Berita tentang hubungan Meyer dan Dena mulai menyebar luas sejak dua tahun silam. Namun kejadian hari ini cukup membuat orang-orang terkejut. Termasuk saat para hadirin melihat Meyer datang ke acara amal digandeng wanita lain tanpa menggandeng kekasihnya yaitu Denada sendiri.
"Meyer--"
"Apa yang sudah kau lakukan! kau benar-benar mempermalukan ku!" monolog Dena dalam hati.
Dena merasa Meyer dan Katherine benar-benar sudah menginjak-injak harga dirinya di depan umum.
Dena mengangkat kepalanya ke atas agar air mata yang sedari tadi sudah menggenang di matanya tidak terjatuh. Ia harus menjadi image-nya di depan publik.
Apa hatinya terluka?
Tentu saja hatinya benar-benar terluka mengalami kejadian hari ini. Padahal baru kemaren sore mereka pulang liburan dari luar negeri. Meyer terlihat sangat bahagia saat bersamanya. Mereka juga bersenang-senang selama seminggu hingga liburan mereka usai.
Ingatan Dena sekilas kembali ke beberapa hari yang lalu.
"Apa kamu bahagia dengan liburan kita kali ini?" tanya Dena.
"Tentu sayang! kebahagiaan ku hanya ada padamu! apa lagi saat aku mendengar suara merdu mu saat dibawah kungkungan ku." ungkap Meyer menatap Dena penuh cinta.
"Cih gombal!" balas Dena dengan wajah malu-malu.
Meyer langsung merangkul pinggang kekasihnya dari samping. Mereka duduk di balkon hotel yang langsung menghadap ke arah laut lepas.
"Aku berharap setelah menikah nanti kita kembali berlibur kesini dengan tambahan satu anggota baru."tukas Meyer penuh harapan mendekap tubuh ramping sang kekasih dengan erat.
#
#
Namun hari ini pria itu lagi-lagi bertingkat diluar batas. Dena benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah berubah-ubah Meyer. Kadang pria itu terlihat perhatian dan memberikan banyak cinta kepada Dena. Namun terkadang pria itu juga bisa menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping.
Ekspresi kesedihan terlihat kontras di wajahnya.
Seorang pemuda diam-diam mengarahkan kamera miliknya kearah Dena. Pria itu di sewa seseorang untuk menyebarkan foto menyedihkan Dena.
Cekrek
Cekrek
Pria itu lalu berlalu keluar dari sana setelah mendapatkan instruksi dari seseorang yang menyewanya.
#
#
Seorang wanita bertubuh langsing yang juga memiliki berprofesi sama dengan Dena sedari tadi mengamati ruangan itu. Gadis campur Indonesia- Amerika itu sedari tadi mencari-cari keberadaan Denada.
Gadis itu mengenakan gaun merah dengan belahan sebatas paha membalut tubuh seksinya. Ia juga mengenakan pakaian tradisional yang dirancang langsung oleh desainer tempatnya bekerja.
"Hey Dena--"
"Are you okey?" tanya Olivia tiba-tiba sudah berdiri di samping Dena. Ia menyeritkan dahinya menatap lama wajah sedih Denada.
"Aku baik-baik saja, Liv." sahut Denada dengan suara pelan nan sedikit bergetar menatap sekilas kearah meja Meyer.
"Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja. Apa kau mau menghibur diri setelah acara ini selesai?" tawar wanita itu membantu sahabatnya memenangkan diri. Ia melirik sekilas kearah meja yang di tempati Meyer dan rekan bisnisnya.
"Oliv--"
"Apa kau mau mengajakku berpesta lagi setelah ini?" tanya Dena memicing matanya menatap wajah Olivia.
"Aku tahu kau lagi marah dan kesal kepada kekasihmu. Bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu kita pergi ke Club dan bersenang-senang." ujar Olivia tersenyum kecil menatap wajah sahabatnya.
Denada membenarkan perkataan sahabatnya itu. Ia pada akhirnya menyetujui tawaran Olivia.
"Club biasa." bisik Olivia di telinga Dena.
Gadis itu juga ingin menjernihkan pikirannya setelah seharian bekerja di depan kamera.
#
#
Di dalam Club
Dena dan Olivia berjoget di atas dance floor tanpa meminum alkohol. Karena mereka takut kebablasan kalau minum alkohol. Apa lagi besok mereka memiliki jadwal pemotretan yang cukup padat.
"Apa ada yang membebani pikiranmu?" tanya Olivia melihat wajah bahagia Dena. Sewaktu di acara amal tadi wajah Dena terlihat seperti orang yang sedang ditimpa masalah.
"Ternyata Meyer akan segera bertunangan dengan Katherine." lirih Dena tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dari sahabatnya itu.
"What!!"
"Ap-apa Meyer sudah gila diam-diam main serong dibelakang mu?" tanya Olivia. Suara keras mereka tidak akan didengar oleh orang lain. Karena suara musik DJ terdengar cukup keras di dalam Club.
"Itu adalah kenyataannya." ujar Dena terdiam lama membayangkan apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka.
"Lalu bagaimana dengan hubungan kalian? apa kau akan terus mempertahankannya setelah berulangkali pria brengsek itu menyakitimu?" tanya Olivia memicingkan matanya melihat raut wajah sedih sahabatnya.
"Untuk kali ini sepertinya aku harus menyerah! aku ingin menjalani hari-hari ku tanpa kekangan Meyer lagi." sahut Dena menatap sekilas ke arah botol wine yang baru saja diletakkan pelayan di atas meja mereka.
Pandangannya lalu beralih mengitari sekeliling Club dan mengamati kondisi sekitarnya. Matanya terpaku melihat tatapan tajam menusuk Meyer mengarah kearahnya dan Olivia.
"Sepertinya Meyer ada di sini juga." ujar Dena memutuskan tatapannya dari tatapan tajam menusuk Meyer. Ia mengalihkan pandangannya menatap kosong ke atas meja. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Setibanya Meyer di meja Dena dan Olivia
"Apa kau tidak mendengarkan ucapan ku tempo hari?"
"Mengapa kau minum alkohol dan pergi ke Club dengan pakaian seperti ini!"
"Ayo pulang aku ingin berbicara denganmu." ujar Meyer penuh penekanan menatap wajah termenung kekasihnya.
"Pulang?"
"Aku masih ingin disini bersama Olivia." ujar Dena menghiraukan tatapan tajam dan menusuk Meyer saat mendengar penolakannya.
"Jika kau tidak mau pulang sekarang juga. Aku akan menghancurkan karirmu!!" ancam Meyer menahan gerumuh dihatinya.
Dena berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar. Dena sudah terbiasa dengan tingkah pemaksa dan sesuka hati Meyer.
"Ayo aku yang akan mengantarmu pulang." ujar Olivia berdiri dari duduknya. Gadis itu tahu bagaimana bucin nya gaya pacaran mereka. Namun rayuan dan kelicikan wanita diluar sana membuat hubungan sahabatnya semakin kesini semakin berantakan.
“Tidak perlu!!”
“Ini urusan kami berdua! Kau juga pulanglah! wanita baik-baik tidak akan menginjakkan kakinya di tempat seperti ini!!” ucap Meyer dengan sinis menyindir Dena dan Olivia.
Meyer mencengkeram kuat pergelangan tangan Dena, dan menyeretnya keluar dari club meninggalkan Olivia.
Gadis itu cukup tersindir saat mendengar ucapan Meyer.
"Cih!!"
"Pria baik-baik juga, tidak akan mengkhianati wanitanya!!" gumam Olivia menatap kepergian Meyer dan sahabatnya Denada.
#
#
Di luar Club
"Lepas Meyer!!!" teriak Dena berusaha melepaskan cengkraman Meyer di pergelangan tangannya.
"Sakit!!"
"Tidak bisakah kau bersikap sedikit lembut?" teriak Dena dengan suara bergetar menghentikan langkah Meyer.
Pria itu tiba-tiba melepaskan tangan kekasihnya. Ia lalu mengalihkan pandangannya melihat pergelangan tangan Dena berubah menjadi warna biru keunguan.
"Ma-maafkan aku sayang, aku tidak bisa mengontrol emosiku." ucap Meyer mengenggam lembut pergelangan tangan Dena.
Dena menghiraukan permintaan maaf Meyer. Ia lalu melangkah masuk ke dalam mobil Meyer tanpa menunggu sang pemilik.
Mereka saling diam sepanjang perjalanan pulang ke apartemen yang selama ini mereka tempati.
#
#
Di Apartemen
Suara bantingan gelas terdengar nyaring di pendengaran Dena.
Pranggggg
"Apa putus!!!" teriak Meyer emosi menatap wajah sembab Dena.
Pria itu membanting gelas air minum yang baru saja ingin Ia teguk.
"Apa alasanmu mau putus denganku?" tanya Meyer memelankan suaranya saat melihat mata berkaca-kaca kekasihnya.
"Apa semua yang aku berikan kau anggap sampah?" tanya Meyer pelan menatap tajam bola mata berkaca-kaca kekasihnya.
......***Bersambung***......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
jeamona trymrr
Hi salam kenal dari "Bad boy jadi bucin" semangat ya. Jangan lupa mampir.
2022-12-17
0
Aries
iya nih toxic. Sepertinya Meyer tipikal pria obsession 🤔🤔
2022-12-14
1
Queensland
Toxic
2022-12-14
2