"Jaga mulut kamu Riski! papah tidak pernah mengajari kamu seperti ini." ucap pak Haris.
"Ini adalah keputusan mamah sama papah, Lagian Mamah kamu tidak bisa mengandung lagi karena rahim nya sudah tidak ada." ucap papah nya.
Riski bukan nya bahagia pulang ke rumah tapi dia malah sedih dan kesal, dia langsung naik ke kamar nya.
Dia tambah kaget melihat kamar nya berisi barang-barang Perempuan.
"Apa-apaan ini?" ucap nya dengan kesal.
"Bik! Bibik!!" panggil Riski.
"Ada apa lagi nak?" tanya Bu Marni langsung menyusul anak nya itu ke Atas.
"Kenapa kamar ku jadi tempat barang-barang perempuan seperti ini? Meja game ku? Game ku? Semua nya mana?" tanya Riski.
"Mamah sudah membuat nya di kamar sebelah. Jauh lebih luas besar dan juga nyaman. Sekarang ini adalah kamar adik kamu." ucap Bu Marni.
"Kenapa mah? Aku suka dengan kamar ini." ucap Riski.
"Sudah lah nak, jangan seperti itu. Kamu baru saja pulang sudah seperti ini." ucap Bu Marni.
Riski menggeleng kan kepala nya. "Terserah mamah sama papah saja." ucap Riski.
Bu Marni melihat Riski masuk ke dalam kamar nya.
"Bagaimana mah?" tanya Pak Haris.
"Seperti nya butuh waktu untuk membuat Riski menerima Putri pah, seharusnya dari awal kita harus memberi tau dia, Ujung-ujungnya jadi seperti ini." ucap Bu Marni.
"Nanti dia pasti akan mengerti kok, mamah jangan terlalu di pikirkan. Kamu pergi lah lihat Putri di bawah. Papah mau mandi dan setelah itu istirahat." ucap pak Haris.
Bu Marni mengganguk.
Waktu nya makan malam.
"Kok Riski belum turun mah?" tanya Pak Haris. "Mungkin dia masih tidur, aku akan mencoba membangun kan nya." ucap Marni.
"Gak apa-apa mah, aku saja." ucap Putri.
"Kamu yakin?" tanya Bu Marni. Putri mengangguk.
Sampai di depan pintu kamar Riski dia sedikit ragu-ragu.
"Tok!! Tok!! Tok!!" Tiba-tiba pintu langsung terbuka. Riski menatap wajah Putri dengan tatapan dingin.
"Ada apa?" tanya Riski.
"Mamah sama papah sudah menunggu di meja makan untuk makan malam bersama kak." ucap Putri. "Aku tidak lapar!" ucap Riski.
"Tapi kak."
"Kamu jangan memaksa saya! Pergi dari sini." ucap Riski. "Riski! Kenapa kamu. seperti itu kepada adik kamu?" ucap papah nya.
Riski menghela nafas panjang.
"Ayo turun ke bawah makan sama-sama." ucap pak Haris.
Akhirnya Riski turun dan makan. Tidak ada percakapan di meja makan semua nya fokus pada makanan masing-masing.
Setelah selesai Papah nya menahan Riski.
"Riski sini duduk dengan Papah, papah mau menyampaikan sesuatu." ucap Pak Haris.
Riski mengganguk dia duduk di samping Papah nya.
"Putri Akan kuliah dengan kamu di satu Universitas, papah sama mamah mau kamu menjaga dia, jangan biarkan ada orang yang menjahati dia." ucap papah nya.
Riski menoleh ke arah Putri.
"Kenapa tidak kasih dia bodyguard saja? Kenapa aku harus repot-repot mengurus dan menjaga nya? Dia sudah besar." ucap Riski.
"Riski!" ucap papah nya. Dia langsung terdiam. Riski kesal dia pun memilih untuk pergi.
"Pah tidak perlu seperti itu. Lagian Selama ini aku bersama body guard." ucap Putri. "Kalau kamu dengan Riski kamu akan jauh lebih aman, papah sama. mamah hanya sangat mengkhawatirkan kamu saja." ucap Bu Marni.
"Ya udah kalau begitu kamu tidur gih, sudah malam waktu nya istirahat. Mamah sama papah juga mau istirahat." ucap Orang tua nya.
Putri mengangguk. Putri naik ke atas dia melihat Riski sedang duduk di balkon atas.
"Kakak kok belum tidur sih?" tanya Putri. Riski menoleh ke samping nya. Dia hanya diam tidak mau menjawab apapun yang di katakan oleh Putri kepada nya.
"Aku minta maaf kalau membuat kakak kesal kepada ku. Aku ingin mempunyai hubungan saudara yang baik dengan kakak." ucap Putri.
"Mimpi kamu! Saya tidak pernah ingin memiliki saudara perempuan." ucap Riski.
"Aku akan melakukan apapun agar kakak mau menerima aku,." ucap Putri.
"kembali lah kepada keluarga mu!" ucap Riski dan langsung meninggalkan Putri di balkon.
Putri menghela nafas panjang.
"Aku harus bagaimana? Kelihatan sekali kak Riski tidak menyukai ku." ucap Putri.
Di kamar Riski membuka handphone nya dan menelpon teman baik nya. Cukup lama mereka berbicara sampai akhir nya Riski tertidur.
Keesokan harinya..
"Papah Mamah selamat pagi.." ucap Putri baru saja keluar dari kamar nya dan langsung mencium Pipi mamah dan papah nya.
"Anak papah sudah bangun." ucap pak Haris mengelus rambut Putri.
Putri melihat Riski yang duduk tidak jauh dari papah nya.
"Kamu mau kemana sudah rapi seperti ini nak?" tanya Bu Marni.
"Hari ini aku harus ke toko buku Mah, aku mau mencari beberapa buku yang aku perlukan." ucap Putri.
"Sama siapa?" tanya Mamah nya.
"Sama supir mah." ucap Putri.
"Kamu hari ini tidak ada kegiatan apa-apa kan Riski? Kamu pergi lah anterin adik kamu sesekali." ucap pak Haris.
"Aku tidak bisa pah " ucap Riski.
Jangan banyak alasan! Mamah sama papah hari ini ada urusan keluar." ucap Pak Haris.
"Aku bisa sendiri Pah." ucap Putri. Papah nya menggeleng kan kepala nya.
"Supir kamu lagi libur hari ini, kamu tidak bisa menyetir sendiri." ucap pak Haris.
Mereka memaksa Riski untuk mengantar kan nya.
Dengan sangat berat hati akhirnya dia mau mengantar kan Putri.
"Baru saja satu hari di sini saya sudah di repot kan oleh kamu, bagaimana bertahun-tahun? Saya kembali ke sini agar bisa istirahat dengan tenang namun ternyata tidak bisa." ucap Riski.
"Maafin aku kak, aku tidak tau kalau papah akan menyuruh kakak. Kalau kakak tidak mau aku bisa kok naik Taksi." ucap Putri.
"kenapa tidak dari tadi kamu ngomong seperti itu kepada mamah dan papah? Kamu benar-benar membuat hari ku sial!" ucap Riski dengan sangat jengkel menghidupkan mobil dan mengeluarkan nya.
Sepanjang perjalanan dia tidak ada berbicara dia menyetir cukup laju sampai membuat Putri ketakutan.
"Kak pelan-pelan kak, aku takut. Aku takut..." ucap Putri.
"Biar cepat sampai kamu Jangan banyak protes, kalau kamu takut turun saja!" ucap Riski.
Putri menangis tidak beberapa lama sampai di toko buku. Putri keluar dari dalam mobil dan langsung muntah-muntah.
"Sangat lebay sekali!" ucap Riski dengan kesal. Tiba-tiba handphone nya berbunyi.
"Halo Pah." ucap Riski.
"Kamu di mana? Putri di mana? Kenapa handphone nya tidak di jawab? Dia baik-baik saja kan? Kamu tidak melakukan hal yang kejam kepada Putri kan?" tanya papah nya.
"Enggak pah. Kenapa papah berfikir negatif kepada ku?" ucap Riski.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
abdan syakura
Semangat troos, kak Thor!!!
💪💪☺️😉
2023-01-27
0