Keesokan harinya seperti biasa sebelum berangkat kerja, Riana menyempatkan membantu ibunya di dapur.
Setelah sarapan Riana mencuci piring, dan adiknya yang bernama Rara sudah berangkat ke sekolah di antar oleh ayah Riana.
"bagaimana kerjamu, Nak ?"tanya ibuku.
"baik, Bu. Semua lancar"jawab ku sambil asik menggosok piring-piring yang ada di wastafel.
"bagus deh, semoga saja kamu betah"ucap ibuku.
"oh, iya. Kamu bisa antarkan kue ke rumah Bu Ajeng, Na ?!"tanya ibu ku.
"bisa dong, Bu. Kan rumah Bu Ajeng searah dengan tempat kerja ku"jelas ku.
"sambil berangkat kerja, aku kan sempatkan untuk mampir terlebih dahulu"sambung ku.
Tepat pukul 09.30 aku pun bersiap-siap untuk berangkat kerja, dan tidak lupa aku membawa pesanan untuk Bu Ajeng.
Setelah selesai mengantarkan pesanan Bu Ajeng, aku melajukan motor ku menuju ke tempat kerja ku.
"pagi, Riana"sapa seseorang dari belakang ku.
Aku pun menoleh ke sumber suara.
"pagi juga"balas ku.
"eh, kamu Don"sambung ku.
"memangnya rumah mu dimana, kok kamu ke luar dari arah sana !!!"selidik Doni.
"rumah ku di jalan melati"jawab ku sambil berjalan menuju restoran dan di ikuti oleh Doni.
"oh, kapan-kapan boleh dong aku main"sahutnya.
"jangan boleh, Na"ujar mba Annie yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang ku.
"Doni itu playboy cap kangkung, jangan percaya omongan dia"sambung mbak Annie.
"enak aja, aku jitak nih"ucap Doni sambil mengejar mbak Annie yang berlari meninggalkan ku.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku kedua teman ku itu dan masuk kedalam restoran.
Seperti biasa kami semua beres-beres ruangan sebelum tamu pada datang, setelah selesai kami pun menunggu tamu datang. Beberapa menit kemudian tamu satu persatu pun datang, dan memesan menu kesukaan masing-masing.
Aku di tugaskan untuk mengantarkan makanan dan minuman yang sudah di pesan di meja 10, aku pun bergegas untuk mengantarkan pesanan yang sudah di pesan.
Dengan hati-hati aku menaruh makanan di atas meja yang sudah di pesan, di saat aku ingin menaruh minuman. Tiba-tiba saja ....
Praaaang.
Aku menjatuhkan gelas beserta minumannya, dan lebih parahnya lagi mengenai pakaian wanita tamu yang ada di dekat ku.
"astaga, baju ku basah. Mba ini gimana sih, nggak punya mata iya. Lihat nih baju ku sampai basah, hati-hati dong"maki pelanggan wanita yang terkena gelas yang jatuh.
"ma-maafkan saya, mba. Saya nggak sengaja"ucap ku.
"manajernya mana sih, saya nggak terima dengan pelayanan seperti ini ya"sambung wanita tersebut dengan nada sedikit sewot.
Tiba-tiba saja mbak Annie datang menghampiri ku.
"maaf, mba. Ada apa iya ?!"tanya mba Annie dengan ramah.
"ini nih mba, dia sudah menumpahkan air sampai bajuku basah begini, bagaimana saya harus pulang dengan keadaan seperti ini"jelas wanita tersebut sambil menunjuk ke arah ku.
Aku hanya menundukkan kepala, rasanya malu sekali dengan kecerobohan yang telah aku perbuat, banyak tamu yang ada di restoran itu semua melihat ke arah kami.
"maaf, mba. Dia karyawan baru, mungkin belum terbiasa"ucap mba Annie yang membela ku.
"untuk apa memperkejakan wanita ceroboh seperti dia sih, pokoknya saya minta ganti rugi"sahut wanita tersebut.
"ada apa ini ?"tanya pak Reno yang sudah berada di belakang lalu aku pun mundur selangkah agar pak Reno maju ke depan untuk menghadapi wanita tersebut.
"anda manajer nya iya ?"tanya wanita itu.
Pak Reno hanya menganggukkan kepalanya.
"karyawan bapak sudah sengaja menumpahkan minuman yang sudah saya pesan sampai mengenai pakaian saya, saya minta ganti rugi"jelas wanita itu.
"emm, baiklah. Semua makanan yang sudah anda pesan, tidak usah anda bayar"ujar pak Reno dengan santainya.
"tapi, bagaimana dengan baju saya yang sudah basah begini, masa saya harus pulang dengan keadaan seperti ini"sahut wanita itu.
"baiklah, tunggu sebentar. Annie, tolong kamu ambilkan beberapa lembar uang dan kamu kasihkan ke wanita itu"bisik pak Reno kepada mba Annie.
"baik, pak"jawab mba Annie sambil berlalu menuju kasir dan kembali lagi ke meja dimana kami berada.
"dan ini sedikit uang untuk membeli baju, walaupun tidak seberapa. Saya harap, anda menerimanya"kata pak Reno dan mba Annie memberikan uang yang dia ambil tadi.
"baiklah terima kasih"jawab wanita itu lalu mengambil uang pemberian mba Annie.
"kalau begitu anda bisa pindah meja, biar meja ini di bersihkan karyawan saya"pinta pak Reno.
"Riana, tolong kamu bersihkan meja ini"perintah pak Reno lalu pergi berlalu.
Aku pun bergegas membersihkan meja dan lantai, juga memungut gelas yang sudah pecah, sedangkan mba Annie membawakan makanan dan minuman ke tempat wanita itu berada.
Aku pun membuang pecahan gelas ke tong sampah yang berada di belakang restoran tempat ku bekerja, sambil terus menyesali kecerobohan yang aku perbuat.
"sudah, Riana. Sabar, aku juga dulu seperti itu. Lama-lama juga kamu terbiasa dengan pekerjaannya dan tidak akan ceroboh lagi"jelas Doni yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang ku.
"eh, ii-iyaa"
"sudah, kamu istirahat saja. Nanti kalau ada tamu lagi, biar aku saja. Lagi pula ini sudah waktunya istirahat"ucap Doni dan aku hanya menganggukkan kepala.
Tepat pukul 10 malam, restoran pun akan segera tutup. Semua karyawan yang ada membereskan semua ruangan, sedangkan pak Reno sudah pulang 2 jam yang lalu dan para koki sudah pulang duluan.
Tinggal aku, Doni, mba Annie dan juga Sari.
"Sari, kamu pulang dengan aku saja, kebetulan aku searah dengan rumah mu"sahut mba Annie yang sudah mengunci pintu restoran dan bergegas ke parkiran.
"baik, mba"jawab Sari.
Baru saja memakai helm, tiba-tiba saja hujan pun turun dengan sangat deras, kami berempat berlari kembali ke aras teras restoran untuk berteduh.
"iya, ampun. Hujan lagi, bagaimana nih pulangnya !!"kata mba Annie.
"Mbak Annie bawa mantel berapa ?"tanya Sari.
"cuma satu"jawab mba Annie.
"aku juga bawa jas hujan cuma satu"sambung Doni.
"kalau aku tidak bawa sama sekali"kata ku.
"bagaimana ini, apa lagi ini sudah malam"ujar Mba Annie.
"tunggulah, mungkin sebentar lagi hujannya reda"sambung Doni.
Kami pun memutuskan untuk menunggu sampai hujan reda, akhirnya hujan pun reda. Kami pun bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing, baru saja di tengah perjalanan hujan pun kembali turun dengan derasnya.
Aku pun mengendarai motornya dengan hati-hati takut terjatuh karena jalanan yang licin dan basah, seperti biasa kalau hujan turun deras jalanan yang aku lewati pasti tergenang air hujan atau pun banjir.
Terpaksa aku terobos jalanan yang banjir karena hari semakin larut dan aku pun sudah basah kuyup, tiba-tiba saja motor yang ku kendarai mati mendadak mungkin karena mesin motornya terendam air jadi mati mesin.
Aku pun terpaksa mendorongnya, baru beberapa menit kemudian ada seseorang yang menegur ku.
"motornya kenapa, Riana ?!"tanya seseorang yang ku kenal dari suaranya.
Aku pun menengok ke sumber suara, dan ternyata teman satu kerajaan.
"eh, kamu Don. Motor ku mogok nih, Don. Tadi aku terobos melewati genangan air, jadinya mati mesin"jelas ku.
"oh, di depan situ ada bengkel yang masih buka 24 jam loh"ucap Doni sambil menunjuk ke arah depan.
"bagaimana kalau motor mu aku yang dorong, kamu bawa motor ku saja ?!!"saran Doni.
Aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju, dan kami pun menukar motor masing-masing. Doni mendorong motor ku, sedangkan motor Doni ku kendarai pelan-pelan sejajar dengan Doni.
Beberapa menit kemudian benar saja apa yang di katakan Doni bahwa ada bengkel yang masih buka, lalu kami pun ke bengkel tersebut untuk memperbaiki motor ku yang mati mesin.
"oh, motornya mungkin besok bisa diambil soalnya banyak yang harus di ganti"jelas Abang bengkel tersebut.
"iya sudah, bang besok kami kesini untuk mengambil motornya"jawab Doni.
Kami pun pulang setelah Abang bengkel memberikan nota pembayaran, sebagai tanda bukti pengambilan motor ku esok hari.
"ayo, Riana. Aku antar kamu pulang"tawar Doni.
Aku pun menaikinya.
"Don, bukankah rumahmu beda arah. Kenapa kamu putar balik lewat sini, kan harus muter-muter dulu ?"tanya ku.
"jalan yang depan SPBU banjir, jadi harus putar balik"jelas Doni.
"oh, begitu. Untung aku ketemu kamu, Don. Kalau tidak aku masih dorong motor ku, mana keadaan ku basah kuyup begini. Makasih ya, Don"
"iya, sama-sama"
Akhirnya sampai juga mereka di rumah Riana, ibu dan ayah Riana duduk di bangku teras rumah mereka sambil menunggu Riana pulang.
Setelah memarkirkan motornya, Riana bergegas menghampiri orang tuanya dan Doni mengikuti langkah Riana dari belakang.
"loh, kok motor kamu di mana. Nak ?"tanya ibunya Riana penuh khawatir.
"maaf, Bu. Riana pulang telat, tadi hujan deras dan di tengah jalan motor Riana kerendam banjir jadi mogok deh"jelas Riana kepada kedua orang tua.
"untung ada Doni yang memberikan tumpangan sampai rumah"sambung Riana.
"oh, makasih ya nak Doni sudah repot-repot mengantarkan Riana sampai rumah dengan selamat"ucap ayahnya Riana.
"sama-sama, Bu, pak. Kalau begitu saya permisi, Bu, pak"
"iya, nak. Hati-hati"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments