Episode 5

Putri memeluk Mamah nya Mencium pipi seperti biasa dan mengucapkan selamat malam.

Setelah itu mamah nya keluar.

Dia melihat pintu kamar Riski terbuka. Bu Mirna masuk dan ternyata Riski sedang bermain game di komputer nya.

"Mulai Minggu besok kamu sudah bisa masuk kuliah nak, sebaik nya kamu harus menyiapkan apa yang di perlukan." ucap mamah nya.

Keesokan harinya di pagi hari yang cerah Riski baru saja selesai Olahraga.

Dia masuk ke rumah kebetulan juga Putri baru keluar dari kamar nya.

"Kakak habis selesai olahraga yah? kok gak ngajakin aku sih?" tanya Putri. Riski tidak menjawab dia lanjut minum.

Putri mendekati nya.

"Kakak memiliki badan yang sangat bagus sekali, Aku yakin perempuan mana pun pasti akan sangat suka melihat kakak." ucap Putri.

Riski hanya diam saja.

"Papah sama mamah sudah berangkat kerja kak?" tanya Putri.

"Kamu bisa diam tidak? Kamu terlalu banyak bertanya!" ucap Riski langsung pergi.. Putri diam.

"Bik tolong bersih kan kamar saya nanti yah." ucap Riski.

"Biar aku aja kak." ucap Putri menawarkan diri. Riski menggeleng kan kepala nya. "Kamu tidak boleh menyentuh barang-barang Pribadi saya, termasuk masuk ke kamar saya." ucap Riski.

"Kok gitu kak?" tanya Putri. "Jangan banyak tanya!" ucap Riski.

Putri melihat Riski naik ke atas.

"Kenapa sih Kak Riski cuek banget sama ku?" ucap Putri.

"Den Riski memang orang nya dingin Non, kelihatan nya juga sangat galak.. Jujur saja Bibik lebih takut kepada Den Riski dari kecil dulu karena sulit di tebak." ucap Bibik.

Putri menghela nafas panjang.

"Tapi aku tidak boleh menyerah, aku harus berhasil dekat dengan kak Riski agar aku ada yang jagain di kampus." ucap Putri. Bibik tersenyum.

"Seperti nya tadi malam Non Bergadang lagi yah?" tanya Bibik. "Hehehehe..." Putri hanya bisa terkekeh.

"Jangan sering-sering begadang Non. Jangan memaksa kan diri untuk menulis banyak bab." ucap Bibik.

"Aku harus segera menyelesaikan semua nya Bik agar nanti masuk kuliah aku tidak terlalu sibuk." ucap Putri..

"Ya udah kalau begitu Non, asal non jaga kesehatan." ucap Bibik.

Putri sarapan setelah selesai sarapan dia duduk di ruang tamu. Tiba-tiba kakak nya turun.

"Loh kakak mau kemana sudah rapi seperti ini? aku boleh ikut kan?" tanya putri.

Riski menggeleng kan kepala nya. "Kak aku bosan di rumah saja, aku ikut kakak boleh yah, janji gak ngerepotin kok." ucap Putri.

Riski menggeleng kan kepala nya dia pun langsung keluar dari rumah meninggalkan Putri.

"Huff sangat menyebalkan sekali!" ucap Putri dengan kesal.

Tiba-tiba handphone nya berbunyi telpon dari Bima anak teman papah nya yang dekat dengan nya.

"Halo kak Bima." ucap Putri.

"Halo Putri, kamu di Mana? Kakak Akan datang menjemput kamu jalan-jalan mumpung kamu masih libur." ucap Bima.

"Loh kakak tidak bekerja?" tanya Putri. "Hari ini tidak. Kamu siap-siap yah, kakak akan ke sana." ucap Bima.

"Aku ijin sama Mamah dan papah dulu yah kak." ucap Putri.

"Kakak sudah ijin kok, kamu tidak perlu ijin lagi kepada mereka." ucap Bima. Putri mengangguk.

Dia berdandan cantik dan menunggu di depan rumah. "Kamu sudah siap? Maaf yah sudah membuat lama menunggu.. Jalanan sangat macet sekali." ucap Bima.

"Gak apa-apa kak, aku baru saja duduk di depan." ucap Putri..

"Kakak dengar kalau Riski sudah pulang, kakak ingin menyapa nya." ucap Bima.

"Kak Riski sudah pergi kak." ucap Putri.

"Oohh." ucap Bima. Mereka pun segera pergi dari rumah ke tempat Yang ingin di kunjungi oleh Bima dan Putri.

Bima sedang mencari alat-alat untuk kuliah nya besok tiba-tiba handphone nya berdering.

"Mamah? kenapa mamah menelpon?" ucap Riski.

"Halo mah." ucap Riski.

"Kamu di mana nak?" tanya mamah nya. "Aku lagi ada di toko mencari alat-alat untuk kuliah besok." ucap Riski.

"Oohh begitu, kenapa sekalian tidak membawa Adik kamu?" tanya Mamah nya.

"Mah aku ingin sendiri. Membawa dia akan merepotkan aku." ucap Riski langsung mematikan handphone nya.

"Aaarrggg..." Dia sudah kesal dia memilih untuk keluar mencari minuman.

Namun sedang duduk di cafe, Riski melihat Putri dan juga Bima.

Riski mengambil foto itu dan mengirim kan kepada mamah nya.

"Kenapa dia keluar dengan pria tidak ijin, sangat tidak sopan." ucap Riski.

Dia melihat Putri dan Bima sangat dekat sekali.

Seketika dia mengingat beberapa tahun yang lalu.

"Kenapa setiap melihat Putri aku mengingat gadis itu?" ucap Riski.

Saat dia kecil dulu dia pernah menunggu hujan reda agar bisa pulang ke rumah nya waktu bermain.

Namun sudah sore hujan tak kunjung reda. Tiba-tiba gadis kecil datang menghampiri nya dan menawarkan payung untuk di pakai oleh nya pulang ke rumah.

Tampa pikir panjang Riski membawa payung itu dan meninggalkan gadis itu di sana.

Dan dua tahun yang lalu Riski bertemu dengan Putri di salah satu acara pengumuman Buku-buku yang di terbitkan.

Riski pada hari itu hadir bersama teman nya. Dia datang dari luar negeri hanya untuk melihat acara itu karena salah satu buku penulis yang dia suka ada di sana.

Dan pada saat itu dia melihat Putri berdiri di panggung. Terlihat sangat grogi sekali sehingga mengucapkan kata-kata salah.

Riski baru tau ternyata penulis buku yang dia suka itu adalah Putri. Dia sangat salut karena buku Putri sudah banyak penggemar nya.

Dia sadar kalau waktu itu Putri gugup.

"Berikan tangan mu!" Ucap Riski menyusul Putri di lobby.

Putri memberikan tangan nya. Begitu juga dengan Riski memberi kan tangan nya kepada Putri.

"Tulis apapun yang membuat kamu grogi di sini, saya akan membuang nya jauh-jauh." ucap Riski.

Putri menghela nafas panjang. Dia langsung menulis di tangan Riski yang begitu lebar karena dia memiliki badan yang begitu kekar.

Setelah dia tulis Riski menutup tangan nya.

"Semangat." ucap Riski dan langsung pergi.

Putri belum sempat melihat wajah nya namun Riski sudah pergi.

Sampai sekarang Riski belum bisa melupakan itu.

Dia membuka tas nya dan mengeluarkan buku Putri yang sudah lama dia pegang.

"Putri baru menerbitkan Buku dua. Yang satu tentang Sejarah dan yang satu nya tentang Romansa.

Riski memiliki kedua buku itu. Dan dia sangat berharap Putri akan menerbitkan buku lagi.

"Pak! Permisi Pak." ucap karyawan Cafe. "Iyah kenapa?" tanya Riski.

"Ini ada surat dari meja nomor 07." ucap Mbak itu. Riski mengambil nya dan menoleh ke arah meja 07. Dan ternyata Putri dan Bima.

"Kakak di sini juga? Kalau kakak tidak memiliki teman, ayo bergabung dengan kami." Isi surat.

Terpopuler

Comments

o2m860270

o2m860270

semangat kk up ny..

2022-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!