Episode 3

"Sangat lebay sekali!" ucap Riski dengan kesal. Tiba-tiba handphone nya berbunyi.

"Halo Pah." ucap Riski.

"Kamu di mana? Putri di mana? Kenapa handphone nya tidak di jawab? Dia baik-baik saja kan? Kamu tidak melakukan hal yang kejam kepada Putri kan?" tanya papah nya.

"Enggak pah. Kenapa papah berfikir negatif kepada ku?" ucap Riski.

"Kalau begitu berikan handphone nya kepada Putri." ucap papah nya. Riski melihat putri yang masih mual-mual.

"Nanti saja pah, sekarang dia lagi membeli buku di dalam." ucap Riski berbohong.

"Kamu jangan berfikir kalau papah tidak tau apa yang kamu lakukan yah nak!" ucap papah nya.

"Iyah pah nanti aku akan menelpon papah sudah ada dia." ucap Riski. "Baiklah. Papah titip Putri terlebih dahulu!" ucap papah nya dan langsung mematikan sambungan telepon nya.

"Huff apa-apaan ini! Bisa-bisa nya Papah lebih mementingkan anak itu dari pada anak kandung nya sendiri." ucap Riski.

Riski melihat putri mendekati nya.

"Kak aku butuh air minum, di dalam mobil tidak ada Air Minum?" tanya Putri. "Kenapa kamu bertanya kepada saya? ambil saja sendiri." ucap Riski. Putri langsung melihat nya ke dalam.

Setelah dapat dia minum dan merasa sedikit lega.

"Huff.." Dia menarik nafas dalam-dalam.

"Kalau tidak bisa naik mobil kenapa harus naik mobil? sangat kampungan sekali! lain kali naik becak saja, sangat menyusahkan sekali!" ucap Riski.

"Kakak membawa mobil terlalu cepat, aku sangat takut sampai aku mabuk. Aku tidak pernah mabuk di dalam mobil sebelum nya." ucap Riski.

"Sudah jangan terlalu banyak berbicara. Kamu pergi cari buku yang kamu mau." ucap Riski.

"Kakak gak ikut?" tanya Putri. Riski menggeleng kan kepala nya.

"Tapi papah bilang Kakak harus ikut." ucap Putri.

"Saya bilang tidak yah tidak! Kenapa kamu sangat keras kepala sekali!" ucap Riski dengan kesal.

"Baiklah kak, aku minta maaf." ucap Putri, dia pun langsung masuk ke dalam Toko meninggal kan Riski di depan toko.

Riski sudah setengah jam menunggu di kursi tunggu bagian depan namun Putri tak kunjung keluar.

"Kemana dia? Apa dia memborong semua buku-buku yang ada di dalam?" ucap Riski.

Dia menyusul nya masuk ke dalam. Toko cukup luas sehingga sulit ditemukan. Riski sudah bertanya kepada penjaga tokoh namun tidak tau yang mana di maksud oleh Riski karena sangat banyak pengunjung.

"Benar-benar menyusahkan sekali!" ucap Riski dengan kesal terpaksa dia masuk ke ruangan cctv melihat di mana adik nya itu.

Namun ternyata Putri sedang asik membaca buku. Riski menghela nafas panjang.

"Hei! Kamu pikir saya supir kamu?" ucap Riski kepada Putri.

Putri tidak menjawab nya. "Kamu mendengar saya tidak?" tanya Riski menarik buku Putri.

"Loh kenapa di ambil kak? Aku belum selesai membaca nya." ucap Putri.

"Sudah waktunya pulang, kamu sudah hampir satu jam di sini. Saya bukan supir kamu yang menunggu kamu di sini!" ucap Riski.

"Kakak bisa pula duluan, aku masih lama di sini." ucap Putri. "Papah Sama mamah Akan marah kalau saya meninggalkan kamu di sini!" ucap Riski.

"Papah sama Mamah sudah tau kok kalau aku selalu lama di toko buku." ucap Putri. Riski menghela nafas panjang.

"Jangan membuat saya kesal, segera ambil apa yang kamu cari, bayar dan langsung pulang!" ucap Riski.

"Tapi kak."

"Buruan!" ucap Riski. Akhirnya Putri membayar buku yang sebelumnya nya sudah dia dapat dan langsung keluar.

"Maafin aku kak sudah membuat kakak lama menunggu. Bagaimana kalau kita makan dulu?" tanya Putri.

"Tidak perlu! Kita langsung pulang saja." ucap Riski dengan nada yang sangat cuek. Putri mengangguk dia masuk ke dalam mobil.

"Sebenernya kamu ngapain sih datang ke keluarga saya? Kamu membuat kasih sayang orang tua saya berubah. Mereka lebih perhatian dan sering menanyakan kamu!" ucap Riski.

Putri menoleh ke arah Riski. "Kenapa kamu tidak kembali kepada keluarga kamu? Kamu di sini hanya membuat saya susah! Baru bertemu satu hari sudah membuat hidup saya menjengkelkan." ucap Riski.

"Aku minta maaf kak." ucap Putri. "Minta maaf, Minta maaf! Semua nya tidak Akan selesai dengan kata minta maaf!" ucap Riski.

Putri menundukkan kepalanya. "Ini nih kalau perempuan. Bisa nya nangis dan setelah itu mengadu kepada orang tua nya. Itu sebabnya saya tidak ingin memiliki adik perempuan!" ucap Riski.

Putri hanya diam saja. Keluarga kamu kemana? kenapa kamu tidak kembali saja kepada mereka?" tanya Riski.

"Orang tua ku sudah tidak ada kak, aku anak yatim-piatu , aku juga tidak tau keluarga ku di mana." ucap Putri.

Seketika Riski langsung terdiam. Dia tidak tau kalau Putri anak yatim-piatu.

Suasana jadi sangat dingin di dalam mobil setelah Putri mengatakan itu.

"Kenapa aku begitu jahat sih mengatakan itu? Hanya karena jengkel menunggu mulut ku jadi sangat tidak bisa di kontrol." ucap Riski dalam hati.

"Krukkk.... Krukkk...." Tiba-tiba perut Putri berbunyi.

Riski menoleh ke arah Putri.

"Maaf kak, perut ku bunyi. Aku sangat lapar sekali." ucap Putri sambil mengelus perut nya.

Riski melihat jam sudah jam satu siang. Akhirnya mereka berhenti di sebuah Cafe untuk makan siang.

Putri memesan makanan yang dia mau. Sangat banyak sampai membuat Riski kebingungan.

"Apa kamu bisa menghabiskan semua makanan ini?" tanya Riski. Putri tersenyum sambil mengangguk.

Riski melihat putri makan sangat lahap sekali.

"Badan nya saja yang sangat kecil namun makanan nya seperti makanan lima orang." ucap Riski dalam hati.

"Apa yang kakak lihat? Kenapa kakak tidak makan?" tanya Putri. "Urus saja makanan kamu sendiri." ucap Riski. Putri mengangguk.

Saat sedang asik makan handphone Putri berbunyi telpon dari Mamah nya.

"Halo Mah." ucap Putri. "Halo sayang, kamu lagi di Mana itu?" tanya mamah nya. "Ini lagi makan siang sama kak Riski." ucap Putri.

"Oohh. Bagus deh kalau sama Riski. Mamah cuman mau bilang kalau seperti nya mamah pulang telat, kamu sama kak Riski dulu yah." ucap mamah nya.

"Mah Putri itu sudah dewasa dia bahkan sudah mau kuliah, jangan perlakukan dia seperti anak bayi yang harus di jaga dan juga harus di perhatikan terus." ucap Riski.

"Tugas kamu sebagai kakak harus menjaga nya dengan baik, jangan membuat putri menangis, jangan marah kepada nya." ucap Mamah nya.

Riski menghela nafas panjang. "Apa kamu mendengar Mamah?" tanya Mamah nya. "Iyah mah, Iyah." ucap Riski.

"Ya udah kalau begitu kami lanjut makan dulu yah mah, bye Mamah.. Muachhhhh..." Ucap Putri mencium.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

jgn marah2 trus dong bg Riski
nanti cpt tuirr....🤭🤣

2023-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!