Meyer melemparkan remote TV yang baru saja Ia sentuh ke layar TV. Pria itu cukup geram dengan berita gosip yang baru saja diberitakan di beberapa media masa.
Sementara Dena terdiam lama mendengar berita gosip itu. Namun air mata mengalir dari sudut matanya tidak bisa menyembunyikan betapa hancur dan sakitnya hatinya mendapatkan tekanan seperti itu.
Dena kembali masuk ke dalam kamar mengemasi pakaiannya. Ia benar-benar sudah lelah dengan tekan yang selama ini dialaminya. Tak beberapa lama Dena keluar menyeret kopernya dengan mata sembab.
Meyer tentu saja terkejut melihat kekasihnya menangis keluar dari kamar sembari menyeret sebuah koper.
"Apa kau berniat keluar dari tempat ini? sementara diluar sana media masa lagi berusaha memojokkan mu!!" geram Meyer berlari mengejar Dena saat wanita itu berniat membuka pintu apartemen miliknya.
"Please Meyer!!" mohon Dena.
"Kali ini ijinkan aku menenangkan diri!!" sambung Dena penuh harapan.
"Aku lelah setiap hari mendapatkan tekanan seperti ini!!" tukas Dena menatap Meyer penuh rasa lelah dan kecewa.
"Aku tidak bisa jauh dari kamu Dena. Untuk kali ini saja! percayalah padaku! apa kita menikah saja? atau bertunangan terlebih dahulu supaya kamu percaya padaku?"
"Aku mohon percayalah! kali ini saja! untuk terakhir kalinya! hem!" mohon Meyer mengenggam tangan sebelah tangan Dena. Namun Dena tetap teguh dengan pendiriannya.
"Aku lelah mendengar kalimat itu Meyer!!!" sentak Dena menghempaskan tangan kekasihnya.
"Aku lelah mendengar janji-janji yang selama ini kau ucapkan!!"
"Buktikan!!"
"Buktikan kalau kau benar-benar mencintaiku!!" sentak Dena menepis kasar genggam Meyer.
Dena menyeret kopernya keluar dari apartemen Meyer dengan perasaan hancur lebur.
#
#
Dena lalu menyewa sebuah apartemen yang tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya. Dena mengurung dirinya di kamar seharian, tanpa berniat mengangkat panggilan masuk yang sedari tadi mengusik pendengarannya. Ia juga belum makan seharian karena tidak napsu makan. Ia sibuk menatap selembar foto dirinya dan Meyer saat awal-awal pacaran dulu.
"Apa kurangnya aku di dalam hidupmu? sampai kau tega mengkhianati ku? apa tidak cukup perhatian dan cinta yang selama ini aku berikan padamu?" tanya Dena menatap kosong kearah foto itu.
"Apa hanya karena cinta satu malam dua tahun lalu kau mengencani ku?" tanya Dena meneteskan air mata menahan perasaan sesak di dadanya.
"Mengapa kau tidak langsung jujur saja, kalau kau bosan menjalani hubungan monoton seperti ini." sambung Dena tidak habis pikir tingkah Meyer.
Bukan hanya sekali Dena merasakan perilaku tidak menyenangkan dari Meyer. Dena bertahan karena Ia percaya Meyer akan berubah mencintainya dan setia kepadanya.
Namun semuanya sudah terbukti Meyer tidak bisa menempati janjinya untuk setia dengan satu wanita.
Drettt drettt drettt drettt
Dena menatap sekilas layar ponselnya, terlihat tiga pesan masuk ke ponselnya. Tidak ada nama si pengirim pesan itu.
Deg
Air mata wanita itu mengalir deras dari pelupuk matanya membasahi pipinya. Dena menangis tersedu-sedu menatap foto sepasang wanita dan pria terlihat tidur bersama. Pesan terakhir berisi foto kartu undangan pertunangan kekasihnya dan Katherine.
Ting
[Jangan lupa hadir di acara pertunangan kami.]
Dena meremas kuat ponselnya membaca pesan yang baru saja masuk ke WhatsApp nya.
"Aku akan membalas mu Meyer! bajingan!!" teriak Dena dengan suara bergetar menepuk-nepuk dadanya menghilangkan rasa sesaknya.
"Mengapa nasibku seburuk ini!! lahir dari keluarga broken home! ditinggalkan di panti asuhan dan hidup bersama pria yang ngakunya cinta dan takut kehilangan. Tetapi masih saja tidur dengan wanita lain!!" geramnya memancarkan sorotan mata penuh kebencian.
"Tuhan--"
"Masih adakah laki-laki tulus di dunia ini?"
"Yang mau menerima ku dan mencintai ku apa adanya?" lirihnya menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.
Menangis adalah cara terbaik Dena melampiaskan rasa sakit, sesak, kecewa dihatinya. Saat hatinya hancur hingga berkeping-keping oleh Meyer. Pria yang selama dua tahun ini menjalin kasih dengannya.
Dena tidak peduli dengan keadaan perutnya yang sedari tadi keroncong minta diisi. Ia juga tidak peduli kalau esok pagi bawah matanya akan sembab dan bengkak sehingga mempengaruhi pekerjaannya.
#
#
Keesokan harinya
Dena tidak kunjung menerima panggilan telepon dari sahabat dan managernya. Wanita itu masih berusaha menyembuhkan luka yang masih terbuka lebar dan membekas di hatinya.
Ting
[Jangan lupa makan! aku sangat mencintai!]
Ting
[Percayalah! apa pun akan aku lakukan agar kita tetap bersama seperti dulu lagi!]
Ting
[Jika kamu sudah merasa lebih baik, maka hubungi aku!]
Ting
[Jangan terlalu larut dalam kesedihan! jangan terlalu memikirkan perkataan orang lain. Karena apa pun yang terjadi di hatiku hanya kamu! dan siapapun tidak akan pernah bisa merubah perasaanku kepada kamu!]
Setiap kali pria itu menghubunginya, maka setiap kali pula nomor asing mengirim pesan-pesan vulgar kepadanya mengenai masa lalu Meyer. Tentu saja pesan itu semakin membuat Dena tertekan.
"Belum usai masalah satu, timbul lagi masalah-masalah yang lain!" ketus Dena menghapus jejak air mata di kedua pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Queensland
Kerja si Katherine nih. Kutu kampret 👿
2022-12-15
0
Queensland
Pergilah Dena tinggalkan pria seperti Meyer
2022-12-15
0