Di sebuah flat mewah di London, Zay Aditya terlihat sedang menghangatkan makanan yang semalam dia beli dan dimasukkan ke dalam kulkas.
"Woy, Bakir. Bangun, kamu berada di London tidak seharusnya kamu terus tidur sepanjang hari."
Zay Aditya menendang-nendang sebuah kasur tempat di mana teman sekamarnya sedang tidur.
Bakir dan Zay Aditya bertemu saat mereka sama-sama mencari flat di london. Karena saat itu hanya tersisa satu yang kosong, serta mengetahui bahwa sewa yang harus mereka bayar cukup besar jika menempatinya sendiri. Membuat mereka sepakat untuk menjadi teman sekamar.
Zay Aditya meletakkan segelas susu yang sudah dia minum di kursi yang berada di dekat kasur.
Bankir membuka selimut dan langsung duduk.
"Kawan, London tidak memberikan aku pekerjaan walau hanya setengah hari saja. Seperti nya Aku akan kembali ke desaku saja dan mengaku kepada ibuku bahwa anak laki-laki kesayangannya ini sudah gagal untuk membuat keluarga bangga."
"Keluarlah agar kamu bisa menemukan pekerjaan yang cocok untuk kamu, jika kamu terus mengurung diri di dalam kamar maka selamanya kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan."
"Aku tidak mempunyai talenta yang multifungsi seperti dirimu."
"Kau ini bicara apa?" ucap Zay Aditya sambil mengambil gitar yang tergantung di dinding.
"Oh ya teman, Paman Sam bilang kita harus membayar uang sewa Flat ini. Kalau tidak, Paman Sam memerintahkan kita untuk angkat kaki dari rumah ini."
"Sudah, makan dan nikmati hari ini dengan santai. Aku akan mengurus Paman Sam," ucap Zay Aditya sambil membuka pintu setelah Dia memasukkan potongan terakhir sandwich yang berada di tangannya.
"Apa kamu serius?" teriak Bankir.
"Ya.."
"Zay Aditya memang teman yang sangat perhatian," ucap Bankir sambil menarik kursi untuk menikmati sarapan yang baru saja dibuat oleh Zay Aditya.
Bankir terkejut saat dia menemukan dua lembar uang berwarna merah.
Cup
"Zay Aditya telah meninggalkan uang untuk seluruh Minggu. Semoga Tuhan memberkati nya," ucap Bankir setelah dia mengambil uang itu dan menciumnya.
Zay Aditya mulai berjalan menaiki kereta cepat menuju pusat kota yang jaraknya sekitar 1 jam dari tempat tinggalnya.
Di sinilah Zay Aditya mengais rezeki dengan mengamen..
Zay Aditya mulai memetik senar gitar saat dia merasa bahwa di sinilah tempat yang cocok untuk memainkan sebuah lagu.
Jreng...
Jreng...
Jreng...
Alunan musik yang berasal dari gitar milik Zay Aditya, mulai menghipnotis orang yang berlalu lalang.
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Yaaron Main Ghar Keda..
-Kawan dimana rumahku?
Lokan Toh Puchda Phire..
-Dia terus tanyakan pada setiap orang
Challa Hansda Phire..
-Berkelana dengan senyuman
Challa Ronda Phire..
-Berkelana dengan air mata
Challa Gali Gali Rulda Phire..
-Berkelana tanpa tujuan di jalanan
Challe Tu Sab Da..
-Kau milik semua orang
Challe Tera Koi Nai...
-Namun tak ada yang menjadi milikmu
Challa Gali Gali Rulda Phire..
-Berkelana tanpa tujuan di jalanan
Challa Ki Labhda Phire...
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Challa Ki Labhda Phire...
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Yaaron Main Ghar Keda...
-Kawan dimana rumahku?
Lokan Toh Puchda Phire...
-Dia terus tanyakan pada setiap orang
Rang Satrangi De Bulbula Di Boli...
-Larut dalam warna pelangi, bernyanyi dengan burung bulbul.
Dhup De Pairi Chale, Chhawaan Di Lai Doli..
-Melangkah bersama sinar mentari, di bawah tempat teduh
Hun Kaale Kaale Badalan Vich Chand Labda..
-Melalui setiap awan gelap kau mencoba untuk melihat rembulan
Goongiyan Hawaan Diyaan Awajaa Sun Da..
-Dan mendengarkan bahkan pada angin sunyi
Yaaro Aase Paase Wasda Hai Yaar Mera..
-Teman, kekasihku tinggal dekat denganku
Dikhda Ni Ohdi Khusbuaan Sungdaan..
-Aku tak bisa melihatnya, tapi aku mencium wanginya.
Begitulah di setiap paginya, Zay Aditya bernyanyi agar dapat membeli kebutuhan di hari itu. Zay Aditya juga menjadi montir di cucian mobil. Zay Aditya bekerja secara lepas jadi dia akan datang ketika diperlukan, saat pekerja yang ada di cucian mobil banyak. Zay Aditya akan pergi ke tempat cucian yang sedang ramai dan membutuhkan tambahan karyawan.
Tidak mudah menjadi pengamen seperti Zay Aditya, adakalanya dia dititipkan oleh para polisi dan satpol PP karena dianggap mengganggu kenyamanan.
Jika Zay Aditya sedang merasa beruntung, maka dia akan diundang oleh guru yang sedang mengajak murid-muridnya untuk menjelajahi museum. Dan meminta Zay Aditya untuk menghibur anak-anak dengan lagunya.
Zay Aditya terkadang mengamen di tempat di mana banyak sekali orang yang mengais rezeki dengan menjadi patung atau membalut dirinya dengan warna silver atau emas.
Seperti sekarang, Zay Aditya memilih bermain gitar di lapangan yang sedang ramai oleh orang karena memang hari itu adalah hari weekend.
Zay Aditya memetik gitarnya dan mulai bernyanyi bersama dengan para orang yang juga mengamen..
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Yaaron Main Ghar Keda..
-Kawan dimana rumahku?
Lokan Toh Puchda Phire..
-Dia terus tanyakan pada setiap orang
Naa Visaal Hoya Kadi Na Judai Hoi..
-Tidak ada penyatuan atau perpisahan
Ishq De Qaidi Ki Naa Rihaai Hoi..
-Untuk tahanan cinta, kebebasan tidak pernah terjadi
Lokon Sufne Vich Milne Da Wada Usda..
-Dia berjanji untuk bertemu dalam mimpi
Saari Saari Raat Na Akh Lagdi...
-Tapi tidur tak pernah datang sepanjang malam
Mere Saa Vi Thode Thode Ghat Aaunde...
-Nafasku juga sedikit sesak
Meri Nabaz Vi Thodi Katti Vajdi..
-Dan detak jantungku berdegup kencang
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Challa Ki Labhda Phire..
-Apa yang di cari oleh pengembara gila ini?
Yaaron Main Ghar Keda..
-Kawan dimana rumahku?
Lokan Toh Puchda Phire..
-Dia terus tanyakan pada setiap orang
Challa Hansda Phire,..
-Berkelana dengan senyuman
Challa Ronda Phire...
-Berkelana dengan air mata
Challa Gali Gali Rulda Phire..
-Berkelana tanpa tujuan di jalanan
Sekali Zay Aditya melihat gadis yang melakukan perjanjian dengan Tuhan saat di gereja. Mira.
Mira yang awalnya tidak terlalu memperhatikan pengamen jalanan seperti Zay Aditya, lama-lama menjadi tertarik karena Mira selalu melihat Zay Aditya di manapun dia minta saat pagi ataupun sore hari.
Seperti sekarang, Mira mengambil uang receh yang ada di saku jasnya dan meletakkannya ke wadah yang memang biasa disiapkan para pengamen tepat di depannya.
Challe Tu Sab Da..
-Kau milik semua orang..
Challe Tera Koi Nai..
-Namun tak ada yang menjadi milikmu
Challa Gali Gali Rulda Phire..
-Berkelana tanpa tujuan di jalanan
Challa Ki Labda Phire..
Apa yang di cari oleh pengembara gila.
Untuk sesaat Zay Aditya dan Mira saling berpandangan sebelum Mira memilih untuk pergi.
Zay Aditya tersenyum karena setelah sekian lama hanya bisa melihat Mira dari jauh, kini Zay Aditya bisa melihatnya secara dekat.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments