Dengan wajah kesal.
Ketrin melihat kearah Narin, membuat Narin jadi salah tingkah karna dipelototi oleh Ketrin, Dengan marah Ketrin berkata kepada Narin.
"Kita putus!!" bentak Ketrin dengan kesal, setelah berkata begitu Ketrin pergi jalan kaki meninggalkan toko bunga itu.
Narin pun langsung mengejarnya, sambil terus membujuk Ketrin untuk masuk kedalam mobilnya dan setelah susah pyah membujuk Ketrin pun bersedia masuk kedalam mobil kemudian mereka berdua pergi bersama.
"Rasain lu...," ujar Karen, dengan perasaan puas, tidak berselang lama bosnya datang dan melihat bunga yang berantakan di lantai, dengan marah bosnya pun berkata.
"Mengapa kamu membiarkan mereka pergi sebelum membayar ganti rugi?" ujar Bosnya, Karen pun terdiam sambil membersihkan lantai., karna dia tau ibu Diana tidak akan mau menerima penjelasannya.
"Aku potong gajimu nanti sebagai ganti rugi semua kerusakan ini." ucap Ibu Diana, setelah berkata begitu dia pergi dan Karen hanya berani mengumpat dalam hati saja, dalam hati dia juga berdoa semoga Narin dan Ketrin segera putus.
Keesokan harinya.
Toko itu kedatangan seorang pria berusia 45 tahun dan langsung bertanya kepada Karen.
"Selamat pagi Nona, maaf nama saya Romi Wijaya, kedatangan saya kemari karna saya ingin membeli bunga untuk ulang tahun anak laki-laki saya." ujarnya memulai percakapan.
Tapi, karna toko itu sedang ramai dan banyak pelanggan maka Karen pun menjawab.
"Maaf Pa' Bapa antri dulu ya Pa' karna saya masih sibuk, mohon ditunggu sebentar ya, Pa." pinta Karen.
"Maaf Nona, saya terburu-buru dan saya kemari karna ingin membeli karangan bunga untuk ulang tahun anak saya malam ini dan bisakah Nona mengirimkan bunganya nanti sore kerumah saya?" sahutnya.
"Iya Pa' bisa, silahkan Bapak tulis nama yang berulang tahun dan juga alamat Bapa'?" ujar akaren sambil memberikan pulpen dan juga selembar kertas putih.
Romi pun menuliskan apa yang tadi diminta oleh Karen, lalu memberikan alamat beserta nama anaknya yang tertulis di atas kertas itu kepada Karen, Karen pun menerimanya lalu meletakkankannya begitu saja diatas meja, sebelum sempat membacanya dan setelah membayar Romi pun pergi.
Disaat Romi ingin keluar, dia perpapasan dengan seorang wanita dan dia juga bertanya kepada Karen.
"Maaf Ade' nama saya Sulis dan apakah saya bisa memesan bunga untuk keluarga saya yang baru saja meninggal dunia? Dan apakah bisa anda mengirimkannya juga kerumah duka?" Tanya wanita paruh baya itu.
Karna masih sangat sibuk. Karen pun menjawab dengan terburu-buru.
"Iya Bu' bisa, silahkan Ibu tulis nama beliau dan alamat si penerimanya." sahut Karen seraya memberikan pulpen dan selembar kertas.
wanita itu pun menulis nama dan juga alamat yang dimaksut, lalu menyerahkannya kepada Karen.
"Ini De, semuanya sudah lemkap disini." Ujar siwanita itu.
"Iya Bu, letakan saja diatas meja." Pinta Karen, wanita itupun meletakan alamat itu ditempat yang sama dengan alamat yang ditulis oleh pembeli sebelumnya.
Setelah membayar diapun langsung pergi, Karen hanya melihat sekilas kedua kertas itu tetapi dia tidak langsung membacanya.
Setelah 1 jam berlalu akhirnya pembeli pun mulai sepi, tetapi Karen melupakan kedua pesanan itu, kedua pesanan itu pun terbang ketika Karen membuka kipas angin karna dia merasa gerah dan kedua kertas itu langsung ditemukan oleh Mita.
"Karen, apakah pesanan mereka sudah diurus?" Tanya Mita, Karen langsung ingat dan dengan panik dia berkata.
"Ooohhh... ya ampun, aku lupa." Ujarnya.
"Biar aku urus satu dan kamu urus yang satunya." sahut Mita.
Karen mengangguk, tetapi sesaat kemudian dia kebingungan dengan kedua kertas itu, karna dia lupa melihat kertas yang mana untuk bunga duka dan yang mana untuk bunga ulang tahun, akhirnya bunga duka dikirimkan kepada yang berulang tahun, dan sebaliknya bunga ulang tahun di kirimkan ke rumah duka.
Ternyata oh ternyata anak dari Romi adalah Narin, ketika melihat bunga itu Narin sangat kesal, karna bunga itu bertulisan turut berduka cita atas meninggalnya Narin Wijaya Kusuma.
Narin langsung tertegun didepan bunga itu, dan disaat yang sama, ayahnya juga datang dan dia juga terkejut saat melihat tulisan dibunga itu.
"Apa-apa-an ini?" Gumamnya.
"Ayah, siapa yang membeli bunga ini?" Tanya Narin dengan kesal, ayahnya sedikit bingung lalu berkata.
"Ayah memang membeli bunga tadi pagi dan minta penjaga toko itu untuk mengirimkannya kesini, tapi bukan bunga duka." Sahut Ayahnya.
"Dimana ayah membelinya?" tanya Narin dengan kesal.
Ayahnya pun mengatakan alamat tempat dia membeli bunga itu dan tentu saja Narin langsung tau tentang alamat itu karna alamat itu ada didalam kepala Narin bahkan sudah bertanda merah.
"Pasti wanita itu yang sengaja melakukan semua ini." Umpat Narin dalam hati.
Disaat yang sama para tamu undangan pun berdatangan, Narin langsung menyuruh pelayannya untuk membuang bunga itu, tetapi bunga itu sempat dilihat oleh beberapa orang teman-temannya dan dia pun langsung di tertawakan oleh mereka.
"Kapan kamu mati?" tanya paisal sambil tertawa terbahak-bahak.
"Kesalahan pemilik toko, dalam menulisnya." Ujar Narin sambil cemberut.
Kesalnya memang tidak seberapa, tetapi malunya itu sampai mencapai langit ketujuh dan beberapa tamu yang baru datang juga terlihat tertawa, meski mereka mentertawakan tentang hal yang lain tapi yang ada dipikiran Narin hanyalah, mereka sedang mentertawakan tentang bunga itu dan dia merasa seperti orang b0doh diacara ulang tahunnya sendiri.
Pesta pun berakhir ditengah malam, tapi malam itu Narin tidak bisa tidur karna dia sangat gelisah menunggu pagi datang.
Keesokan panginya, bahkan pagi-pagi sekali Narin sudah tiba didepan toko bunga itu, tetapi karna terlalu pagi toko bunga itu pun belum buka.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang perempuan yang kemaren membeli bunga duka, lalu dia bertanya kepada Narin.
"Tokonya belum buka ya...Mas?" Tanyanya.
"Iya Bu." sahut Narin dengan sopan.
Setelah menunggu 15 menit, pemilik toko pun akhirnya datang.
Ibu Diana, pemilik toko itu mulai membuka tokonya dan disaat yang sama, Karen datang bersama dengan Mita dengan naik ojek, Ibu Diana pun langsung didatangi juga oleh Narin dan Sulis.
"Bu! Siapa pemilik tempat ini?" tanya Sulis kepada ibu Diana, dan dengan bingung Ibu Diana pun menjawab.
"Saya Bu! Ada apa ya, Bu? Apakah ada yang bisa saya bantu?" Ujarnya.
"Saya kesini mau meminta ganti rugi karna anak buah ibu sudah salah mengirimkan bunga." Ujar Sulis.
"Maaf Bu, saya masih belum faham, apakah bisa dijelaskan apa masalahnya?" Tanya ibu diana.
"Kemaren saya memesan bunga duka untuk keluarga saya yang sudah meninggal dunia, tetapi yang datang adalah bunga dengan ucapan selamat ulang tahun dan karna hal itu saya merasa sudah tertipu." ujar Sulis dengan kesal, ibu Diana yang kebingungan pun kemudian melihat kearah Narin.
"Dan, Mas ini apa masalahnya?" Tanya Ibu Diana.
"Saya yang menerima bunga duka itu." sahut Narin, repleks Sulis pun melihat kewajah Narin.
"Anak buah ibu sepertinya tidak bisa diandalkan, pekerjaannya tidak becus." umpat Sulis dengan nada yang nyaring, Ibu Diana pun melihat kearah Karen dan Mita yang sejak tadi juga sudah berdiri dibelakang Narin dan Sulis.
"Mereka berdua adalah anak buah saya, jadi, diantara mereka yang mana anak buah saya yang sudah melakukan kesalahan seperti itu?" tanya ibu Diana sambil menunjuk kearah Karen dan Mita.
"Dia orangnya, Bu." Ujar Sulis sambil menunjuk kearah Karen.
Setelah menarik nafas panjang, Ibu Diana pun berkata kepada Sulis dan Narin.
"Saya minta maaf, silahkan masuk kedalam karna saya bersedia mengganti semua kerugian kalian." ucap ibu Diana, pintu dibuka dan mereka semua langsung masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
bisa sampai tertukar gitu itu pesanan orang 😅
2023-02-24
1
Toko john 125
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-06
1
Toko john 125
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-06
1