07.00 pagi. Di salah satu sekolah internasional yang terkenal di Kota Pekanbaru ini, sudah nampak aktivitas para guru yang mulai berdatangan dengan wajah sumringah, meskipun hari Senin tetapi para guru sadar bahwa ini adalah tugas mereka untuk menyapa para siswa dan memberikan yang terbaik untuk mereka.

Salah seorang guru perempuan sedang berjalan anggun memasuki area sekolah elit tersebut. Ia adalah guru seni tari yang memiliki tubuh tinggi semampai, sorot matanya tajam seperti mata elang, alise nanggal sepisan (alis

seperti bulan tanggal satu, bulan Jawa), lambene manggis karengat (merahnya bibir seperti kulit buah manggis yang retak), idepe tumenga ing tawang (bulu matanya lentik), uwange nyangkal putung (dagunya memiliki sudut bagus), bathuke nyela cendhani (dahi yang halus dan bersinar seperti marmer), untune miji timun (putih, kecil, seperti biji mentimun), irunge ngudhup melathi (hidung seperti kuncup bunga melati), rambute ngembang

bakung (rambut panjang yang berombak-ombak seperti bunga Bakung), drijine mucuk ri (Jemarinya lentik seperti pucuk duri), disertai dengan kakinya yang jenjang jenjang.

Kata-kata yang keluar dari bibir wanita tersebut selalu lemah lembut namun tegas dan penuh wibawa. Sebagai keturunan Jawa, ia menjadi wanita yang menjunjung tinggi nilai-nilai tata krama. Ia tetap menjaga tradisi budaya Jawa dalam era modern.

Itulah gambaran seorang Dewi Prameswari yang memiliki paras ayu sebagaimana keturuan Jawa asli.  Orang tuanya bukan tanpa tujuan memberi nama ia dengan nama Dewi Prameswari yang diharapkan menjadi wanita tertinggi dalam menjunjung moralitas dan tata karma dalam melangkah dan berselancar di alam jagat raya ini. Orang tua Prames berharap anaknya seperti Tribhuwaneswari yang merupakan anak dari Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari dan menikah dengan Raden Wijaya ketika Raden Wijaya menjabat sebagai panglima perang di Kerajaan Singasari. Tribhuwaneswari memiliki gelar Sri Prameswari Dyah Dewi Tribuaneswari sebagai permaisuri Kerajaan Singasari. Mereka berharap Prameswari juga dapat menjadi permaisuri yang selalu kuat dan tangguh dalam menghadapi kehidupannya kelak bersama suaminya.

Prameswari meskipun baru berumur 26 tahun dan belum menikah. Prames selalu menjadi primadona diantara guru

laki-laki di sekolah tersebut, namun Prames justru menjatuhkan hatinya kepada seorang lelaki yang baru dikenalnya dan akhirnya mereka terjebak dalam suatu hubungan yang mendebarkan.

Prames hidup seorang diri di kota besar ini, ia berasal dari desa yang berada di salah satu pulau Jawa, tepatnya di

Jawa Tengah. Kehidupan Prames bisa dibilang sederhana karena ia memang berasal dari keluarga yang sederhana juga. Di kota ini, ia hanya menyewa kamar kost yang tidak terlalu lebar yang penting ia bisa tidur dengan nyaman melepas lelah setelah bekerja seharian. Kehidupannya yang sendiri dan sudah hampir menginjak

kepala tiga, membuat Prames sering mendapatkan pertanyaan, “apakah kamu tidak ingin menikah?” begitulah kira-kira setiap pulang kampung maupun di tempat ia bekerja. Prames bukannya tidak ingin memiliki pasangan, tetapi ia memang belum menemukan yang cocok untuk menemaninya sampai tua nanti, sehingga ia lebih nyaman sendiri, dan ia tidak pernah ambil pusing dengan omongan orang-orang, contohnya pada pagi hari itu.

“Mes, kamu nggak capek tuh sendirian mulu? Bentar lagi kamu 30 tahun loh, teman-teman kamu aja yang umurnya di bawahmu sudah pada punya 2 anak, lha kamu?” celoteh seorang temannya, yaitu Susi. Susi adalah sahabat Prames, mereka bertemu ketika baru mulai masuk kerja di sekolah tersebut.

“Eh, mbak Susi, sing ayu denok deblong, kamu kok nggak ada bedanya dengan yang lain sih? Selalu aja ngomongin hal begitu. Gini loh Sus, aku bukannya tidak tidak mau menikah tapi aku memang santai nanti kalau sudah waktunya juga bakalan menikah kok, lagian ya jaman sekarang tuh menikah tidak ada batasan umur nggak kaya jaman nenek lu yang kalau nggak nikah-nikah dibilang perawan tua lah, nggak laku lah” papar Prames kepada Susi. “Halah kamu, bisanya cuma ngelesss aja” balas Susi yang kemudian ditinggalkan begitu saja oleh Prames sambil memanyunkan bibirnya.

Begitulah kehidupan Prames, disela-sela kehidupannya sebagai seorang guru ia tetap bercanda dan mendapatkan olok-olok dari temannya ketika jam istirahat di ruang guru, ia selalu ceria dan menanggapi mereka dengan gaya yang jenaka. Prames menjalani kehidupannya dengan santai tanpa beban meskipun ia memiliki pekerjaan segunung sekalipun. Prames selalu mempunyai waktu untuk dirinya sekadar untuk membaca, menonton, maupun

olahraga yang dilakukan setiap ia pulang dari mengajar. Nantinya pada saat yang tak terduga seorang Prames yang bisa dibilang jomblo akut he... he... he... akan mendapatkan orang yang membawa warna dalam hidupnya.

Bagi seorang Prames memilih pasangan bukan sekadar memenuhi kodrat sebagai manusia untuk menikah namun banyak hal yang harus ia pikirkan karena sebelumnya Prames juga pernah menjatuhkan pilihannya namun ternyata belum berjodoh dan masih menyisakan lara sampai saat ini sehingga ia lebih berhati-hati karena tidak mau jatuh dalam lubang yang sama. Prames memiliki harapan suatu saat ia menemukan sesosok laki-laki yang mampu menjalankan salah satu filosofi Jawa dalam mengarungi bahtera rumah tangga yaitu Panca Hang yang berisi mengayomi (laki-laki mampu melindunginya dan memberikan rasa tentram lahir batin) hangayani (bertanggung jawab; mampu mencukupi kebutuhan istrinya dari sisi harta benda atau uang dan kekayaan dengan terus bekerja keras), hangayemi (laki-laki mampu membuat keluarga senantiasa tenang dan selalu rukun), dan hangomahi (mampu mengajak istrinya hidup mandiri, tidak bergantung pada orang tua dan memberinya rumah atau tempat tinggal).

Apakah seorang Dewi Prameswari mampu menemukan tambatan hatinya sesuai dengan harapannya? Apakah ia mampu mewujudkan mimpi-mimpi indahnya bersama pangeran yang selalu ia selipkan dalam doa?

Terpopuler

Comments

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

mampir kak...👍
mampir lapakku juga kak
mengejar Cintamu kembali 🤭

2023-02-05

2

yrputri

yrputri

jawaa tulen nggih.. bagus thor unik babgeet

2023-01-31

2

Loverria

Loverria

mampir nih, semangat ya

2023-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!