Bab.02

Alleyah yang berusia dua tahun itu masih belajar bicara, kata-kata pertamanya hanya sebatas huruf huruf vokal dasar, namun dengan situasi seperti ini membuat keputusan ide konyol Dean seolah terrestui. Terdengar dengan jelas jika suara balita itu sebagai pertanda yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

"Pa---papapa!"

Dean tersenyum mendengarnya, dia mengambil Alleyah begitu saja dari pangkuan ibunya yang masih tidak bisa mencerna semua perkataan dari sosok pria yang baru saja bertemu itu, termasuk saat Alleyah yang tiba tiba memanggilnya Papa.

"Aku anggap ini adalah persetujuan, dia setuju kita menikah! Maksudku pura pura menikah." ujar Dean tersenyum penuh kemenangan.

"Ta---tapi!!"

"Aku tahu kau pasti sedang kabur atau menghindar dari sesuatu atau seseorang bahkan. Tapi apapun itu aku tidak akan peduli, kecuali kau ambil kesempatan ini dan aku bisa pastikan kau dan putrimu ini aman. Kau juga akan mendapat uang dengan nilai yang tinggi untuk kehidupanmu dan juga anakmu ini!" tukas Dean panjang lebar.

Arlene terdiam, memang benar apa yang dikatakan oleh Dean. Dengan begitu, hidup Alleyah sedikitnya akan terjamin, mereka juga tidak perlu repot lagi mencari tempat yang aman.

"Malam ini juga kau ikut aku ke mansion, dan aku akan membayarmu disana, untuk perjanjiannya, akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kita." ucap Dean tanpa melihatnya, dia fokus dengan wajah Alleyah yang terus menatapnya dengan terus tertawa.

Hingga hujan mereda, pun dengan kemacetan yang mulai mengurai, hingga perjalanan mereka kembali lancar. Supir taksi itu hanya bisa menatap mereka dari arah spion, keributan yang terjadi diawal kini tidak ada lagi, Dean sibuk bermain dengan Alleyah, sementara Arlene sendiri menatap kaca mobil yang masih basah, berfikir dengan keras apa yang akan di lakukannya jika dia mengambil.kesempatan emas itu.

"Nyonya ... lima menit lagi hotel yang anda tuju akan sampai." supir itu mengingatkan.

"Teruskan saja ke mansion Mcdermott!" Sahut Dean tanpa mengalihkan pandangannya kearah depan maupun samping, rasanya dia tidak lagi perlu meminta persetujuan dari Arlene lagi, karena wanita itu tidak mampu berfikir dengan baik saat ini.

Supir taksi mengangguk, dia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena jalanan basah itu biasanya licin dan kerap membuat ban kendaraan tergelincir.

"Aku belum memutuskan untuk setuju atau tidak dengan rencanamu tuan Dean!"

"Tapi anakmu sudah setuju, dia sudah memanggilku dengan sebutan papa bukan? Aku rasa kau juga akan setuju!" ujar Dean dengan penuh percaya diri. "Kalau kau masih ragu, aku akan membayar uang muka sepuluh kali lipat dari harga yang aku tawarkan tadi. berikan nomor rekeningmu, berikan sekarang juga dan ikut aku ke mansion." ucapnya lagi panjang lebar dengan terus mrngajak bicara Alleyah.

Arlene menelan saliva, saat mendengar kata sepuluh kali lipat, keberuntungan kah ini, atau doa doa yang tidak berujung terkabul kini berada di depan matanya sendiri.

Tanpa berfikir lebih panjang untuk ke depannya, Arlene mengangguk dengan lirih.

"Berikan nomor rekeningmu!" tukas Dean yang kalu ini menoleh ke arahnya. Dan benar saja, Dean mentransferkan sejumlah uang yang banyak kedalam rekening miliknya.

"Aku tahu kau pasti tidak akan menolaknya." Ujarnya dengan menatap lekat Arlene.

Wanita berusia 24 tahun itu pun terdiam, dia masih tercengang dengan jumlah uang yang di kirimkan Dean.

"Siapa namamu? Kan tidak lucu jika seorang suami tidak tahu nama istrinya."

"Arlene Khesya ... panggil aku Arlene, dan putriku Alleyah." jawabnya ragu, dia masih belum percaya jika ada seaeorang yang memberikan uang yang banyak begitu saja.

"Baiklah Arlene ... Alleyah, semoga kita bisa bekerja dengan baik!" tukasnya dengan mengulurkan tangan pada Arlene walaupun lagi lagi tangannya menggantung begitu saja.

Hampir tiga puluh menit, mereka tiba di mansion Mcdermott, mansion mewah dengan lampu lampu terang berada dimana mana, Arlene cukup tercengang menatap saldo direkeningnya tadi, sekarang berlipat lipat saat melihat bangunan di depannya.

"Kau orang kaya." gumamnya pelan, tidak menyangka jika pria yang baru saja dia kenal ternyata berasal dari keluarga yang kaya raya.

"Tidak juga, yang kaya itu Nenekku," Dean terkekeh.

Sementara Arlene kembali membisu.

"Kenapa wajahmu. Seperti baru pertama kali melihat Mansion seperti ini?" ujar Dean yang keluar dari taksi.

Pria berlesung pipi itu berdiri disamping Taksi dengan kedua tangan memeluk tubuh kecil Alleyah yang kini tertidur. Sementara Arlene keluar dengan perlahan, dia bahkan lupa dengan barang barang dan tas miliknya yang masih berada di dalam.

"Tidak ... aku bahkan sudah bosan melihat mansion seperti ini di Perth." kilah Arlene berbohong, dia bahkan sama sekali belum pernah melihat mansion mewah seperti yang dia lihat saat ini, sekalipun dalam bayangannya. Menyedihkan sekali.

Gerbang hitam menjulang tinggi itu terbuka otomatis saat sang empunya menempelkan kedua matanya pada sebuah layar kecil dengan sensor pemindai kornea mata. Membuat Arlene kembali terperangah dengan kemewahan mansion yang akan dia masuki.

Mereka disambut oleh beberapa pria dengan balutan jas berwarna hitam hitam, dengan tinggi badan hampir mirip dengan kedua mata menyala bak elang.

"Tuan Dean?" ujarnya dengan menyerahkan sebuah kunci mobil padanya.

"Kalian urus mobil yang mogok itu!" ucapnya dengan mengayunkan kedua kakinya ke arah mobil sport berwarna merah.

"Kenapa harus kembali naik mobil?" Arlene mengikutinya bak seekor itik yang takut tersesat dalam rombongannya.

"Memangnya kau mau masuk dengan berjalan kaki?" ujarnya dengan membukakan pintu untuk Arlene, lalu memberikan Alleyah dipangkuannya.

Beberapa orang membawa barang miliknya dan juga milik Dean. Mereka lantas masuk kedalam mobil yang lain, dan melaju lebih lambat dari mobil yang dikendarai Dean. Kendaraan beroda dua itu melaju, melewati jalanan terang dengan pohon pohon pinus disisi kiri dan kanannya. Dengan mata telanjang, tentu saja kawasan ini bak hutan, namun dia harus kembali menelan saliva saat melihat mansion yang besar dengan gaya Eropa semakin jelas terlihat, lampu lampu gemerlap dengan pilar pilar besar disetiap sisi, juga ukiran ukiran detail pada dinding menandakan kemewahannya bukanlah main main..

"Kau siap Arlene?" Tanya Dean sebelum mobil akhirnya berhenti.

Arlene melihat ada beberapa mobil di parkiran luas seluas tanah seluruh apartemen dimana dia tinggal. Dan saat itu juga hatinya mulai berdebar semakin tidak karuan.

Sampai mobil berhenti melaju, dan seorang petugas membuka pintu mobil Dean dan bergegas melangkah ke sampingnya. Dia juga sedikit berlari membuka pintu untuk Arlene. Hawa kaum Borjuis sudah tercium dari sejak Arlene menginjak karpet berwarna merah yang membentang panjang hingga melewati pilar besar dan pintu masuk utama.

"Ayo!" pungkasnya dengan menunggu jawaban Arlene

Arlen mengangguk, tanpa sadar dia telah masuk ke dalam masalah baru dalam hidupnya.

"Sepertinya aku bodoh karena menerima tawaran ini!"

Terpopuler

Comments

Tarry Lestarry

Tarry Lestarry

ini kayak film turki tp aku lupa judulnya.......

2023-01-29

0

PYS

PYS

nice move bro.. bisa membaca & manfaatkan situasi seoptimal mungkin dan pada akhirnya dapatkan yg kita mau.. 👍🏻

2022-12-15

4

Sophia Aya

Sophia Aya

vote for you thor 👍🏻👍🏻👍🏻

2022-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.01
2 Bab.02
3 Bab.03
4 Bab.04
5 Bab.05
6 Bab.06
7 Bab.07
8 Bab.08
9 Bab.09
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab. 18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab. 27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab. 30
31 Bab.31
32 Bab.32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab. 37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab. 46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab. 55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab.101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab.104
105 Bab.105
106 Bab.106
107 Bab.107. (Curhat)
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab.112
113 Bab.112
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab.01
2
Bab.02
3
Bab.03
4
Bab.04
5
Bab.05
6
Bab.06
7
Bab.07
8
Bab.08
9
Bab.09
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab. 18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab. 27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab. 30
31
Bab.31
32
Bab.32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab. 37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab. 46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab. 55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab.101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab.104
105
Bab.105
106
Bab.106
107
Bab.107. (Curhat)
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab.112
113
Bab.112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!