Dengan tangan yang menggapai gapai ke arah Dean, Alleyah sukses membuat keluarga Dean terhenyak kaget, terlebih ibunya.
"Dean? Apa maksudnya ini? Jangan membuat masalah Dean, kau sudah bertunangan!" Bentak Debora, yang semakin kesal karena Dean tidak juga memberikan jawaban.
"Ibu ... aku minta maaf, sepertinya memang ini waktu yang tepat, aku ingin mengatakan sesuatu hari ini, aku sudah menikah ibu, Sorra ... Paman!" pungkas Dean. "Ini putriku yamg cantik, Alleyah." tunjuknya pada Alleyah yang dia gendong, dan ini istriku. Arlene." sahut Dean lagi dengan memenggendong Alleyah dengan satu tangan.
Tak ada yang mampu mengeluarkan kata kata, seakan akan lidah mereka kelu dengan semua kata kata yang tercekat dikerongkongan.
Debora terduduk dengan lemas, memijit pelipisnya yang tiba tiba berdenyut hebat. Disampingnya Sorra mengusap punggungnya, dengan mata mendelik ke arah Dean dan juga Arlene.
"Dean ... kau pulang membawa masalah besar!" Gumam Sorra yang kembali mendelik ke arah adik laki laki satu satunya itu.
Debora menggelengkan kepalanya, "Tidak tidak ... jangan sampai nenekmu tahu hal ini! Dia pasti marah besar dan juga akan menghukummu Dean!"
"Ibu ... lalu bagaimana denganku?" Selena menghampiri calon ibu mertuanya dengan wajah sendu, sementara Ayahnya mengikuti dari belakang. "Bukankah Dean dan aku sudah bertunangan dan kami akan segera menikah! Kenapa bisa dia tiba tiba menikah dan punya anak ibu?"
Debora masih menggelengkan kepalanya, "Diamlah Selena! Beri aku waktu untuk berfikir."
Selena berbalik dan merangkul ayahnya, dia menangis tersedu sedu dalam pelukan ayahnya, "Ayah ... bagaimana ini?"
Ayahnya juga tidak mampu berkata kata, jika Dean memang sudah menikah, lantas bagaimana dengan nasib putrinya.
"Tenanglah Nak ... aku yang akan bicara pada nyonya Miranda nanti."
Debora bangkit dari duduknya, "Tidak ... jangan lakukan itu, untuk sementara jangan sampai nenek tahu hal ini, jadi kau diam saja dulu."
Nenek pasti akan marah pada Dean, dan bisa jadi dia akan menghapus nama Dean dari daftar warisannya, sementara Sorra jelas tidak akan mungkin mendapat setengahnya, karena nenek memang mewariskan setengah kekayaannya hanya pada cucu laki lakinya. Yaitu Dean.
Suasana semakin mencekam tatkala terdengar derap langkah dari seseorang yang mempunyai pengaruh besar dalam keluarga Mcdermott. Miranda Goeltom Mcdermott.
Tidak ada yang bisa membantah apa yang dia ucapkan, tidak ada yang bisa melakukan tindakan sekecil apapun tanpa persetujuan darinya. Seketika terlihat wajah kepanikan dari semua orang yang berada di ruangan itu, namun tidak dengan Arlene yang tidak tahu apa apa. Dean pun sedikit takut dengan apa yang akan di lakukan oleh Neneknya akibat kekonyolannya itu.
.Miranda Goeltom Mcdermott terkenal angkuh, perfeksionis, disiplin dan juga tidak pernah ingin dekat dengan siapapun, semua orang yang tinggal di mansion tahu dan sangat menghormatinya, terlebih dia lah pemilik seluruh kekayaan Mcdermott. Dia hanya memiliki satu orang putra, yaitu Bastian Mcdermott, ayah dari Dean McDermott dan juga Sorra Mcdermott.
Segala ucapnya adalah titah, apa yang keluar dari mulutnya mutlak untuk di lakukan, tidak ada bantahan apalagi menolak, semua harus tunduk dan patuh padanya, hanya Dean yang kerap berani menentangnya, walau begitu hanya Dean jugalah satu satunya cucu kesayangannya. Terlebih dia adalah cucu laki laki satu satunya di keluarga Mcdermott.
Miranda duduk di kursi, jauh didepannya, Arlene berdiri dengan menggendong putrinya, disamping Dean yang juga tengah merasa was-was.
"Ibu ....!"
Debora yang berada disamping Sorra maju beberapa langkah menuju Ibu mertuanya. Dia takut Miranda segera tahu keberadaan wanita yang katanya istri Dean.
"Duduklah!"
"Ibu ... Ada yang___"
"Aku tidak ingin mengulang perkataan ku!" gelegarnya membuat semua orang semakin takut. Hingga mereka kembali duduk disofa.
Sejurus kemudian kedua matanya memandang wanita asing dengan seorang anak yang tengah dalam gendongan. Dan seketika raut wajahnya terlihat berubah.
"Siapa yang mengundangnya?"
Tidak ada yang menjawab, begitu pun Dean yang masih berdiri disamping Arlene. Selena yang duduk disamping ayahnya itu berkata, "Nenek ... apa kau tahu! Dean telah menikah, dan dia istri dan juga anaknya."
Kedua mata Miranda membola sempurna, dia menatap Dean dan juga Arlene dengan tajam. Begitu pula dengan Debora, dia menatap tajam ke arah Selena yang dengan mudahnya mengatakan hal yang ingin dia tutupi,
Wanita bodoh! Kenapa dia harus mengatakan pada ibu hal yang sebenarnya, ibu tidak akan mengampuni Dean, habislah kesempatanku. Batin Debora dengan kedua mata semakin mendelik ke arah wanita yang dia harapkan menjadi menantunya itu.
"Kemari!"
Dean melangkah membawa Arlene, namun Miranda mencegahnya, "Kau saja Dean!"
Dean menoleh pada Arlene, dia pasti sudah bisa menduganya dari awal, apa yang akan neneknya lakukan.
"Apa yang dikatakan Selena benar?"
"Iya Nek! Dean diam diam menikah dan punya anak, lantas aku bagaimana? Aku sudah menunggunya satu tahun ini, seharusnya dia menikahiku!" sela Selena dengan wajah mengiba.
"Diamlah! Aku sedang tidak bicara denganmu Selena!" sentak Miranda, membuat mulut Selena seketika mengatup rapat, sang ayah yang duduk disampingnya itu hanya mengelus punggung tangannya, mencoba membuatnya tenang.
"Tenanglah sayang, Nyonya Miranda pasti akan tidak akan menerima wanita itu dengan mudah, kamu lah cucu menantunya, bukan dia."
Sementara Dean berjalan mendekati sang Nenek, walau hatinya was-was, namun dia juga tidak pernah main main dengan rencananya.
Rencana ini harus berhasil, bagaimanapun. Aku tidak akan menikahi Selena. Tidak akan pernah. batin Dean.
"Jawab aku Dean!"
"Itu benar Nek ... Arlene adalah istriku dan anak yang digendongnya adalah anakku. Alleyah." jawabnya kemudian, hatinya mencelos setelah mengatakannya, beruntung dia sempat berkenalan sebelum dia membawanya masuk ke mansion.
Tidak ada suara yang terdengar, Miranda tidak mengatakan apa apa, dia hanya menatap tajam ke arah Dean dan juga Arlene. Membuat semua orang menunggu jawaban yang akan dikatakan oleh orang nomor satu di mansion itu.
"Berapa usia anak itu?" tanya Miranda dengan datar.
Dean terkesiap, dia menoleh ke arah Arlene yang berdiri dibelakangnya. Seolah mencari jawaban di sana. Mati, aku tidak sempat bertanya umur Alleyah. Dean membatin.
"Nek ... Aku sedikit lupa!" Dean terkekeh kecil, "Pria biasanya akan lupa hal seperti itu."
Miranda menatapnya tajam dengan wajah tanpa ekspresi. "Kau! Mana bisa lupa seperti itu?"
Ini benar benar gila, keluarga macam apa yang berkumpul disini, mereka sangat menyeramkan. Apa jadinya jika aku tinggal di mansion dengan orang orang seperti mereka. Arlene bermonolog dalam hati.
Namun juga dia tidak bisa mundur begitu saja, lagi lagi karena uang yang sudah berada di rekeningnya saat ini.
Dean terkekeh lagi, "Biasanya urusan itu urusan Ibunya."
Miranda tidak mengatakan apapun lagi, dia beranjak dari kursinya lantas keluar, dan menyuruh seseorang membubarkan pesta malam itu. Semua orang saling memandang, entah apa yang difikirkan Miranda hingga dia harus membubarkan pesta saat itu juga. Wanita paruh baya itu masuk kembali ke dalam kamarnya.
"Ini semua gara gara kau! Kau datang dan merusak acara keluarga Mcdermott. Apa kau tidak punya kaca hah?" ujar Selena yang berjalan menghampiri Arlene.
"Aku tidak tahu kejadiannya akan seperti ini! Aku hanya mengikuti kemana suamiku pergi." ucap Arlene pada akhirnya, melirik Dean yang berdiri tidak jauh darinya.
Tangan Selena sudah mengudara, dia hendak melayangkan tamparannya pada wajah Arlene, "Lancang sekali mulutmu itu sialan!"
Plak!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ari Arie
Miranda Gultom ??? 🤦
2023-05-14
0
Kartikayani Kirono Prapti
tokoh utama janda ya....
2023-01-06
3
lina
wah diapa tuh yg d tabok
2022-12-17
1