Zay Aditya sedang duduk di tepian air laut yang berada diantara perbukitan tinggi, tenda sudah berdiri, perapian sepertinya sudah mati setelah Zay selesai memasak makanan untuk makan siang dan menggantung sebuah teko agar air yang ada di dalamnya tetap.
Semilirnya angin laut, juga air laut yang sangat bening dengan warna biru muda cerah. Seolah-olah meminta Zay untuk menikmati pemandangan yang ada di depan matanya daripada melihat terus ke masa lalu.
Di tempat yang tidak jauh dari tempat di mana Zay mendirikan tenda dan sedang menikmati makanan hangat. Ada seorang wanita yang sudah berdiri di tengah-tengah tebing yang menonjol di antara dalamnya air laut.
Wanita itu terlihat menggunakan pakaian renang dan bersiap untuk menceburkan diri ke air laut.
Sambil menghela nafas panjang, wanita itu mulai melakukan gerakan atau posisi bersiap untuk masuk ke dalam air.
Byur !!
Wanita itu memasuki air, kepalanya keluar dan mulai mengigil karena air lebih dingin dari perkiraan nya.
"Brrrtttt (mengigil). Aku tidak menyangka jika air ini sangat dingin. Hu, aku tidak tahan lagi," lirih wanita yang bernama Akira.
Akira melihat seorang tentara yang sedang duduk bersantai sambil menikmati air hangat dan memandang ke arahnya.
"Hei, tentara..."
Akira melambaikan tangan ke arah Zay, berharap saya akan mengerti kode bahwa Akira sedang membutuhkan pertolongan.
"Helm me, please. (Tolong aku..)" Akira melambaikan tangan dan berusaha untuk tetap menahan kepalanya agar berada di atas permukaan air.
"Hiii, aku benar-benar kedinginan. Air ini sudah membuat kakiku terasa beku."
Akira kembali berteriak dan melambaikan tangan ke arah Zay, namun sepertinya Zay tidak sedikitpun akan bangkit dari tempat duduknya dan menolong Akira.
Akira tengelam. Dia sudah pasrah akan apa yang dia lakukan.
Kemudian...
Samar-samar Akira membuka mata dan dia melihat prajurit itu sedang menekan ke arah dadanya.
"Uhuk... Uhuk..."
Zay membantu Akira yang sudah tersadar dan mengenakan jaket miliknya untuk menjaga agar tubuhnya hangat, dan mengisi gelas air yang kosong dengan air teko yang berisi air panas.
"Soldier, Why are you late to help me? Why didn't you come right away when I called for the first time? Don't you know that at that time my life was in danger?."
(Tentara, Kenapa kamu terlambat untuk menolongku? Kenapa kamu tidak segera datang saat aku memanggil untuk pertama kalinya? apakah kamu tidak tahu jika saat itu nyawaku sedang dalam bahaya?) tanya Akira dengan tubuh menggigil dan suara khas orang kedinginan.
Zay Aditya tidak bersuara, dia justru memberikan gelas yang sudah berisi air panas itu kepada Akira. Lalu menepuk bahunya sebelum pergi.
Akira yang gemetar segera mengarahkan gelas yang berisi air panas kemudian menyeruput sedikit untuk membuat badannya hangat.
"Hasn't the army taken an oath to protect and prioritize the safety of the people? Why are you so late in helping me? What if I die?"
(Bukankah tentara sudah mengambil sumpah untuk melindungi dan mendahulukan keselamatan rakyat? Kenapa kamu sangat terlambat dalam menolongku? Bagaimana jika aku mati?). teriak Akira.
Sayang nya Zay Aditya sudah pergi dengan menggunakan motornya. Entah sejak kapan Zay melipat tendanya, yang jelas Zay sudah pergi dengan semua peralatan yang tadi menemani waktu santainya setelah menjinakkan bom.
"Look, is a soldier like that worthy of being called an army? he didn't even say a word because he was too late to help me."
(lihatlah apa tentara seperti itu layak dipanggil tentara? dia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata karena dia sudah terlambat menolongku).
Setelah Akira kembali pada suhu normalnya, dia berjalan menuju tas dan juga kamera yang sengaja dia pasang untuk merekam aksinya saat menceburkan diri ke dalam air laut.
Akira memutar ulang rekaman itu, senyum penuh kemenangan tergambar di wajah Akira saat melihat bahwa dia berhasil merekam momen saat dirinya menceburkan diri ke air itu.
"Mereka harus membayar mahal atas tindakanku yang ini." Ucap Akira sambil membawa pulang kamera dan juga tas ranselnya.
Akira sudah berganti pakaian dan bersiap untuk menuju ke rekaman itu kepada tiga rekannya yang juga ikut magang di ARC Chanel.
Rekaman saat Akira menceburkan diri ke air laut kembali diputar dan membuat ketiga rekannya terkejut.
"Wow Akira, I didn't expect that you would actually do this. You know, you can bankrupt me with all the challenges you're capable of. This is the fifth challenge in the last 2 weeks."
(Wow Akira, Aku tidak menyangka jika kamu akan benar-benar melakukan ini. Kamu tahu, kamu bisa membuatku bangkrut dengan semua tantangan yang mampu kamu lakukan. Ini adalah tantangan kelima dalam 2 minggu terakhir.) ucap rekan kerja Akira yang bernama Rendi, sambil memberikan tiga lembar uang berwarna merah kepada Akira. Di ikuti oleh dua rekan lainnya yang memberikan jumlah uang yang sama.
"Yes, the universe wouldn't know if during Akira's internship at ARC Chanel, he was already getting gross pay."
(Ya, semesta tidak akan tahu jika selama Akira magang di ARC Chanel, dia sudah mendapatkan bayaran kotor.) Akira tersenyum sambil menerima semua uang itu dari ketiga rekannya.
Akira segera memasukkan uang itu saat melihat ketua kelompoknya datang.
"listen you bad boys, it's my day off and i don't want to look you in the eye. But remember, tomorrow I want to see you guys at the office at exactly 08.00 in the morning."
(Dengar kalian para anak-anak nakal, ini adalah hari liburku dan aku tidak ingin melihat kalian di sepanjang jauh mata. Tapi ingat, besok aku ingin melihat kalian di kantor tepat pukul 08.00 pagi.) ucap wanita berambut pirang dan menggunakan kacamata itu sambil berlalu meninggalkan Akira dan ketiga temannya.
Akira segera mengejar wanita berambut pirang dan menggunakan kacamata yang bernama Lilis.
"Mr. Lilis. Don't you intend to take me and make me an employee at the ARC Chanel center in London?"
(Nona Lilis, tidakkah Anda berniat untuk mengambil saya dan menjadikan saya karyawan di pusat ARC Chanel di London??) tanya Akira jalan cepat mengikuti irama langkah kaki Lilis.
"Akira, looks like you're very excited to join ARC Chanel?"
(Akira, kelihatannya kamu sangat bersemangat untuk bergabung bersama dengan ARC Chanel?)
"Yes, being a reporter and being able to join ARC Chanel which is very global is my dream since childhood. So, can Miss Lilis add me to the recommendation list for new employees who will join ARC Chanel? please."
(Ya, menjadi reporter dan bisa bergabung dengan ARC Chanel yang sangat mendunia adalah impian saya sejak kecil. Jadi, bisakah nona Lilis memasukkan saya ke daftar rekomendasi karyawan baru yang akan bergabung dengan ARC Chanel? aku mohon). pinta Akira dengan memasang wajah bersedih dan menaruh kedua tangan di dada.
Lilis menghentikan langkah kakinya dan menatap Akira.
"If you really want to know my answer, then listen to this. my answer is no and never will. so now get out of my sight.."
(Jika kamu sangat ingin mengetahui jawabanku, maka dengarkan ini. jawabanku adalah tidak dan tidak akan pernah. jadi sekarang pergilah dari hadapanku.)"
Lilis pergi meninggalkan Akira yang memasang wajah nenek lampir.
"Argh... Ini menyebalkan."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments