Bab 4 Pemberitaan Media

Katherine mencampurkan beberapa butiran ekstasi sekaligus obat perangsang ke dalam minuman jus yang di pesan Dena. Sehingga membuat Dena teler dan tidak sadarkan diri. Namun saat terbangun Dena berubah menjadi gadis yang berbeda. Rasa panas ditubuhnya membuatnya hilang arah ingin menerkam Meyer yang pada awalnya berniat membantunya.

Meyer yang memang sedari dulu merupakan pria casanova, dengan senang hati mau meniduri gadis suci seperti Dena. Dari sanalah mulai kedekatan mereka. Meyer cukup terobsesi dan tergila-gila kepada Denada. Ia merasakan sensasi yang berbeda saat bersentuhan dengan Denada. Apa lagi Dena mampu membuat desiran aneh di hatinya.

***Flashback Off****

Mengingat kejadian masa lalu membuka air mata Dena semakin mengalir deras. Wanita itu menangis tersedu-sedu mengingat betapa besarnya rasa cintanya kepada Meyer. Kebaikan Meyer benar-benar menyentuh sampai ke relung hatinya yang terdalam.

Meyer ikut menangis dalam diam mendengar suara tangisan Dena. Pria itu masih sibuk dengan ketakutannya kalau sampai putus dari Dena.

Sementara Dena sibuk dengan perasaan bimbang nya saat berniat meninggalkan Meyer. Kebaikan Meyer di masa lalunya benar-benar terngiang-ngiang di Ingatannya. Tapi Ia juga tidak bisa membohongi rasa sakit hatinya mengingat-ingat kejadian di met gala tadi.

"Aku akan melakukan apapun untuk kamu. Yang penting jangan pergi dariku. Hem!" bujuk Meyer mendekap tubuh Dena.

Pria itu lalu menghapus sisa-sisa jejak air mata yang sedari tadi membasahi pipi Denada. Pria itu dengan lembur menatap mata sembab sang kekasih.

Meyer lalu melepaskan dasi yang mengikuti kaki dan tangan Dena. Pria itu merasa bersalah melihat bekas ikatan berwarna merah terlihat kontras di pergelangan tangan dan kaki Dena.

"Sayang ma-maafkan aku...." lirih Meyer mengecup bekas ikatan berwarna merah itu berulang kali di pergelangan kaki Dena. Pria itu tidak jijik sama sekali mengecup pergelangan Dena berulangkali.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi." ucap Meyer beralih mengenggam kedua pergelangan tangan sang kekasih. Ia lalu mengecup berulangkali bekas ikatan di pergelangan tangan Dena. Lagi-lagi pria itu mengucapkan kalimat yang sama.

"Sayang. Ma-maafkan aku...." lirih Meyer dengan mata berkaca-kaca.

Pria itu lalu menangis tersedu-sedu di dada Dena. Ia merasa bersalah lagi-lagi menyakiti Dena. Ia terkadang kesulitan mengontrol emosinya.

"Aku baik-baik saja sekarang. Tidak usah menangis." ucap Dena lirih mengelus lembut kepala Meyer.

"Ta-tapi aku sudah menyakiti kamu secara fisik." ucap Meyer menatap mata sembab Dena dengan air mata mulai menggenang di kedua pelupuk matanya.

"Lebih baik kita beristirahat. Bukankah besok kamu ada rapat? lebih baik kita tidur saja." ucap Dena mengeser sedikit tubuhnya kepinggir.

Meyer menurut perkataan Dena. Pria itu membaringkan tubuhnya menyamping sehingga berhadapan dengan sang kekasih. Meyer menarik pinggang Dena agar tubuh mereka tidak berjarak.

Meyer mendekap pinggang ramping Dena dengan erat. Ia terlihat seperti anak kecil posesif yang takut kehilangan ibunya. Dena tersenyum tipis melihat bagaimana posesifnya Meyer mendekapnya. Ia lalu membalas pelukan sang kekasih.

Mereka lalu tidur saling berpelukan.

Keesokan harinya

"Selamat pagi pemirsa...."

"Hari ini kita mendapat gosip terbaru mengenai kedekatan seorang pengusaha sukses Meyer dan juga model Katherine Matthew. Katherine merupakan keturunan dari salah satu pemegang saham terbesar rumah sakit Medical Center. Dengar-dengar nih, gosipnya Meyer sudah pacaran selama dua tahun dengan rekan seprofesi Katherine bernama Denada Wilims. Apakah ini suatu pertanda bahwa hubungan Denada dan Meyer sudah kandas?"