...Happy reading...
"Tunggu paman jangan bawa semua barangku!" Teriak Deon frustasi.
"Kali ini aku tidak akan menuruti perkataanmu!" Erfan berlengang pergi tanpa menoleh sedikit pun
Pintu tertutup membuat Deon melihat Nadin yang tubuhnya masih polos menangis tersedu-sedu bahkan pipinya memerah karena bekas tamparan.
"Apa yang kau tangisi hah," bentaknya
"Oh sial. Bagaimana jika nenek dan kakek mengetahui semua ini!" Tiba-tiba kekhawatiran menyelimuti wajah tampannya sekaligus frustrasi.
Deon duduk dikursi dengan gusar sendiri, tidak tau harus berbuat apa lagi kali ini Erfan benar-benar membuat dirinya tidak punya jalan keluar sedikit pun.
Erfan yang baru keluar dari kamar itu merasa jijik pada kedua orang didalam sana.
"Aku sudah mengirim semua itu pada nenek dan Tuan besar keluarga Zergano." ucap Anton seraya mengikuti langkah Erfan dengan membawa koper.
"Baik kita hanya perlu menunggu perceraianku dengan perempuan itu " Erfan membuang sarung tangannya dan pergi menjauhi kamar hotel.
"Yo Erfan, bagaimana?" Tanyanya antusias menantikan sesuatu yang
"Lancar!" Jawabnya singkat
"Wohoo. Aku tidak sabar menunggu beritanya!"
"Mimpi saja!" Asisten Anton mengejeknya, tapi Erfan tidak mengubrisnya sama sekali dan pergi dari sana.
"Hey jadi kan kau membawa Luna ke ulang tahun ku!" Teriaknya pada Erfan yang sudah menjauh.
"Hmm,"
"Aku tunggu kedatangan kalian tanggal 4 bulan depan!" Ucapnya menyusul Erfan dengan langkah cepat tapi hanya dijawab dengan anggukan olehnya.
Erfan yang sudah masuk mobil langsung melajukan mobil tanpa menjawab Yolan. Ia ada keperluan dibandara untuk menjemput klien sekaligus temannya dulu oleh karena sebab itu ia tidak bisa membawa Anton karena dia akan kembali ke kantor.
"Erfan tunggu saja kalau tidak datang!" Cebiknya malas.
Yolan memang seperti tidak dianggap oleh Erfan, ia pun berbalik melihat asisten Erfan sedang memegang kamera.
"Hay Ton bisa kupinjam kamera mu ya?" Tanya Yolan menepuk bahu Anton dengan cengengesan tidak jelas
"Tidak nanti tuan Erfan bisa marah, tidak boleh!" Anton menjauhkan kamera dari jangkauan Yolan yang terlihat punya niat lain.
"Tidak akan!"
"Security !" Panggil Yolan pada beberapa pria yang berjaga didepan pintu lobi hotel dan menatap Anton dengan tatapan licik.
"Perasaan ku tidak enak.." Anton melihat sekeliling dengan perasaan takut karena security mulai mengelilinginya.
"Pegang dia!" Seru Yolan tentu saja semua mematuhi perintahnya dan menangkap anton.
Anton yang tau rencana Yolan langsung berlari menghindar setiap security yang menghalangi jalan nya untuk kabur.
20 menit kemudian Anton sudah dibuat ngos-ngosan oleh anak buah Yolan akhirnya terjatuh karena tersandung batu besar tapi alangkah terkejut yang di menyambutnya bukan tanah tapi anak buahnya Yolan.
"Aaa.. Yolan akan ku adukan kau pada tuan Erfan!" Teriaknya saat tubuhnya diseret oleh dua security.
Yolan tersenyum penuh kemenangan saat diberi kamera milik Anton oleh anak buahnya dan mulai melihat apa isi dari camera yang dipegang.
"Ugh panas sekali kau memang kamera man terbaik," ucapnya disertai gelak tawa terus melihat foto bergantian.
"Aku Yakin nama Tuan Deon Zergano akan tamat dalam waktu singkat, atau tujuan Erfan akan tercapai," cibirnya seraya cekikikan sendiri.
"Nah, ambillah aku sudah selesai!" Yolan melempar kamera ke arah Anton.
Asisten Anton dengan sigap menangkap kamera yang dilempar asal oleh Yolan.
"Terima kasih atas ijinnya saya akan minta seorang supir mengantar anda, Anton!" Ucapnya sopan seperti karyawan hotel.
"Kau!"
"Terima kasih atas kunjungannya" langsung mendorong Asisten Anton masuk kedalam mobil.
"Antarkan dia kekantor nya," perintah Yolan pada supir yang sudah siap siaga di dalam mobil. Mobil pun melaju menjauhi hotel nya
"Awas saja kau Tuan Yolan!" Geram Anton sangat kesal karena tingkah Yolan.
Sementara itu Erfan yang sudah sampai di bandara langsung mencari keberadaan orang yang akan dijemput.
"Mana Mona kenapa tidak ada!" Mencari keberadaan temannya dulu maklumlah sudah lama tidak bertemu
"Seperti itu, dia sekarang cantik sekali!" Pujinya melihat kearah perempuan cantik yang diyakininya adalah Mona.
"Mona!" Panggilnya
Brukk..
Karena tidak melihat jalan yang ada di depannya Erfan malah menabrak seorang perempuan hingga terduduk dilantai.
Erfan berjongkok didepan perempuan itu menengadah hingga beberapa saat pandangan mereka beradu
"Are you oke?"tanya Erfan seraya mengulurkan tangan.
Bukannya menjawab perempuan itu malah termenung dengan pikirannya sendiri, bahkan Erfan mengayunkan tangan didepan wajah tapi tetap tidak berkutik.
"Halo apa kau baik-baik saja?"tanyanya lagi tapi tetap sama perempuan didepannya tidak terpengaruh.
Erfan melihat sekitarnya, mona hampir melewatinya, tanpa membuang waktu Erfan meninggalkan kartu nama padanya.
"Maaf aku harus pergi, jika kau terluka hubungi saja aku," ucapnya tapi juga tidak mempan
Erfan pun meninggalkan perempuan itu pergi menyusul Mona yang sudah pergi terlebih dahulu
"Mona!" Teriaknya memanggil nama perempuan cantik itu, sontak saja perempuan itu menghentikan langkah dan berbalik melihat siempunya suara.
"Erfan, kau kah itu?" Mona seakan tidak percaya dengan sosok Erfan yang terlihat sangat berbeda dari yang dulu
Mona berlari kecil memeluk tubuh Erfan yang tegap dan juga bidang, Erfan membalas pelukan perempuan yang sudah dianggap adiknya sendiri.
"Sudahlah, Ayo pulang kau harus istirahat setelah penerbangan jauh," timpal Erfan merengang pelukan seraya menarik koper milik Mona.
Erfan pun mengantarkan Mona ke salah satu Apartemen milik Mona yang tidak jauh dari apartemennya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
semangat author
2023-02-23
1